Ular Weling: Si Belang Hitam Putih yang Mematikan, Kenali Ciri dan Bahayanya

Ular Weling: Si Belang Hitam Putih yang Mematikan, Kenali Ciri dan Bahayanya

Baban Gandapurnama - detikJabar
Senin, 30 Jun 2025 19:17 WIB
Ular weling (Bungarus candidus)
Ular weling (Foto: Rushen/Flickr/Lisensi CC BY-SA 2.0)
Bandung -

Ular weling bernama latin Bungarus candidus. Zat racun atau bisa satwa ini sangat berbahaya bagi manusia.

Sekadar diketahui, ular weling merupakan reptil yang keberadaannya cukup sering ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Dikenal dengan pola belangnya yang khas, ular ini seringkali menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat. Apa yang membuatnya begitu berbahaya?

Sebagaimana mengutip Buku Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan dan Jamur yang ditulis Kementerian Kesehatan RI, 2023, telah dipaparkan mengenai ciri-ciri, habitat, hingga bahaya bisa ular weling yang mematikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ciri-ciri Fisik dan Perilaku Ular Weling

Ular weling memiliki ciri fisik yang cukup mudah dikenali, terutama pada corak tubuhnya. Merangkum dari buku tersebut, ular weling memiliki:

  • Pola Belang Hitam dan Putih: Ini adalah ciri paling menonjol. Belang hitam dan putih berselang-seling sepanjang tubuhnya. Perutnya umumnya berwarna putih.
  • Ukuran Sedang: Panjangnya bisa mencapai 1,5 meter.
  • Bentuk Kepala dan Tubuh: Kepala ular weling berbentuk bulat, dengan leher yang tidak terlalu jelas membedakannya dari tubuh. Tubuhnya silindris dan ekornya meruncing panjang.
  • Sisik Vertebra: Terdapat sebaris sisik besar yang memanjang di sepanjang punggung (dorsal) tubuhnya, dikenal sebagai vertebral scale.
  • Variasi Warna: Meskipun identik dengan belang hitam-putih, ada variasi pada beberapa populasi, seperti di Cirebon dan Kuningan yang bisa berwarna hitam total.

"Beberapa variasi warna juga terdapat dalam jenis ini, yakni beberapa wilayah seperti populasi daerah Cirebon dan Kuningan terdapat warna hitam total," tulis buku tersebut.

ADVERTISEMENT

Secara perilaku, ular weling adalah hewan nokturnal. Artinya hewan yang aktif mencari mangsa di malam hari. Pada siang hari, ular weling cenderung lebih tenang. Namun, jangan salah, jika merasa terancam atau terprovokasi, ular ini bisa menjadi sangat agresif.

Ilustrasi ular welingIlustrasi ular weling (Foto: Lamn Thai National Park)

Habitat dan Mangsa Ular Weling di Indonesia

Penyebaran ular weling di Indonesia meliputi Sumatra, Jawa, dan Bali. Ular tersebut dapat ditemukan di berbagai jenis habitat.

Hal tersebut menunjukkan kemampuan adaptasi yang cukup baik. Beberapa habitat favorit ular weling antara lain:

  • Area Persawahan dan Ladang: Tempat ini menyediakan banyak sumber makanan dan tempat berlindung.
  • Dekat Perairan: Keberadaan air sering menarik mangsa mereka.
  • Sekitar Pemukiman: Tidak jarang ular weling ditemukan di dekat area tempat tinggal manusia, terutama jika ada lahan kosong atau semak belukar.

Untuk urusan makanan, ular weling adalah karnivora. Mangsa utamanya yaitu:

  • Ular lain (bersifat kanibalistik)
  • Kadal
  • Katak

Bisa Neurotoksin yang Mematikan

Inilah aspek paling penting yang perlu dipahami tentang ular weling. Sebagaimana dalam Buku Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan dan Jamur yang ditulis Kementerian Kesehatan RI, 2023, secara jelas menyatakan bahwa tipe bisa ular weling adalah neurotoksin. Apa itu neurotoksin?

Neurotoksin adalah jenis racun yang secara spesifik menyerang dan merusak sistem saraf. Ketika seseorang digigit ular weling, bisanya akan bekerja mengganggu transmisi sinyal dari otak ke seluruh tubuh. Efek yang paling berbahaya dan mengancam jiwa dari gigitan neurotoksin adalah paralisis pernapasan (kelumpuhan otot-otot pernapasan).

