Mengenali Bahaya Sengatan Ubur-ubur Kotak dan Api

Mengenali Bahaya Sengatan Ubur-ubur Kotak dan Api

Baban Gandapurnama - detikJabar
Senin, 02 Jun 2025 07:30 WIB
ubur-ubur
Ilustrasi ubur-ubur (Foto: istimewa)
Bandung -

Ubur-ubur salah satu makhluk penghuni laut yang memiliki ciri khas bentuk tubuh transparan. Namun, di balik keindahannya yang memukau itu, ubur-ubur berpotensi membahayakan manusia melalui sengatannya. Bahkan sengatan berbisa ubur-ubur berisiko mematikan.

Sekadar diketahui, ubur-ubur masuk golongan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) dari fium Cnidaria. Tubuhnya berongga yang berfungsi sebagai saluran pencernaan dan mulut dikelilingi tentakel untuk menangkap mangsa. Ubur-ubur tersebar luas di seluruh lautan dunia, terutama di perairan tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.

Sosok ubur-ubur berbisa dan berbahaya bagi manusia dibahas dalam Buku Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan dan Jamur yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia pada tahun 2023. Mengutip buku versi PDF itu via situs resmi Kemenkes, yang diakses detikJabar pada Senin (2/6/2025), disebutkan bahwa sengatan ubur-ubur merupakan kasus dengan fatalitas tertinggi di antara hewan berbisa lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, data spesifik mengenai kasus sengatan ubur-ubur di Indonesia menyoroti insiden yang terjadi pada jenis Ubur-ubur Api. Tercatat pada tahun 2019, sebanyak 773 kasus sengatan Ubur-ubur Api ditemukan di pantai-pantai Gunung Kidul dan Yogyakarta. Angka ini sedikit menurun pada tahun berikutnya, dengan 514 kasus yang dilaporkan di lokasi yang sama pada tahun 2020.

Namun, untuk jenis ubur-ubur yang lebih mematikan, yaitu Ubur-ubur Kotak, dalam buku itu mencatat kasusnya 'belum banyak laporan' secara resmi. Meski demikian, disebutkan bahwa 'setiap tahunnya selalu ada laporan baik itu dari dokter di puskesmas dan Rumah Sakit atau dari masyarakat' perihal sengatan ubur-ubur kotak.

ADVERTISEMENT

Karakteristik Morfologi Ubur-ubur Berdasarkan Kelas

ubur-uburubur-ubur Foto: (Reuters)

Catatan detikJabar, pada Juli 2024, Pantai Pangandaran dilanda fenomena tak biasa ketika ubur-ubur penyengat, khususnya jenis bluebottle jellyfish, menyerbu perairan dan pantai. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga dan wisatawan.

Anggota Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Pangandaran Liano memberikan kiat agar sengatan dari hewan tersebut bisa sembuh lebih cepat. Liano menuturkan rasa yang ditimbulkan saat terkena sengatan ubur-ubur seperti tersetrum listrik. Kemudian akan timbul rasa gatal, panas dan perih.

"Jangan digaruk, karena akan merambah kemana-mana. Maka jika tersengat jangan dulu panik, tapi tangani dengan tenang," ujar Liano.

Tabel berikut merangkum karakteristik morfologi utama dari berbagai kelas ubur-ubur yang disebutkan dalam Buku Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan dan Jamur.

Kelas Ubur-uburContoh SpesiesMorfologi
HydrozoaPhysalia physalis (Ubur-ubur Api)Crest, Pneumatophore (polip berisi udara), gonozoid, gastrozooid, dacrylozooid, tentakel melingkar dengan nematocyst.
Scyphozoa Chrysaora chinensisBentuk/warna payung, jumlah/panjang tentakel, panjang manubrium & lengan makan, jumlah marginal lappet, keberadaan gonad & quadralinga.
Cubozoa Chiropsoides buitendijki (Ubur-ubur Kotak)Bentuk/ukuran payung, distribusi nematocyst, struktur saluran pedalia, tentakel, gonad, rhopalia, perradial lappet, gastric saccules, pola warna.

