Penari Ronggeng Sukabumi Guncang Menara Eiffel

Penari Ronggeng Sukabumi Guncang Menara Eiffel

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 21 Mar 2023 12:15 WIB
Gamelan Sari Oneng, yang memukau di peresmian Menara Eiffel Paris
Gamelan Sari Oneng, yang memukau di peresmian Menara Eiffel Paris (Foto: Alamy Stock Photo dan Parisienne De Photography)
Sukabumi -

Lenggak-lenggok penari ronggeng di Sukabumi pernah menggemparkan peresmian menara Eiffel pada Maret 1889 silam. Daya magis para penari berpadu mesra dengan suara gamelan yang saling bersahut di bawah monumen paling diakui di dunia itu.

Di balik peresmian menara Eiffel, ternyata ada peran warga Indonesia yang saat itu tengah dijajah Hindia Belanda. Peristiwa itu direkam oleh seorang jurnalis Frantz Jourdain yang menulis di beberapa koran Eropa. Dia menyebut jika Belanda seolah membawa langsung 'sebongkah kekayaan' Jawa ke Paris.

Kekayaan yang dimaksud adalah kesenian gamelan dan tarian ronggeng Sari Oneng. Para pemain gamelan Sari Oneng yang juga pekerja perkebunan teh Parakansalak, ternyata turut memeriahkan peresmian Menara Eiffel di Paris, Perancis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penulis buku Soekaboemi The Untold Story, Irman Firmansyah mengatakan, peresmian menara Eiffel ini sebagai gerbang pameran dunia bertepatan dengan 100 tahun Revolusi Prancis. Pameran itu bertajuk Exposition Universelle yang berlangsung selama enam bulan, dari 6 Mei sampai 6 November 1889 di kaki menara Eiffel.

"Dalam pameran tersebut, Hindia Belanda turut membangun faviliun Le Village Javanais, alias Desa Jawa. Dalam buku pengantar tertera tulisan Le Kampong Javanais, alias Kampung Jawa, di situlah para pemain gamelan Sari Oneng Parakansalak, Kabupaten Sukabumi menunjukkan kemampuan berseninya," kata Irman saat dikonfirmasi detikJabar, Kamis (16/3/2023).

ADVERTISEMENT
Gamelan Sari Oneng, yang memukau di peresmian Menara Eiffel ParisGamelan Sari Oneng, yang memukau di peresmian Menara Eiffel Paris Foto: Alamy Stock Photo dan Parisienne De Photography

Tujuan Sari Oneng tampil di Paris ternyata Belanda ingin memperlihatkan kedigdayaan di tanah koloninya. Mereka berencana membuat stand pameran di lokasi pameran tersebut. Akan tetapi, pemerintah Belanda saat itu tak punya anggaran untuk mewujudkan tujuannya tersebut.

Akhirnya pihak Javasche Bank yang diketuai Van den Berg menjalin kerjasama dengan keluarga Kerkhoven dan Mundt dari Perkebunan Sinagar dan Parakansalak, Sukabumi. Mereka melakukan pendekatan dengan Sekretaris Englisch Indische Company (semacam VOC-nya Inggris) HP Cowan dan mengajaknya ke Sukabumi untuk melihat penampilan gamelan dan tari ronggeng Sari Oneng.

Rombongan asal Sukabumi membawa dua paket gamelan Sunda yang salah satunya diberikan sebagai hadiah dari Pemerintah Belanda kepada Conservartorie Muse de I'Home-Paris. Sedangkan seperangkat gamelan lainnya dibawa dari Parakansalak untuk promosi teh.

"Keberhasilan personel pameran dari Sukabumi sebenarnya tidak lepas dari lobi Belanda karena saat itu Paris kurang diperhitungkan negara-negara Eropa lainnya. Belanda merasa perlu memperlihatkan keunikan koloninya (dari) bantuan kedua pemilik perkebunan di Sukabumi," kata dia.

Gamelan Sari Oneng.Gamelan Sari Oneng. Foto: Istimewa

Berkat dukungan kedua pengusaha tersebut, Le Village Javanais berhasil dibangun dengan indah. Keindahan rumah Jawa dengan bahan bambu dan daun kelapa termasuk penampilan gamelan Sari Oneng menjadi daya tarik pengunjung.

Penari-penari yang lincah dan ramah berhasil menyedot ratusan ribu orang. Hal itu diperkuat oleh laporan seorang wartawan majalah Eigen Haard asal Belanda, De Messter yang menuliskan bahwa Kampung Jawa termasuk gamelan Sari Oneng mendapat sambutan paling meriah di antara anjungan yang lain.

Simak Artikel Lainnya tentang Magis Penari Ronggeng di Eiffel

1.
2.
3.
4.
5.
6.
(yum/yum)


Hide Ads