Selama ini banyak orang mengira bila Kabupaten Kuningan hanya terkenal akan keindahan wisata alamnya saja. Padahal daerah tersebut masih menyimpan berbagai keunikan yang tak dimiliki daerah lain. Contohnya, yakni adanya kain batik khas Kota Kuda.
Meski bukan termasuk daerah produsen batik, nyatanya Kabupaten Kuningan telah lama menjadi 'rumah' bagi para perajin yang terus berusaha melestarikan warisan leluhur bangsa Indonesia ini. Bahkan kualitasnya bisa diadu dengan kain batik dari Cirebon dan sekitarnya.
Berlokasi di Desa Cikubangsari, Kecamatan Kramatmulya, batik khas Kuningan dipajang di sebuah toko bernama Nisya Batik. Di tempat ini, calon pembeli akan disuguhkan dengan variasi produk berupa kain, baju kemeja, daster emak-emak, tas anak, hingga ikat kepala orang Sunda yang terbuat dari bahan katun berkualitas tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentunya semua busana itu telah disisipkan motif batik khas Kuningan yang berpadu sempurna dengan warna-warna tertentu. Semua produk ini merupakan hasil kreasi dari tangan-tangan kreatif perajin di Nisya Batik.
Adapun untuk motifnya, kain batik yang diproduksi Nisya Batik biasanya mengadopsi ciri khas dari tiga ikon Kabupaten Kuningan, yaitu Ikan Dewa, Bokor Emas dan Kuda. Kemudian dalam proses pembuatannya corak tersebut akan dilebur menjadi sebuah pola guratan cantik yang dikombinasikan dengan ornamen lain seperti bunga, daun serta desain lainnya.
"Motifnya ada bokor, ikan dewa dan pastinya kuda. Itu semua ikon Kuningan. Ada juga motif Perjanjian Linggarjati, tapi saat dimasukan ke kain itu enggak muncul. Kita juga punya motif Gunung Ciremai," kata Pemilik Nisya Batik, Emay Marsiti (60) kepada detikJabar, Rabu (2/8/2023) siang.
Toko yang dibuka sejak 2008 ini, kata Emay, sudah berhasil melahirkan puluhan motif batik yang mengusung konsep ikon-ikon di Kabupaten Kuningan. Sehingga jika dilihat sekilas, batik di tempatnya cukup berbeda dengan kain serupa dari daerah lain.
Cantik, estetik dan kekinian merupakan salah satu keistimewaan dari batik khas Kuningan. Menariknya semua motif yang tertuang di atas kain terlihat hidup dan tidak monoton. Emay menyebut hal ini karena corak tersebut dipadukan dengan warna cerah.
"Yang lain sih misalnya ada motif kuda, tapi itu kuda lumping. Kalau Kuningan kuda biasa. Konsumen yang penting warna dan jenis kainnya bagus. Untuk orang Kuningan sendiri motifnya yang penting ada ikon Kuningan," ungkap Emay.
Kain batik khas Kuningan yang terkenal cantik, ternyata telah berhasil dipasarkan sampai keluar Jawa. Bahkan tempat produksi Nisya Batik pun pernah kedatangan konsumen dari Australia dan mahasiswa asal Jepang yang ingin belajar membuat batik secara manual.
"Paling jauh ke luar Jawa. Tapi kita enggak pasarkan ke sana, lewat online dan dari mulut ke mulut. Terus dari wisata, pengunjung main ke sini belanja batik khas Kuningan. Wisatawan dari Australia pernah. Lagi awal-awal mah pernah ada pertukaran mahasiswa asal Jepang yang belajar membatik di sini," ujar Emay.
Berdasarkan pengakuan Emay, setidaknya dapat ditarik kesimpulan menarik jika batik Kuningan sudah mendapatkan tempat tersendiri di hati pecinta fesyen tradisional. Khususnya mereka yang merupakan wisatawan asing.
Untuk harga kain batik khas Kuningan, Emay menyebut angkanya mulai dibanderol Rp 100 ribu. Namun khusus batik tulis dijual Rp 1 juta karena memiliki tingkat kesulitan dalam pembuatan dan kualitasnya pun tentu berbeda.
"Untuk satu baju Rp 100 ribu sampai Rp 160 ribu. Kita juga punya batik tulis, dijual Rp 1 juta," ucap Emay.
Banyak Dipesan ASN
Mengingat kualitas dan motifnya yang cantik, batik khas Kuningan tak hanya berhasil memikat para turis. Lebih dari itu, para pegawai pemerintahan sampai perangkat desa di Kuningan sangat antusias memborong baju di Nisya Batik.
Salah satunya dilakukan Pemdes Ciherang yang telah memesan sejumlah baju batik untuk para pegawainya. Sejak Selasa (1/8/2023) kemarin, mereka datang langsung ke toko yang berlokasi di Desa Cikubangsari itu.
Kepala Desa Ciherang, Majda menilai batik khas Kuningan yang diproduksi di Nisya Batik memiliki kualitas bagus dengan harga relatif terjangkau. Dalam beberapa tahun terakhir, pihaknya sudah memborong baju batik di tempat ini.
"Melihat batik Kuningan pastinya harus melihat ikon-ikonnya seperti ikan Cigugur, bokor dan kuda. Kalau tidak ada motif itu, ya sama saja dengan batik pada umumnya," kata Madja.
Madja mengungkapkan, kehadiran batik Khas Kuningan ini setidaknya dapat menjadi sarana untuk mengenalkan budaya dan ikon Kuningan. Dengan begitu, wisatawan bisa membelinya sebagai buah tangan dari Kota Kuda.
Baca juga: Puncak Pinus Kertajaya Ciamis yang Menawan |
Setiap hari Kamis, kata dia, seluruh pegawai negeri di Kuningan wajib mengenakan seragam batik. Dengan adanya produk ini, pihaknya tidak lagi bingung untuk memakai baju dengan motif-motif batik khas Kuningan.
Majda berharap agar batik Kuningan lebih terkenal lagi di luar sana. Sehingga para perajin batik dapat memperoleh pemasukan dengan laris-manisnya hasil kerajinan mereka.
"Kami milihnya batik Kuningan, karena ini ciri khas dari daerah kami," pungkasya.
(mso/mso)