Para petani cabai di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta terpaksa harus memanen tanaman cabai miliknya lebih awal di banding waktu panennya. Pasalnya buah cabai yang ia tanam banyak di serang hama patek dan ulat buah, sehingga cabainya alami membusuk, kering hingga rontok.
Adi Supriadi, salah satu petani mengungkapkan, serangan hama patek dan ulat sangat berpengaruh terhadap hasil panen cabai. Buah cabai yang busuk dan rontok oleh hama menjadikan hasil panen menurun dari biasanya.
"Ini karena patek jadi pada busuk, terus rontok pada jatuh sama ulat. Jadi hasil panen sekarang sedikit, berkurang sekitar 40 persen," ujar Adi kepada awak media ditemui di kebunnya, Jumat (17/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adi menjelaskan, serangan hama yang sedang terjadi disebabkan oleh tingginya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir di Kabupaten Purwakarta. Tanah yang terlalu lembab, menjadikan hama mudah menyerang tanaman cabai.
Masih kata adi, ia terus berupaya membasmi hama tersebut dengan melakukan penyemprotan obat hama. Namun hama membandel, sehingga hasil panen cabainya menurun. Meski demikian, dia merasa tertolong dengan tingginya harga jual cabai.
![]() |
"Harga alhamdulillah, untuk kebutuhan ketutup. Kita jual 40 sampai 45 (ribu), kalau yang merah bisa sampai 60 atau 70 (ribu). Tapi tetap saja, hasil panennya gak banyak," katanya.
Adi berharap, kondisi tersebut dapat segera teratasi sehingga para petani cabai dapat menikmati hasil yang sepadan atas usaha penanaman yang telah dilakukan.
"Ya harapannya hama ini bisa diatasi, supaya hasil panennya banyak dan melimpah," harapnya.
Hal senada juga disampaikan petani cabai lainnya, Amad. Dikatakannya bahwa meski hasil panen tidak maksimal karena disebabkan oleh hama, dirinya tetap menerima hasil tersebut.
"Ya diterima aja, kita kan juga sudah coba musnahin. Walaupun panennya gak banyak tapi disyukurin aja, karena ini pencaharian satu-satunya," Amad.
(dir/dir)