Ubur-ubur Api dan Ubur-ubur Kotak

Di perairan Indonesia, sengatan ubur-ubur merupakan salah satu ancaman kesehatan yang perlu diwaspadai. Meskipun sama-sama dikenal sebagai hewan laut berbisa, Ubur-ubur Api dan Ubur-ubur Kotak memiliki perbedaan signifikan dalam karakteristik, gejala sengatan, dan tingkat keparahan yang ditimbulkannya.

1. Ubur-ubur Api

Ubur-ubur Api, yang juga dikenal dengan nama Portuguese man o' war atau blue bottle jellyfish, termasuk dalam kelas Hydrozoa.

  • Ciri Morfologi: Ubur-ubur ini memiliki beberapa bagian khas seperti crest, Pneumatophore (polip berisi udara yang berfungsi sebagai pelampung), gonozoid (polip untuk reproduksi), gastrozooid (polip untuk pencernaan makanan), dan dacrylozooid (polip untuk bergerak dan menangkap mangsa). Hal paling penting adalah tentakel melingkar (coiled tentacle) yang dilengkapi dengan sel penyengat (nematocyst).
  • Ciri Sengatan (Envenomasi)
    Fase Lokal: Sengatan Ubur-ubur Api umumnya menyebabkan rasa panas dan nyeri pada area yang terkena. Kondisi ini dapat berkembang menjadi urtikaria papula yang nyeri, diikuti dengan kulit kemerahan yang menjadi vesikular (melepuh), berdarah, dan bahkan lesi nekrosis pada fase awal.
    Fase Sistemik: Gejala sistemik yang parah akibat sengatan Ubur-ubur Api cenderung jarang terjadi.
    Penanganan: Penanganan awal yang direkomendasikan adalah dengan menyiram area yang tersengat menggunakan air hangat bersuhu 42-45°C dan mengaplikasikan cuka pada area tersebut selama 20 hingga 40 menit. Metode ini sangat efektif.

2. Ubur-ubur Kotak

Ubur-ubur Kotak adalah jenis ubur-ubur yang dikenal jauh lebih mematikan dan termasuk dalam kelas Cubozoa. Contoh spesiesnya adalah Chiropsoides buitendijki.

  • Ciri Morfologi: Identifikasi ubur-ubur kotak didasarkan pada bentuk dan ukuran payung, keberadaan dan distribusi sel nematocyst, struktur saluran pedalia, tentakel, gonad, rhopalia, perradial lappet, gastric saccules, dan pola warna.
  • Ciri Sengatan (Envenomasi)
    Fase Lokal: Sengatan Ubur-ubur Kotak menimbulkan nyeri yang sangat hebat. Seperti Ubur-ubur Api, sengatan ini juga dapat menyebabkan urtikaria papula yang nyeri, kulit kemerahan, lepuhan, perdarahan, dan lesi nekrosis.
    Fase Sistemik: Ini adalah aspek paling berbahaya dari sengatan ubur-ubur kotak. Selain nyeri, gangguan jantung menjadi masalah utama yang menyebabkan fatalitas. Gejala sistemik yang dapat muncul meliputi nyeri kepala, mual dan muntah, kaku otot, demam, gangguan pernapasan, parestesia (mati rasa atau kesemutan), gagal jantung, gagal ginjal akut, dan dalam kasus terparah, dapat menyebabkan kematian.
    Penanganan: Penanganan awal serupa dengan Ubur-ubur Api, yaitu dengan memberikan air hangat (42-45°C) dan cuka pada area yang tersengat selama 20-40 menit. Namun, karena potensi fatalitasnya, penanganan lanjutan sangat krusial. Rekomendasi untuk sengatan ubur-ubur kotak mencakup pemberian terapi antivenom, magnesium sulfat, dan obat-obatan simtomatis untuk nyeri. Perawatan bekas sengatan juga merupakan hal penting yang harus dilakukan.

