Cara Serdadu Bamboe Bawakan Musik Punk Sempat Ditentang

Musik Asik

Cara Serdadu Bamboe Bawakan Musik Punk Sempat Ditentang

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 03 Feb 2025 15:30 WIB
Seradadu Bamboe
Serdadu Bamboe (Foto: Istimewa).
Sumedang -

Kritik dan pesan sosial tetap disuarakan band punk asal Kabupaten Sumedang ini. Meski tampil dengan menggunakan alat musik tradisional Sunda, yakni calung, para personel Serdadu Bamboe tetap bisa mengekspresikan diri dan percaya diri tampil di atas panggung yang disaksikan banyak para pecinta musik punk.

Asep Mukhtasor atau akrab disapa Kopral yang juga merupakan salah satu pendiri Serdadu Bamboe mengatakan, bukan hal mudah mendirikan grup musik beraliran punk namun menggunakan alat musik tradisional dalam setiap penampilannya.

Tak hanya datang dari satu pihak, kritikan bermusik punk dengan menggunakan alat musik tradisional datang dari dua pihak, yakni dari seniman atau pegiat musik Sunda hingga dari kalangan punk itu sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kritikan itu sudah sampai ke kita, dari mulai komunitas punk tidak menerima karena mereka berpikir jika punk distorsi, terus dari sesepuh kesenian Sunda juga ada penolakan, karena kalau dari Bahasa Sunda keluar dari tetekon, tapi saya berpikir kalau bukan kita siapa lagi, karena orang jangan lihat kita dari luar, kalau mereka mencela dan tidak menerima keberadaan kami, apakah mereka melakukan seperti lami? Kan belum tentu," kata Kopral saat ditemui detikJabar di kediamannya yang berada di Cimanggung, Kabupaten Sumedang.

"Kami tetap berkesenian dengan style kami," tegas Kopral.

ADVERTISEMENT

Kopral mengungkapkan, dibutuhkan waktu panjang untuk yakinkan publik jika aliran punk yang dilakukan kopral tidak menyimpang tapi semata-mata merupakan bentuk ekpresi diri dan cara untuk merawat budaya.

"Konsisten, kita dalami calungnya sendiri, bahkan ada personel sampai bisa bikin calung sendiri, dengan konsisten dan lirik yang kami sampaikan melalui lagu-lagi kami sudah menjelaskan bahwa calung itu berawal dari kesenian rakyat, rakyat menengah ke bawah. Kalau bonang itu musik dulunya buat menyambut para sultan atau tokoh, kalau calung enggak, calung musik rakyat, dengan dikolaborasikan dengan ideologi kami calung cocok banget," ungkap Kopral.

Lalu cara apa yang dilakukan kopral dan kawan-kawannya untuk meyakinkan komunitas punk sendiri, agar mereka bisa diterima?

"Liriknya kami sama dengan mereka, karena ideologi kami sama, tujuan kami sama, akhirnya mereka bisa berpikir lebih dewasa meski butuh waktu lama dan lama kelamaan mereka menerima dengan konsistennya kami, dengan budaya kita sendiri akhirnya mereka menerima karena mereka juga belum tentu bisa melestarikan budaya kita sendiri," jelasnya.

Datang Banyak Undangan

Salah satu bukti jika Serdadu Bamboe diterima di komunitas punk yakni banyaknya undangan manggung untuk Kopral dan kawan-kawannya. Menurut Kopral setiap bulannya selalu ada saja undangan manggung bagi Serdadu Bamboe.

"Alhamdulillah dalam sebulan bisa dua-tiga kali, main di komunitas punk Garut, main di BIP dan launching Melodi Kasunda. Terus pernah di UIN Jakarta, Tasikmalaya, Cirebon, Bandung sudah pasti, terus Purwakarta dan lainnya," ujar Kopral.

Selain itu, bukti lainnya keberadaan Serdadu Bamboe bisa diterima di komunitas punk, banyak pencinta punk yang menikmati penampilan Kopral dan kawan-kawan.

"Mereka bisa menerima ketika ada acara khusus komunitas punk kami diundang, ketika kami tampil mereka pogo dan lagi-lagi kami didengar dan dinyanyikan, kita berteriak bersama memberikan apa yang terjadi di negeri ini," jelasnya.

Kian Percaya Diri Saat Manggung

Menurut Kopral, selain mendapatkan banyak kritikan, menurutnya saat didirikan Serdadu Bamboe sempat berganti personil. Namun baginya, itu merupakan hal biasa.

"Memang sulit, saya juga personil gonta ganti beberapa kali, tapi dengan seiring waktu mereka terketuk hatinya untuk melestarikan budaya kita sendiri dan kenapa kita diam saja. Harus kita lestarikan dan akhirnya kita jatuh cinta dengan budaya kita sendiri. Sekaligus promosikan alat musik calung ini sendiri," tuturnya

Bahkan menurut Kopral, saat manggung juga dia dan kawan-kawannya sempat tidak percaya diri, tapi setelah banyak sambutan dari para pecinta punk mereka pun sudah terbiasa menghibur banyak penonton.

"Dibentuk dari hati, tidak bisa dipaksakan, pas pertama manggung tidak sepede sekarang, waktu itu tidak seperti sekarang. Tapi sekarang alhamdulillah," pungkasnya.




(wip/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads