Gitar menjadi alat musik yang disukai banyak kalangan. Termasuk Sodik Sudirga(73) yang sejak kecil gemar memainkan musik klasik Indramayu yang dikenal Tarling.
Sejak usia 7 tahun, Sudirga rupanya sering lihat dan dengar permainan nada gitar sang legenda mama Sugra (pencetus Tarling). Bakat alami yang dimiliki, membuat Sudirga lebih cepat memahami pola gerakan tangan saat memainkan gitar. Bahkan, memainkan gitar jadi hobi utamanya saat remaja.
Namun, di tengah perjalanan, Sudirga putus sekolah ketika duduk di kelas 2 SMP. Sejak saat itu, Sudirga mulai mengikuti seniman Tarling di berbagai pentas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berhenti sekolah terus ikut sama Mama Sugra (Pencipta Tarling) dan Sanjaya (rekan mama Sugra). Saya jadi panjak (nayaga) dalam pagelaran tarling yang sudah buming di masyarakat. Ketika itu saya termasuk paling muda si kalangan seniman," kata Sudirga, musisi senior tarling Indramayu, Rabu (5/10/2022).
Sambil memainkan gitar, Sudirga di tahun 1972, ia beranikan diri mendirikan grup Tarling. Bermodal 2 alat musik gitar, gong, kendang, kecrek dan kebluk, serta pengeras suara (membran). Grup musik tarlingnya cepat tenar dan banyak pesanan manggung.
"Saat itu jarang pertunjukan kesenian, jadi grup musik tarling saya cepat meledak akeh sing nanggap (banyak yang sewa)," ujar Sudirga.
Sudirga juga merekam, sepanjang perjalanan musik tarling mengalami perubahan. Dari sekedar memainkan musik gitar dan seruling. Para musisi juga mulai menambahi dengan drama. Sehingga disebut Drama Tarling.
Di era drama tarling, gairah tontonan musik tarling semakin meroket. Totalitas aktor dalam memerani tokoh dalam drama jadi hal yang paling ditunggu penonton.
"Wah dulu orang nonton kadang sampai ikut nangis kalau lagi cerita sedih. Waktu itu banyaknya drama pendek seperti judul pegat balen (cerai-rujuk), Drama yang paling awal itu judulnya drama Sudirja yang mengisahkan wong miskin (orang kaya) terus judul Anak Tiri," kata Sudirga saat mengenang kisahnya.
Sekedar diketahui, Tarling bermula dari kisah Mama Sakim berhasil mengubah nada gamelan ke dalam petikan senar gitar. Kemudian, putranya (Mama Sugra) turut mengikuti genre musik yang dimainkan ayahnya. Bahkan, seiring perjalanan musik itu kemudian diiringi oleh berbagai alat musik lainnya termasuk seruling.
Sejak saat itu, Tarling atau singkatan dari gitar (gitar) dan suling (seruling) semakin berkembang. Tak hanya di Indramayu, musik tarling juga ramai dimainkan seniman di Cirebon.
(yum/yum)