Darti Memilih Bertahan di Tengah Lesunya Bisnis Kerajinan Kerang Laut

Kabupaten Pangandaran

Darti Memilih Bertahan di Tengah Lesunya Bisnis Kerajinan Kerang Laut

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Selasa, 24 Sep 2024 10:00 WIB
Kerajinan Tangan Kerang Laut
Kerajinan Tangan Kerang Laut (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Perajin kerang laut di Pangandaran kini harus memutar otaknya agar bisnis tetap berjalan. Sebab, bisnis kerajinan tangan berbahan dasar kerang laut saat ini sedang lesu.

Banyak faktor yang melatarbelakangi muramnya bisnis tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari kurangnya pesanan toko souvenir hingga tak ada penerus.

Tak sedikit pula hal itu berimbas pada perputaran ekonomi para perajin kerang laut. Bahkan, sebagian besar produsen hapir gulung tikar. Namun ada pula yang masih tetap bertahan di tengah kesulitan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darti (52) salah satunya. Puteri dari Undang sang maestro kerajinan kerang di Pangandaran masih bertahan hingga saat ini. Sempat berjaya saat ayahnya masih hidup tahun 1990an, kondisinya memang berubah mulai tahun 2019 saat sang ayah meninggal dunia.

Darti pun tak menampik bisnis kerajinan kerang lautnya sedang lesu. Bukan saja karena banyaknya perajin rumahan, Darti menganggap tak adanya penerus jadi salah satu faktor lainnya.

ADVERTISEMENT

"Kalau sekarang memang sepi, bukan karena soal banyaknya perajin rumahan. Tapi penerus di keluarga mulai berkurang," kata Darti saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.

Darti pun mengaku banyak pekerjanya yang kini memilih jalan lain. Meski demikian, dia tak patah semangat untuk tetap bertahan.

"Alhamdulillah sekarang masih jualan, cuman produksi dengan jumlah banyak dikurangi," ucap dia.

Untung Rugi Jual Kerang Laut

Darti mengatakan selama ini penjualan kerajinan kerang laut cukup merosot. Penghasilan harian sudah tidak bisa diandalkan lagi.

"Kalau sekarang kadang harian gak dapat, bahkan sampai seminggu kosong pisan (banget)," kata Darti.

Ia mengaku gigit jari saat sepekan tak ada penglaris padahal wisatawan terlihat banyak. Meski, kata dia, rezeki tidak pernah tertukar tapi posisi mempengaruhi pelanggan.

Darti ternyata berjualan di pasar wisata Pangandaran blok E. Di mana tempat kumuh tersebut kini tak lagi seperti dulu. Sejak ada relokasi, pedagang yang berada di Pasar Wisata Pangandaran hanya menerima untung-untungan.

Kerajinan Tangan Kerang LautKerajinan Tangan Kerang Laut Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar

"Ada penglaris aja sudah alhamdulillah. Ada wae sih yang beli cuman tidak sebanyak dulu," ucapnya.

Untuk menarik perhatian para pengunjung, kata dia, tokonya sekarang dilengkapi dengan aksesoris souvenir. "Sekarang toko ditambah aksesoris souvenir biar pajangannya bervarian," ucapnya.

Menurutnya, saat ini tidak hanya dirinya yang mengalami penurunan penjualan. Para perajin di pasar wisata mulai kehilangan pelanggan.

"Mungkin lokasi juga ngaruh ya, karena wisatawan di pantai memilih lokasi yang dekat," ucapnya.

Dia menambahkan, untung rugi jualan kerajinan kerang itu saat tidak bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini.

"Untungnya sebagai penjual konvensional sedikit yang meniru hasil karya, sementara kalau online pasti banyak yang tiru," ucapnya.

Tidak dipungkiri, Darti pun saat ini ingin memulai jemput bola untuk mencari pelanggan. "Harus jemput bola sekarang mah, kita harus jual lagi ke pedagang asongan atau melalui medsos," katanya.

detikJabar pun berkesempatan mendatangi rumah produksi kerajinan milik Undang yang kini dikelola Darti di Dusun Wonoharjo, Desa Wonoharjo, Kecamatan Pangandaran. Hanya seorang perajin yang masih memproduksi berbagai kerajinan kerang laut. Ia adalah Ardi, putera sulung Darti yang masih mempertahankan warisan keluarga.

Ardi menjadi salah satu penerus untuk tetap mempertahankan citra sang kakek. Meskipun masih muda, ia piawai dalam membuat kerajinan kerang laut.

Kepada detikJabar, Ardi bercerita saat ini hanya memproduksi satu kerajinan khas yang paling banyak permintaan. Kerajinan itu merupakan cermin kerang laut.

Hiasan dinding rumah yang membuat cermin makin cantik, karena figuranya dipenuhi beragam kerang laut. "Kalau sekarang yang bertahan penjualannya hanya hiasan cermin kaca," kata Ardi, sembari sedikit malu saat ditanya.

Ia mengaku sehari bisa melayani 3 sampai 5 pembeli untuk cermin kerang laut. Bahkan, tak sedikit yang meminta ukuran besar.

"Kebanyakan mereka yang pesan dengan berbagai ukuran," ujarnya.

Kerajinan Tangan Kerang LautKerajinan Tangan Kerang Laut Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar

Adapun harga cermin berbagai ukuran itu cukup beragam, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 150 ribu. "Tergantung ukuran, kalau yang kecil Rp 20 ribu kalo request Rp 150 ribu," ucapnya.

Ardi mengatakan sangat merasakan naik turunnya usaha kerajinan saat ini. Untuk tetap bertahan, ia menjual kerang laut secara karungan.

"Jadi kalau sekarang selain jual barang jadi. Kami juga kerang lautnya aja," katanya.

Kerang laut yang dijual itu di antaranya, mata lembu, ogong dan kerang campur. Masing-masing kerang itu saat dijual hanya Rp 7ribu per kilogramnya. Itupun, permintaannya tidak setiap hari.

Butiran kerang laut itu Ardi dapatkan dari para pengepul kerang di wilayah Pantai Madasari hingga Legokjawa.

"Alhamdulillah sih kebantu sama jualan kerang lautnya aja. Meskipun tidak setiap hari pesanan ada," ucapnya.




(dir/dir)


Hide Ads