Tujuh senjata pusaka berupa pedang, golok dan keris tersimpan rapi di Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang. Ketujuh senjata tersebut merupakan benda pusaka peninggalan Kerajaan Sumedang Larang.
Meski telah berusia ratusan tahun, benda-benda tersebut masih begitu terawat. Ukiran-ukiran yang menghiasi ketujuh senjata itu tampak begitu estetis.
Seperti motif ukiran naga yang terdapat pada sebilah keris. Ukirannya yang begitu rumit tampak rapi berulir menghiasi bagian permukaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pun dengan senjata lainnya, yakni golok. Berbeda dengan golok yang ada di pasaran, golok pusaka tersebut bahan besinya tampak sedikit berwarna keabu-abuan.
Motif acak sisa hasil penempaan tampak begitu indah dan berkesan natural. Sementara pada bagian gagangnya berbentuk kepala harimau.
![]() |
Pemandu Museum Prabu Geusan Ulun, Abdul Sukur (71) mengatakan, ketujuh senjata merupakan peninggalan pada masa Kerajaan Sumedang Larang sampai Sumedang memasuki masa Kabupatian.
"Seperti yang diberinama pedang Ki Mastak, pedang ini milik Prabu Tadjimalela atau pendiri Kerajaan Sumedang Larang pada sekitar pertengah abad 14, pedang itu pemberian dari Arab, makanya bentuknya khas timur tengah," ungkapnya kepada detikJabar belum lama ini.
Ada juga Keris milik putra dari Prabu Tadjimalela yaitu Prabu Gajah Agung atau putra mahkota kerajaan. Keris itu bernama Ki Dukun. "Keris ini diperoleh dari hasil pertapaannya Prabu Gajah Agung," ujarnya.
"Keris ini milik Ratu Inten Dewata atau Ratu Pucuk Umun yang diturunkan kepada anaknya, yakni Prabu Geusan Ulun," terangnnya.
Abdul menyebut, selain senjata milik dari lingkungan Kerajaan Sumedang Larang, ada juga senjata serupa golok milik Kandaga Lante dari Kerajaan Padjadjaran. Senjata itu bernama Duhung atau Badik Curuk Aul.
"Senjata ini milik Kandaga Lante Kerajaan Padjadjaran bernama Jaya Perkasa," tuturnya.
![]() |
Abdul menjelaskan, Jaya Perkasa adalah pemimpin rombongan Kandage Lante yang saat itu diutus untuk menyerahkan atribut Kerajaan Padjadjaran, yakni Mahkota Binokasih kepada Raja Sumedang Larang yang saat itu dipimpin Prabu Geusan Ulun.
"Kerajaan Sumedang Larang saat itu lokasinya masih di Kutamaya atau sekarang di wilayah Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Selatan," paparnya.
Tiga Keris lainnya, yakni milik Pangeran Rangga Gempol III dan Pangeran R.A.A Surianagara Kusumadinata atau lebih dikenal dengan nama Pangeran Kornel.
![]() |
"Tiga keris terakhir ini milik Rangga Gempol III dan Pangeran Kornel saat Sumedang masuk masa Kabupatian, ketiga keris ini saat Sumedang telah terpengaruh Kerajaan Mataram makanya bentuknya mirip," ucapnya.
Abdul menambahkan, ketujuh keris ini mendapatkan perawatan khusus sebagaimana perawatan kepada benda pusaka lainnya.
"Jadi disini ada tradisi setiap Maulid Nabi yaitu acara Ngumbah Pusaka, sejumlah benda pusaka akan diberisihkan setelah sebelumnya diarak terlebih dulu," ucapnya.