Beragam lowongan pekerjaan (loker) yang tersebar di media sosial (medos) dilamarnya, beragam job fair juga sudah didatangi demi mendapatkan sebuah pekerjaan. Meski hasilnya tetap nihil, Dendi Ghifari, lulusan D3 Manajemen Bisnis tahun 2022 lalu itu tetap semangat mencari pekerjaan.
Pemuda berumur 25 asal Jatinangor, Kabupaten Sumedang ini kembali mendatangi job fair yang digelar oleh Politeknik STT Tekstil, Jalan Jakarta, Kota Bandung. Dendi datang ke kampus itu bersama temannya Muhammad Faisal (23) yang sama-sama mencari kerja.
"Cari kerja semakin sini semakin sulit, sudah lamar ke beberapa perusahaaan tapi belum ada respon sekali. Sudah 10 perusahaan saya kirim lamaran dan job fair seperti ini sudah ada 8, tapi gak ada yang dapat," kata Dendi kepada detikJabar, Sabtu (21/9/20124).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dendi mengaku, selama belum mendapatkan pekerjaan tetap, dia tetap bekerja dengan hasil harian yang tak menentukan.
"Saya kerja tapi penghasilan tidak tetap, penghasilan harian, kerja di UMKM produksi layang-layang masih di Jatinangor. Tidak menjamin, sedapatnya misal sehari dapat Rp 50 ribu, kerjaannya borongan," ujarnya.
Dalam job fair yang digelar Politeknik STT Tekstil ini, Dendi sudah menyerahkan 5 lamaran untuk lima perusahaan yang dia tuju sesuai latar belakang pendidikannya.
"Sudah masukin lamaran ke 5 perusahaan, semoga ada panggilan," ujarnya.
Harapan sama juga dikatakan, Muhammad Faisal (23). Lulusan S1 Manajemen tahun 2023 ini berharap mendapatkan pekerjaan di job fair yang digelar kali ini.
"Belum (sejak lulus), belum kerja, paling bantuin orang tua jualan es teh," tuturnya.
"Lamaran sudah banyak, ke kereta api, bank, banyak, tapi belum dapat, lebih ada 20 an, belum dapat lagi, harapan semoga saya bisa dapat kerja," tambahnya.
Disnaker: Job Fair Bisa Tekan Angka Pengangguran
Fungsional Ahli Madya Disnakertrans Jabar Danilo mengatakan, mewakili Pemprov Jabar dan Disnaker Jabar menyebut jika job fair menjadi ajang untuk menekan angka pengangguran.
"Dengan kegiatan ini sangat membantu menekan angka pengangguran di Jabar, dengan kolaborasi dengan kampus insyaallah bagi yang sudah lulus dan akan lulus mendapat peluang kerja," tuturnya.
Danilo sebut, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Barat masih ada di angka 1,79 juta jiwa. Pihaknya berharap dengan banyak kegiatan job fair yang dikolaborasikan dengan banyak pihak angka pengangguran di Jabar terus menurun.
"Kalau TPT sampai Februari 2024 capai 1,79juta orang, upaya menekan penganggaran dengan kegiatan ini," ujarnya.
Menurut Danilo, tahun lalu angka pengangguran di Jabar capai 1,89 orang. "Itu turun dari angka 1,89 di Agustus 2023, untuk Februari 2023 di angka 2 jutaan, sekarang terus menurun, terserap baik di sektor formal dan informal," terangnya.
Direktur Politeknik STTT Bandung R. Arief Dewanto kegiatan job fair ini merupakan agenda rutin dalam rangka penyerapan lulusan Politeknik STT Tekstil Bandung dan lainnya.
"Ini sebetulnya agenda rutin setiap tahun, buat apa? Menjembatani lulusan kami dengan dunia industri. Kebutuhan industri tekstil dibuktikan dengan kebutuhan SDM tekstil luar biasa," tuturnya.
"Dari pengalaman yang sudah-sudah hasil rekrutmen sangat bermanfaat, tugas kita satu menciptakan dan mewujudkan SDM industri yang siap bersaing," tambahnya.
Banyak hal yang dilakukan demi menyerap SDM di dunia industri tekstil. Arief mengakui jika, industri tekstil dan garmen kini ekspansinya ke Jawa Tengah. Tekstil bukan hanya di Jabar dan Jabotabek saja tapi ke Jawa Tengh dan Kawa Timur.
"Kami titipkan ke dosen pada saat berikan materi bahwa pemerataan SDM harus sampai ke sana, kita dorong juga mahasiswa ke sana. PR kami sebagai pendidik kami arahkan kesana," pungkasnya.
(wip/yum)