Pemerintah akan mengimpor 350 ton kedelai dari berbagai negara. Langkah itu diambil karena harga kedelai saat ini di tanah air masih cukup tinggi.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan harga bahan pangan saat ini relatif terkendali. Namun, hanya kedelai yang mengalami kenaikan.
"Oleh karenanya kemarin kita sudah menugaskan Bulog untuk impor 350 ribu ton kedelai. Itu kira-kira 40-50 hari akan sampai. Setelah 50 hari mudah-mudahan Rp 11 ribu (per kg)," katanya seperti dikutip dari detikFinance, Rabu (2/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Zulhas menyebut Perum Bulog akan mendapat tugas untuk melakukan impor kedelai ini. Dia mengungkap kebanyak kedelai ini diimpor dari Amerika Serikat.
"Amerika kebanyakan," kata Zulhas.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto menambahkan jumlah kedelai yang akan diimpor ini akan dihitung kembali. Hal ini untuk memastikan kebutuhan riil perajin tahu dan tempe.
"Tentunya dalam hal ini nanti kami dari Kemendag bersama Kementan bersama para perajin menghitung berapa riil kebutuhan perajin tahu tempe di Indonesia secara umum," ungkapnya.
Selain AS, kedelai impor tersebut juga nantinya berasal dari Argentina. Dari informasi perwakilan Kementerian Perdagangan di luar negeri, pada akhir tahun ini beberapa negara akan panen kedelai sehingga diharapkan harganya tidak melonjak.
"Yang pasti kita dari Amerika pasti masih itu, dari Argentina juga, saya kira pasokan menurut informasi dari kawan-kawan kita di perwakilan di luar negeri sana, kita kan punya atase perdagangan dan ITPC diperkirakan di bulan akhir tahun ini panen akan meningkat di beberapa negara sehingga kami harapkan harga tidak akan melonjak," ujarnya.
Artikel ini sudah tayang di detikFinance dengan judul RI Mau Impor 350 Ribu Ton Kedelai Buat Produksi Tahu dan Tempe
(mso/mso)