Harga Kelapa Pangandaran yang Kian Merana

Harga Kelapa Pangandaran yang Kian Merana

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Jumat, 01 Jul 2022 15:10 WIB
Pangandaran terancam krisis buah kelapa
Ilustrasi kelapa Pangandaran (Foto: Andi Nurroni)
Pangandaran -

Petani di Pangandaran mengeluhkan turunnya harga jual kelapa. Harga jual kelapa di Kabupaten Pangandaran turun karena menipisnya permintaan dari bandar kelapa dan bersaing dengan kelapa kiriman dari luar Jawa.

Seperti diketahui, kelapa dari Pangandaran kerap dikepul bandar untuk dikirimkan ke pabrik pengolahan santan di Depok, Banjarsari sampai ke daerah Jawa tengah. Namun, dalam beberapa bulan terakhir permintaan pun turun drastis dari 8.000 butir menjadi 3.000 butir sekali pengiriman.

Sementara untuk harga per butirnya hanya Rp1.000-an yang sebelumnya mencapai Rp 2.000 sampai Rp 3.000. Salah seorang petani kelapa di Masawah Reza (40), mengatakan saat ini muncul juga isu pengiriman kelapa dari luar daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga Kelapa di Pangandaran turun sudah hampir beberapa bulan, selain itu beredar isu adanya pemasok kelapa atau impor kelapa dari luar pulau untuk para bandar. Sehingga harga ke petani merosot," kata Reza salah seorang petani kelapa di Masawah saat berbincang dengan detikJabar, Jumat (1/7/2022).

Padahal menurutnya Kabupaten Pangandaran merupakan pemasok kelapa terbesar se-Jawa Barat. "Saat ini banyak petani kelapa yang mengeluh karena turun harganya cukup lama. Apalagi petani kelapa yang mengandalkan beberapa pohon saja," kata Reza.

ADVERTISEMENT

Dia menceritakan, bahwa mayoritas warga Desa Masawah menggantungkan hidup pada pohon kelapa dan hasil tani lainnya. Warga pun menyiasati dengan menjual kelapa muda, yang memiliki harga lebih mahal.

"Para pemilik pohon kelapa harus menjual dawegan atau kelapa muda ke penjual es kelapa, karena harga per butirnya Rp 5.000 lebih mahal dari kelapa tua. Tapi kepercayaan masyarakat setempat, jika terlalu banyak memetik kelapa muda akan merusak pohonnya. Kami ingin tetap menjaga keutuhan pohon kelapa disini tetap lestari apalagi yang usianya tahunan," ucapnya.

Apabila ingin menjual kelapa muda harus pohon yang khusus untuk mengambil kelapa muda. Sementara untuk tetap bertahan hidup para petani kelapa memanfaatkan hasil tani yang ada.

Saat dikonfirmasi Kepala Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pangandaran, Tedi Garnida membenarkan adanya impor kelapa dari luar pulau ke daerah Pangandaran.

"Biasanya karena pasokan kelapa dari Sumatera, para bandar ataupun pengusaha menganggap kualitas kelapa impor lebih baik dan berkualitas. Kalau soal harga sepertinya lebih murah," kata Tedi.

Bahkan menurutnya, salah satu industri pengolah kelapa di Pangandaran tak semuanya mengambil kelapa dari petani lokal. "Padahal kebutuhan produksinya ribuan butir perhari, untuk dibuat santan dan air kelapa kemasan," ucapnya.

(yum/yum)


Hide Ads