Petani cabai rawit domba di Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, kini merana. Ribuan tanaman cabai rawit domba yang siap panen malah terserang penyakit.
Seperti ribuan tanaman cabai yang ditanam Hidayat (40), di lahan 50 bata (satuan lokal, satu bata sama dengan 14 meter persegi) banyak yang mati dan juga buahnya membusuk. Penyebabnya, tanaman cabai itu terserang patek (antraknosa) dan penyakit layu. Akibatnya petani cabai mengalami kerugian hingga 60 persen.
Hidayat menjelaskan awalnya tanaman cabai rawit domba miliknya normal dan sudah beberapa kali panen. Namun di saat panen yang keenam kali di mana hasilnya diprediksi bakal meningkat malah terserang penyakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikJabar, Senin (15/7/2024), Hidayat bersama petani lainnya tengah menyisir cabai yang membusuk dan yang masih bagus untuk di jual. Selain itu sejumlah pohon cabai juga dipangkas karena tidak terselamatkan.
Hidayat mengaku kondisi panen kali ini merugi dan pendapatannya berkurang. Mengingat panen kali ini awalnya diprediksi bakal meningkat apabila tidak terserang hama dan penyakit.
"Panen sebelum-sebelumya 1,2 kuintal dari 1.200 pohon. Tapi sekarang paling hanya sekitar 50 kilogram. Seharusnya panen kali ini kalau tidak terserang penyakit bisa sampai 2 kuintal," ungkap Hidayat.
Untuk harga cabai rawit domba di tingkat petani saat ini sekitar Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogram. Sedangkan untuk di pasar harganya sekitar Rp 60 ribu per kilogram.
Hidayat sudah melakukan berbagai cara agar tanaman cabainya tidak terserang hama. Mulai dari melakukan sortir pohon hingga melakukan penyemprotan secara rutin. Tapi, hama kali ini sepertinya tidak mempan terhadap penyemprotan.
"Kalau antisipasi sudah dilakukan tapi tidak mempan. Mungkin cara satu-satunya adalah mengganti tanaman baru. Padahal biasanya untuk sekali tanam ini bisa panen sampai 20 kali, tapi sekarang hanya sampai 6 kali karena pohon banyak yang mati. Kalau diteruskan juga tidak akan bagus," pungkasnya.
Petani cabai rawit lainnya, Sumiati, menyebut tanaman cabainya terserang penyakit patek salah satunya juga karena cuaca yang tidak menentu. Banyak cabai dari setiap pohon yang busuk hingga mengering.
"Sudah mencoba mengantisipasinya tapi memang sudah terlambat, jadinya banyak pohon yang mati. Hasil panen kali ini turun drastis. Sekarang hanya memetik sisanya yang bisa diselamatkan supaya tidak terlalu merugi," ujarnya.
(sud/sud)