Beragam platform media sosial (medsos) dimanfaatkan Yuli Sri Nuraeni untuk menunjang bisnis camilan basreng alias baso goreng. Berkat ketekunan yang dilakukannya, wanita berusia 31 tahun itu sukses berjualan basreng, salah satunya memaksimalkan fitur live di medsos miliknya.
Wanita asal Cileunyi, Kabupaten Bandung ini mengisahkan, usaha cemilan basreng yang dinamai Basreng Sultan ini didirikan di tahun 2020 lalu atau pasca pandemi COVID-19.
Sebelum merambah ke dunia bisnis online di medsos, Yuli sempat menjual produk camilannya dengan cara memasukkan barang ke grosir-grosir yang ada disekitar Bandung. Namun pada 2021 harga minyak goreng mengalami kenaikan sehingga berimbas pada bisnisnya dan membuat minus pemasukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak saat itu, Yuli harus berpikir keras dan terlintas di pikirannya untuk menjual produk camilannya melalui daring, salah satunya menggunakan WhatsApp terlebih dahulu dengan cara menjual kepada jaringannya di medsos hingga mendapatkan reseller.
"Jualan online di WhatsApp, terus di Instagram, alhamdulillah laku keras, itu belum ke Shopee dan TikTok, kita masih jual ke reseller dulu. Modal awal Rp 280 ribu, setelah dapat reseller kita punya modal, setelah itu masuk ke Shopee," kata Yuli kepada detikJabar, belum lama ini.
Tak disangka, bukan dari Indonesia, tapi reseller yang membeli produk basreng milik Yuli datang dari Taiwan. "Kita sebelumnya belum punya reseller Indonesia, malah dari luar negeri, dari Taiwan," tambahnya.
![]() |
detikJabar berkesempatan berkunjung ke tempat produksi basreng milik Yuli. Puluhan karyawan terlihat sibuk melakukan pengemasan basreng, dari mulai memberi bumbu, mengemas, hingga membungkus. Ada juga sejumlah karyawan yang melakukan live di medsos. Ada tiga pekerjanya yang melakukan live, dua untuk TikTok dan satu untuk Shopee.
"Live dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, kita tidak 24 jam," ujar Yuli.
Yuli menyebut, di era teknologi digital seperti saat ini, penjualan secara online lebih mendominasi dibandingkan penjualan langsung. Hal tersebut dibuktikan dari kesibukan karyawan Yuli yang melakukan pengemasan hingga memberi label pembelian produk camilanya yang nentinya akan dikirimkan ke pelanggannya.
"Estimasi 120 ton per bulan (produksi). Menurut aku ada fitur live membantu banget, penjualan naik drastis bukan dari video saja, malah 80 persen dari live, ngebantu banget," jelasnya.
![]() |
Rintis Usaha dari Nol
Tak hanya menceritakan kisah suksesnya, Yuli juga menceritakan kisah awal mula merintis usaha camilannya. Sebelum sukses seperti saat ini, Yuli mengisahkan awal mula bisnisnya berawal dari teras rumah.
"Sebelumnya kita ngemper dulu di teras rumah. Dulu pekerja cuman tiga orang, sekarang 150-200 karyawan, warga sekitar, kebanyakan lansia," terangnya.
Selain menyerap lapangan kerja yang berasal dari warga sekitar, Yuli juga bekerja sama dengan belasan UMKM lainnya yang masih ada di wilayah Bandung.
"Kita sudah sendiri dan disuplai UMKM setempat, kita punya beberapa UMKM sekitar 15 UMKM yang kerjasama dengan kita, alhamdulillah bisa berdayakan warga sekitar," tuturnya.
Tak hanya basreng, di tempatnya dia juga produksi produk camilan lainnya seperti usus, tempe krispi, baso aci, dan basreng mentah.
"Harga relatif murah, harga kaki lima, rasa bintang lima. Harga mukai Rp 6 ribu hingga Rp 60 ribu dengan ukuran 100 gram sampai 1 kilogram," ucapnya.
Disinggung mengapa usahanya dinamai Basreng Sultan, Yuli menuturkan nama sultan mudah diingat dan brandingnya bagus. Misal, jika orang mengatakan sultan pasti ingat Raffi Ahmad atau Andre Taulany. Tapi ketika berbicara camilan, ia berharap porang akan ingat Basreng Sultan.
Baca juga: Tantangan dan Potensi di Laut Jabar Selatan |
Yuli menambahkan, usaha pasti ada tantangannya. Meski demikian ia tetap hadapi tantangan itu dan dijadikan pelajaran demi kesuksesan di masa mendatang.
"Kendala banyak, dari mulai produk, SDM, belum lagi kompetitor, atau segala macam dan kita konsisten fokus sama rasa dan kualitas. Pengembangan kedepan kita pengen merambah ke dunia ofline kita ingin buka cabang dibeberapa daerah," pungkasnya.
(wip/orb)