Beberapa contoh hewan yang memiliki bisa neurotoksin yakni ular welang, king kobra dan siput laut. Gejala awal gigitan ular weling mungkin tidak langsung terasa parah. Korban bisa merasakan mual, muntah, sakit kepala, atau pandangan kabur. Namun, seiring berjalannya waktu, neurotoksin akan mulai bekerja, menyebabkan:

  • Ptosis: Kelopak mata terkulai.
  • Disartria: Kesulitan berbicara.
  • Disfagia: Kesulitan menelan.
  • Paralisis otot progresif: Kelumpuhan yang menyebar di tubuh.
  • Gagal napas: Ini adalah komplikasi paling fatal yang memerlukan bantuan pernapasan mekanis (ventilator).

Tanpa penanganan medis yang cepat dan tepat, gigitan ular weling dapat berakibat fatal.

Perkenalkan, Saya Ular Weling! (Infografis detikcom)Infografis Ular Weling (Infografis detikcom)

Pertolongan Pertama dan Pencegahan Gigitan Ular Weling

Mengingat bahaya bisanya, tindakan pencegahan dan pertolongan pertama yang benar sangat krusial.

Hal Boleh Dilakukan Saat Digigit Ular Weling (atau Ular Berbisa Lain)

  1. Imobilisasi Bagian yang Digigit: Buat bagian tubuh yang digigit tidak bergerak atau seminimal mungkin gerakannya. Caranya mirip dengan mengimobilisasi patah tulang, misalnya dengan menggunakan bidai darurat atau kain untuk membatasi gerakan. Tujuannya adalah untuk memperlambat penyebaran bisa melalui sistem limfatik.
  2. Segera Cari Pertolongan Medis: Ini adalah langkah paling penting dan utama. Bawa korban secepat mungkin ke fasilitas kesehatan terdekat (rumah sakit atau puskesmas). Penanganan medis profesional, termasuk pemberian antivenom spesifik (jika tersedia dan sesuai indikasi), adalah satu-satunya cara efektif untuk mengatasi gigitan ular berbisa.
  3. Ingat Ciri Ular (Jika Aman): Jika memungkinkan dan aman tanpa membahayakan diri sendiri atau orang lain, cobalah untuk mengingat ciri-ciri ular yang menggigit (warna, pola, ukuran). Informasi ini akan sangat membantu tenaga medis dalam menentukan jenis penanganan.

Hal Tidak Boleh Dilakukan Saat Digigit Ular Weling

  1. Jangan Mencoba Menyedot Bisa: Metode ini tidak efektif dan justru berisiko menyebabkan infeksi pada luka.
  2. Jangan Menyayat Luka Gigitan: Tindakan ini dapat memperparah kerusakan jaringan, menyebabkan perdarahan, dan meningkatkan risiko infeksi.
  3. Jangan Mengikat Terlalu Kencang (Torniket): Mengikat bagian atas luka terlalu kencang (seperti menggunakan torniket) dapat menghambat aliran darah ke area tersebut, menyebabkan kerusakan jaringan parah, bahkan kematian jaringan (nekrosis) yang berujung pada amputasi.
  4. Jangan Memberikan Es atau Kompres Dingin: Ini tidak membantu dan bisa merusak jaringan.
Potret ular weling (Bungarus candidus) sedang merayap di tanah.Potret ular weling (Bungarus candidus) sedang merayap di tanah. (Foto: Benjamin Michael Marshall/Flickr/Lisensi CC BY-NC 2.0)

Penjelasan Ahli

Bahaya mematikan dari gigitan ular weling juga telah diungkap oleh Donan Satria Yudha, seorang Dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Seperti yang dikutip dari detikJogja (baca selengkapnya di sini), Donan menjelaskan lebih lanjut mengenai sifat neurotoksin yang terkandung dalam bisa ular weling.

"Jika terpatuk ular ini dan venomnya (racun) masuk ke dalam tubuh maka itu merupakan hal yang sangat berbahaya, karena venom akan menyerang transmisi neuromuskular sehingga menyebabkan muscular paralysis (kelumpuhan otot), merusakkan otak dan hilangnya kesadaran," kata Donan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, orang yang digigit ular weling akan mengalami berbagai gejala yang memengaruhi sistem tubuh secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena sistem saraf korban akan mengalami kerusakan, yang bisa menimbulkan rasa sakit. Tidak hanya gejala fisik, korban gigitan ular weling juga berisiko kehilangan nyawa.

"Karena ular weling tergolong ular berbisa tinggi, maka akibat patukannya yang ada injeksi venomnya dapat menyebabkan kematian. Kematian dapat muncul jika jumlah atau konsentrasi venom cukup banyak atau tinggi untuk memunculkan gejala sistemik," tutur Donan.




(bbn/bbp)


Hide Ads