Napak Tilas Kejayaan Kanjeng Prebu di Situs Jambansari Ciamis

Napak Tilas Kejayaan Kanjeng Prebu di Situs Jambansari Ciamis

Dadang Hermansyah - detikJabar
Selasa, 22 Nov 2022 06:00 WIB
Situs Jambansari Ciamis
Situs Jambansari Ciamis (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Di tengah perkotaan Ciamis, Jawa Barat, ada sebuah lokasi persawahan yang tidak begitu luas. Di tengahnya terdapat sebuah pemakaman yang dinamakan Situs Jambansari.

Situs tersebut merupakan tempat pemakaman salah seorang pemimpin Galuh yakni RAA Kusumadiningrat beserta keluarganya. RAA Kusumadiningrat atau Kanjeng Prebu telah berjasa dalam pembangunan Kabupaten Galuh yang kini Ciamis.

Situs Jambansari juga sebagai ikon Ciamis dan menjadi tujuan wisata heritage. Meski di tengah kota namun suasananya cukup menenangkan dengan beberapa pohon besar yang membuat lokasi situs menjadi adem. Namun sayangnya, kini bangunan di area pemakaman Situs Jambansari ini memprihatinkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RAA Kusumadiningrat sendiri memimpin Kabupaten Galuh pada masa kolonial Gubernur Belanda Van Den. Kanjeng Prebu memimpin periode 1839-1886.

Nandang Sembada Putra, Juru Kunci Situs Jambansari menceritakan kisah Kanjeng Prebu sebagai pimpinan Galuh yang mampu mensejahterakan rakyatnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Nandang, Kanjeng Prebu anak dari Adipati Adikusumah yang juga penguasa Galuh dan kakeknya juga Bupati Galuh Raden Tumenggung Wiradikusumah. Kanjeng Prebu juga merupakan keturunan Pangeran Haur Kuning dari Kerajaan Galuh.

"Eyang Kanjeng Prebu diangkat menjadi pimpinan pasukan Galuh di usia 17 tahun. Setelah berkiprah, Kanjeng Prebu akhirnya diangkat jadi asisten residen berpangkat Adipati oleh Belanda pada era Gubernur Van den," ujar Nandang, Senin (21/11/2022).

Situs Jambansari CiamisSitus Jambansari Ciamis Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Dengan kepiawaiannya dalam berpolitik, RAA Kusumadiningrat mendapat penghargaan payung kuning dari Gubernur Belanda.

Kanjeng Prebu dianugerahi seluruh aspek ilmu, terutama agama yang berjasa dalam syiar Islam. Mengajarkan dan mengajak rakyatnya yang masih menganut kepercayaan lama, tapi tidak melupakan sejarah dan budaya.

"Beliau mengajak rakyat mengikuti keyakinan yang baru dengan dakwah yang bersahaja dan sopan santun. Eyang sendiri dakwah dengan ilmu thoriqoh syattariyah dari Cirebon," jelasnya.

Pembangunan Era Bupati Galuh RAA Kusumadiningrat

Salah satu syiarnya dengan membangun Kauman atau Masjid Agung yang hingga kini berdiri. Awalnya masjid berdesain mirip masjid Demak, namun kini telah direnovasi beberapa kali.

Nandang juga menjelaskan selain membangun Masjid Agung, RAA Kusumadiningrat juga berjasa membangun pusat perkotaan Ciamis. Mulai dari membangun Pusat Pemerintahan Gedung Loji yang kini pendopo, Kantor Kawat atau sekarang jadi Kantor Pos.

"Dulu masyarakat kecil sulit untuk mendapat pendidikan. Kanjeng Prebu pun membangun sekolah bagi warga yang tidak mampu yang sekarang berupah menjadi SMPN 1 Ciamis.

Selain membangun pusat pemerintahan, Kanjeng Prebu juga membangun pusat perekonomian seperti Alun-alun, pasar. Bahkan Kanjeng Prebu pun berjasa dalam pembangunan Jembatan Kereta Api Cirahong.

"Kanjeng Prebu menginstruksikan kepada pejabat di pelosok untuk membangun mushala. Maka pesat lah syiar Islam di Ciamis," ungkapnya.

Daerah Galuh Jadi Sentra Kelapa

Pada masa pemerintahan RAA Kusumadiningrat, Kabupaten Galuh juga dikenal sebagai sentra kelapa. Kala itu RAA Kusumadiningrat mewajibkan setiap rakyat Galuh yang akan menikah atau calon pengantin wajib menyerahkan dua tunas kelapa dan dua lembar tikar saat seserahan.

Tunas kelapa tersebut wajib ditanam dan dipelihara sampai tumbuh. Sedangkan dua tikar diserahkan ke masjid.

"Strategi ini berhasil menjadikan Galuh sebagai sentra kelapa. Maka Ciamis sekarang terkenal galendo yang terbuat dari bahan baku kelapa," jelasnya.

Situs Jambansari CiamisSitus Jambansari Ciamis Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Bahkan ada orang Cina yang sampai berinvestasi membuat pabrik pengolahan minyak, salah satunya pabrik Gwan Hien. Namun saat ini sudah tutup.

Menurut Nandang, meski saat itu sedang dijajah Belanda, namun warga Galuh tidak merasa dijajah. Dengan kemahirannya dalam berdiplomasi, RAA Kusumadiningrat berhasil membebaskan rakyatnya dari kerja paksa.

"Sebetulnya jasa beliau sangat banyak dalam pembangunan Galuh ini, tapi intinya seperti itu. Pada masanya rakyat Galuh sejahtera, bahagia, murah sandang, pangan papan. Harapannya figur RAA Kusumadiningrat bisa diteladani oleh pemimpin sekarang. RAA Kusumadiningrat bisa juga disebut bapak pembangunan," pungkasnya.

(yum/yum)


Hide Ads