Seni pencak silat Gagak Lawung mewarnai kemeriahan Pagelaran seni budaya khas Jawa Barat (Jabar) pada Peringatan Bulan Bung Karno di Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Perguruan silat Gagak Lawung sendiri telah tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Pencak silat ini terbagi ke dalam dua kategori, yakni seni pencak silat dalam gerakan dan seni pencak silat dalam bertarung.
Wakil Ketua Bagian Prestasi Perguruan Silat Gagak Lawung Tingkat Pusat Apit Suheri mengatakan perguruan silat Gagak Lawung menganut beberapa aliran silat, yakni silat Cikalong, Cimande, Sabandar, Ulin nyengseret dan ulin bendung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Metode gerakan Gagak Lawung memiliki kekhasannya tersendiri, salah satunya gerakannya tegas, dalam bertarung lebih mematikan kalau dalam segi beladirinya dan dalam segi seni itu menarik untuk dipadukan dengan berbagai kreasi," ungkap Apit kepada detikjabar, Kamis (30/6/2022).
Apit menyebut, silat Gagak Lawung memiliki beragam jurus, di antaranya jurus gagak lahir, gagak lawung, jurus golempang, tepak dua, parered dan jurus lainnya.
"Sementara dalam kreasi seninya ada gerakan gonjing dan gerakan yang disesuaikan dengan aransemen atau kreasi lain yang disesuaikan dengan kebutuhan gelaran budaya," terangnya.
Apit mengatakan, Perguruan silat Gagak Lawung menginduk kepada dua organisasi besar pencak silat di Indonesia, yakni Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) dan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
"Jadi kalau untuk seni dan budayanya menginduk ke PPSI, sementara kalau untuk olahraga kejuaran menginduk kepada IPSI," paparnya.
Perguruan pencak silat Gagak Lawung sendiri memiliki anggota yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satunya setingkat cabang di Kabupaten Sumedang.
"Di Sumedang saja kami mungkin memiliki 8 sampai 10 ribuan anggota dari mulai generasi pertama, tingkat kabupaten kami memiliki kepengurusan cabang dan tingkat kecematan kami memiliki kepengurusan ranting," paparnya.
Sementara itu, dalam peringatan bulan Bung Karno yang digagas oleh kader PDI Perjuangan yang tergabung dalam Taruna Merah Putih (TMP) ini, ditampilkan juga beragam kesenian lainnya, seperti jaipong, tari topeng, rampak kendang dan seni kacapi.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Ono Surono yang turut hadir dalam kegiatan ini, mengatakan kegiatan seni budaya bertajuk Perkuat Karakter bangsa yang di gelar saat ini sangat relevan dengan Sumedang yang dikenal sebagai puseur budaya Sunda.
"Seperti kesenian yang ditampilkan tadi, ada dari Jawa Barat, ada dari bekasi yang ada budaya betawinya, ada dari Cirebon, itulah Jawa Barat," terangnya.
Ono memaparkan, kemajuan Indonesia dapat tercapai jika dapat mewujudkan trisakti, yakni berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
"Jika Indonesia ingin maju maka trisakti harus terwujud, berdaulat, mandiri di bidang ekonomi dan mandiri di bidang budaya, itu semua bukan hanya digaungkan tapi diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
(mso/mso)