Pantauan detikJabar di kampung budidaya nila Desa Wanantara, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, ada petambak yang terpaksa mengganti BBM untuk mesin pompa air. Dari sebelumnya jenis BBM Premium menjadi gas elpiji.
Salah satunya dilakukan Sawo (40), ia terpaksa memanfaatkan gas elpiji untuk bahan bakar pompa air saat melakukan sirkulasi oksigen di tambaknya. Peralihan bahan bakar ini baru dilakukan selama 2 bulan terakhir.
"Awalnya lihat temen, terus belajar di kanal YouTube kan ada. Selang regulator langsung dipasang ke sambungan karburator pada mesin pompa," kata Sawo saat ditemui detikJabar di tepi tambaknya, Kamis(20/10/2022).
Penggunaan gas elpiji dilakukannya untuk menghemat biaya. Sebab, diakui Sawo, pembelian BBM eceran jenis Pertalite dirasakan cukup mahal.
![]() |
Dalam sehari, ia biasanya mengeluarkan minimal Rp 130 ribu untuk kebutuhan 5-10 liter bensin eceran. Namun, setelah memakai gas elpiji, ia mengaku bisa menghemat Rp 100 riu per hari.
"Pakai gas elpiji lebih hemat, sehari hanya menggunakan 1 tabung gas seharga 23 ribuan," ujar Sawo.
Menurutnya, penggunaan mesin pompa air sebagai alat sirkulasi oksigen sangat dibutuhkan. Sebab, ia belum memiliki alat khusus.
"Jadi kalau pagi dini hari kan angin reda, berpengaruh pada ikan, ikan bisa engap atau kekurangan oksigen. Sehingga harusnya pagi jam 3 sudah mulai mompa air untuk sirkulasi oksigen," kata Sawo. (orb/orb)