Kemampuan Istimewa Bripka Heryan Lantunkan Tembang Kesundaan

Kabupaten Sumedang

Kemampuan Istimewa Bripka Heryan Lantunkan Tembang Kesundaan

Nur Azis - detikJabar
Sabtu, 27 Agu 2022 09:01 WIB
Bripka Heryan Rosipriraga.
Bripka Heryan Rosipriraga saat tampil (Istimewa).
Sumedang -

Masyarakat Sunda sangat kaya akan seni dan budayanya. Salah satunya dalam hal seni tembang kasundaan seperti kawih, pupuh, Cianjuran dan lain-lain.

Di era milenial, seni tembang kasundaan terasa spesial lantaran tidak banyak orang yang bisa melantunkannya. Pasalnya, seni vokal satu ini memiliki tingkat kesulitan serta aturannya tersendiri. Kendati demikian, siapa pun dapat mempelajarinya jika diiringi dengan ketekunan dan keseriusan.

Seperti dibuktikan oleh anggota Kepolisian Sektor Cimalaka, yakni Bripka Heryan Rosipriraga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heryan yang merupakan warga Gunasari, Kecamatan Sumedang Selatan ini cukup piawai melantunkan tembang-tembang kasundaan tersebut.

"Saya bisa melantunkan pupuh, kawih mangkoko, tembang cianjuran, pop sunda, dangdut, dan tiga lagu Italia," paparnya kepada detikJabar, Jumat (26/8/2022).

ADVERTISEMENT

Keahliannya itu dapat dibuktikan dalam channel YouTube pribadinya, yakni RossyRaga. Di sana terlihat bagaimana ia begitu piawai melantunkan berbagai tembang kasundaan.

Kecintaannya pada tembang kasundaan dimulai selepas duduk di bangku SMA pada tahun 2004. Hal itu berawal saat mimpinya untuk menjadi anggota polisi harus tertahan terlebih dulu lantaran ia dinyatakan tidak lulus saat mengikuti tes.

"Saya daftar anggota polisi awalnya tidak lulus-lulus," ujarnya.

Di waktu-waktu itulah, ia pun mulai menyibukan diri dengan berkesenian sambil menunggu pendaftaran menjadi anggota polisi selanjutnya.

"Awalnya saya cuma untuk mengisi waktu saja karena waktu itu saya tidak kuliah dan tidak kerja, ditambah tidak lulus tes polisi jadi saya harus nunggu pendaftaran tahun depannya," ungkapnya.

Kecintaannya pada tembang kasundaan berawal saat ia diajak menyaksikan latihan tembang Cianjuran oleh salah satu temannya. Dan, ajakan itu dilakukan hampir tiap malam.

"Saya awalnya hanya diajak-ajak teman nonton latihan tembang Sunda Cianjuran hampir tiap malam," paparnya.

Seolah seperti magnet, ia pun pada akhirnya turut tertarik untuk mempelajari kesenian satu itu. Meski pada awalnya, ia mengaku cukup kesulitan saat mempelajarinya.

"Teknik vokal untuk Tembang Sunda Cianjuran itu tehnik vocalnya cukup sulit dan ini jadi tantangan bagi saya yang saat itu mulai menyukai tembang-tembang kasundaan," ujarnya.

Menurutnya, jika seseorang menguasai tembang-tembang kasundaan seperti kawih, pupuh atau tembang cianjuran maka ia tidak akan kesulitan untuk menyanyikan lagu-lagu lainnya, seperti lagu bergenre pop atau dangdut. Namun tidak sebaliknya.

"Dalam tembang kasundaan itu kaya dengan teknik vokal, salah satunya cengkok-nya, cengkoknya itulah yang cukup sulit sampai bisa menguasainya," terangnya.

Dengan latihan yang serius, Heryan kini cukup piawai dalam melantunkan tembang-tembang kasundaan. Bahkan ia telah memiliki pengalaman manggung ke berbagai daerah.

"Alhamdulillah dengan berkesenian, saya bisa mengunjungi daerah-daerah seperti Jakarta, Bali, Kediri, Bandung dan daerah-daerah lainnya," paparnya.

Namun menurutnya, pengalaman manggung yang paling berkesan saat tampil di hadapan bapak Kapolda Jawa Barat yang saat itu dijabat Inspektur Jenderal Tubagus Anis Angkawijaya.

"Paling berkesan itu saat nembang di ruangannya bapak kapolda dan disaksikan langsung lagi," tuturnya.

Ia mengaku paling suka pada tembang sunda cianjuran laras mandalungan; mamaos - pager baya dengan panambih-pangling mamaos. Tembang tersebut bercerita tentang jiwa ksatria, kehidupan serta pertemuan antara makhluk dengan Sang Penciptanya.

"Inti dalam tembang itu menceritakan kita itu makhluk tapi sering melupakan SangPenciptannya,"paparnya.

Tembang Kasundaan Menjadikan Heryan Tidak Kaku saat Jadi Anggota Polisi

Mimpi Heryan menjadi anggota polisi pun pada akhirnya dapat terwujud pada tahun 2006. Ia dinyatakan lulus tes setelah sebelumnya mencoba empat kali daftar.

Berkesenian yang telah ditekuninya selama 2 tahun lamanya tersebut, pada akhirnya mempengaruhi kepribadiannya yang lebih berkarakter.

"Karena tembang itulah hati saya menjadi lunak karena lagu-lagunya mengandung pepatah bahkan isi dalam Al Qur'an dituangkan dalam sebuah lagu tembang yang bisa membentuk karakter dan kepribadian," paparnya.

Ia merasa dengan memiliki dasar jiwa seniman, menjadikannya tidak terlalu kaku saat menjadi anggota polisi. Terlebih, institusi kepolisian pun turut mendukungnya dalam berkesenian.

"Kepolisian malah mendukung karir saya hingga saya pernah menyabet juara di event-event bergengsi Jawa Barat," ucap suami dari Susan Derianti,S.PD yang kini telah dikaruniai 2 buah hati.

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)


Hide Ads