Kota Cirebon menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Jawa Barat (Jabar). Selain surganya kuliner, Cirebon juga menyuguhkan wisata sejarah yang tak kalah menarik. Dari sejarah penyebaran Islam hingga kejayaan rokok era kolonial.
Salah satu yang menjadi tujuan wisata adalah kawasan gedung tua. Di kawasan ini terdapat bangunan era kolonial yang tersohor yang menjadi salah satu pabrik rokok terbesar. Namanya British American Tobacco (BAT). Warga Cirebon mengenalnya dengan nama gedung BAT.
Tak sedikit yang berswafoto di kawasan gedung BAT. Terbaru, di kawasan ini juga dibangun replika Pedati Gede. Pedati bersejarah yang ada di Cirebon. Peninggalan warisan era Wali Sanga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah BAT
Sekadar diketahui, gedung BAT telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Cirebon. Bangunan BAT dibangun pada 1924. Pada 2018, seorang pengurus gedung BAT yakni Muhamad Yusuf menceritakan kepada detikcom tentang sejarah BAT.
Saat ini BAT tak lagi memproduksi rokok sejak 2010 silam. Penjualan yang kian menurun menjadi salah satu alasannya. Namun, Yusuf mengaku BAT menyimpan banyak kenangan.
"Sekarang produksinya pindah ke Malang, produksinya di Bentoel Grup. Tapi, di sini masih dijaga dan dirawat. Ada 10 satpam dan tiga orang yang merawatnya," kata Yusuf, beberapa waktu lalu.
Yusuf pun menunjukkan foto-foto produk rokok yang diproduksi oleh perusahaan asal Inggris itu, seperti Lucky Strike, Pall Mall, Ardath, Kansas, Commfill, dan lainnya. Sementara untuk produk rokok yang pernah dibuat oleh BAT di Indonesia sebelum tahun 1960 di yakni Double Ace, Gold Fish, Mascot, Medal, Kresta, Pirate, Bison, dan rokok khusus untuk militer.
Mungkin masih ada yang familiar dengan merek-merek rokok tersebut? Di pabrik Cirebon inilah dulu dibuatnya. Kini gedung BAT di Cirebon hanya saksi bisu kejayaan rokok-rokok tersebut.
Yusuf menceritakan sejarah BAT dari buku milik perusahaan BAT yang ia baca. Dia mengatakan pertama kali dibangun pada 1924 di Cirebon. Usai membangun kerajaan bisnis rokoknya di Cirebon, lanjut dia, pihak BAT melanjutkan pembangunan pabrik lagi di beberapa daerah, yakni Semarang dan Surabaya.
Dalam perjalanannya, BAT sempat mengalami masa-masa sulit, seperti masa Perang Dunia Kedua. Pabriknya sempat direbut oleh Jepang. "BAT mengalami hambatan selama masa Perang Dunia Kedua tahun 1943. Perusahaan sempat dikuasai Jepang. Kegiatan produksi sempat dihentikan," katanya.
Enam tahun setelah perusahaan dikuasai Jepang, BAT kembali memproduksi rokok dan mulai menunjukkan kejayaan pada tahun 1949, empat tahun setelah Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. BAT pun terus berkembang dengan nama baru, BAT Manufacture Indonesia Limited.
"Tahun 1972 di Cirebon (BAT) masih memproduksi dan sedang berkembang, sementara di Surabaya sudah ditutup. Kemudian di Semarang berhenti pada 1 Juli 1989. Dan, tahun 2010 Cirebon mulai berhenti memproduksi," ujar Yusuf.
Yusuf mengatakan gedung BAT memiliki luas sekitar satu hektare. Ia mengatakan mesin-mesin produksi rokok sudah dipindahkan. "Gedung sudah dikosongkan. Ruangannya banyak, ada ruang produksi, pengepakan, perkantoran, dan lainnya. Sekarang masih dijaga dan dirawat," ucapnya.
Akses Menuju Gedung BAT
Nah detikers, kawasan BAT ini tak jauh dari Alun-alun Kejaksan atau Masjid Raya At Taqwa atau kawasan pusat Kota Cirebon. Jika detikers ingin berkunjung ke sini menggunakan kendaraan pribadi, kalau dari Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon cuma membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Gedung BAT ini tak jauh dekat dengan Pelabuhan Cirebon.
Jika dari Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon atau Masjid Raya At Taqwa, maka detikers berkendara menuju Jalan Veteran melewati Polres Cirebon Kota, kemudian dilanjutkan ke arah Jalan Sisingamangaraja lurus ke Jalan Benteng, dan ke Jalan Pasuketan. Lokasi Gedung BAT ini di Jalan Pasuketan.
Sementara itu, rute lainnya bisa menuju ke Jalan Karanggetas dari Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon atau Masjid Raya At Taqwa, kemudian dilanjutkan ke arah Jalan Pajunan. Setelah itu, belok kanan menuju Jalan Kantor, dan Jalan Pasuketan. Jalan Kantor ini bersinggungan dengan Jalan Pasuketan, persis BAT berdiri.
Untuk akses melalui angkutan kota (angkot) bisa menggunakan beberapa trayek. Tarif angkot di Kota Cirebon Rp 4 ribu untuk umum. Jika ingin menuju BAT bisa menggunakan angkot trayek D1, AX GC, GP dan D2, turun di Jalan Benteng. Kemudian jalan kaki menuju BAT.
Kemudian, bisa juga menggunakan angkot trayek D5. Trayek ini melintasi Jalan Pasuketan. detikers bisa turun langsung di depan gedung BAT.
(iqk/iqk)