Perbandingan Gejala Lokal dan Sistemik Sengatan Ubur-ubur

Tabel ini berfungsi sebagai panduan diagnostik cepat bagi penyedia layanan kesehatan, memungkinkan mereka untuk dengan cepat membedakan antara sengatan ubur-ubur yang kurang parah dan yang berpotensi fatal berdasarkan gejala yang muncul. Ini sangat penting untuk triase dan memulai intervensi yang tepat waktu, terutama ketika identifikasi spesies sulit dilakukan.

Fitur Klinis Ubur-ubur ApiUbur-ubur Kotak
Onset Gejala Beberapa menit hingga beberapa jam Beberapa menit hingga beberapa jam
Gejala Lokal Rasa panas dan nyeri. Dapat berkembang menjadi urtikaria papula, kulit kemerahan, vesikular, berdarah, dan lesi nekrosis.Nyeri hebat. Dapat berkembang menjadi urtikaria papula, kulit kemerahan, vesikular, berdarah, dan lesi nekrosis.
Gejala Sistemik Umumnya terbatas pada gejala lokal, gejala sistemik jarang terjadi.Nyeri kepala, mual, muntah, kaku otot, panas, gangguan pernapasan, parestesia, gagal jantung, gagal ginjal akut, dan kematian.
Karakteristik Pembeda Utama Fokus pada nyeri dan reaksi kulit lokal. Potensi fatalitas tinggi akibat gangguan jantung dan sistemik lainnya.

Protokol Penanganan Sengatan Ubur-ubur (Awal dan Lanjutan)

ubur-uburubur-ubur Foto: istimewa

Tabel ini menyediakan algoritma klinis yang jelas dan bertahap untuk mengelola sengatan ubur-ubur, mulai dari pertolongan pertama hingga intervensi medis lanjutan. Ini bertujuan untuk menyederhanakan perawatan, mengurangi variabilitas dalam praktik, dan memastikan bahwa langkah-langkah kritis (seperti pemberian antivenom untuk ubur-ubur kotak) tidak terlewatkan.

Tahap Penanganan Tindakan Spesifik Keterangan / Tujuan
Penanganan Awal (First Aid) 1. Siram area sengatan dengan air hangat (42-45°C) selama 20-40 menit. Meredakan nyeri dan membantu menonaktifkan bisa.
2. Aplikasikan cuka (5%) pada area sengatan selama 20-40 menit. Menghambat pelepasan nematocyst yang belum aktif, mencegah envenomasi lebih lanjut.
3. Jaga pasien tetap tenang dan imobilisasi area yang tersengat jika memungkinkan. Meminimalkan penyebaran bisa.
Penanganan Lanjutan (Medis) 1. Evaluasi Klinis Cepat: Periksa jalan napas, pernapasan, sirkulasi, disabilitas neurologis, dan paparan. Menilai tingkat keparahan dan stabilitas pasien.
2. Penilaian Gejala Sistemik: Periksa tanda-tanda nyeri kepala, mual, muntah, kaku otot, gangguan pernapasan, parestesia, atau tanda-tanda gagal jantung/ginjal. Mengidentifikasi envenomasi sistemik, terutama yang mengancam jiwa dari ubur-ubur kotak.
3. Pemberian Antivenom (khusus Ubur-ubur Kotak): Jika tersedia dan diindikasikan berdasarkan gejala sistemik yang parah. Menetralisir bisa dan mengatasi efek sistemik yang fatal.
4. Pemberian Magnesium Sulfat: Jika diindikasikan untuk gejala neuromuskuler atau kardiovaskular yang parah. Mengatasi efek spesifik bisa pada sistem saraf dan otot.
5. Terapi Simtomatis: Pemberian analgesik untuk nyeri, antihistamin, atau kortikosteroid sesuai indikasi. Meredakan gejala dan reaksi alergi.
6. Perawatan Luka: Bersihkan area sengatan, lakukan aspirasi pada blister jika ada, dan berikan modern dressing jika diperlukan. Mencegah infeksi sekunder dan mempercepat penyembuhan.
7. Dukungan Organ: Monitor fungsi jantung dan ginjal, berikan dukungan pernapasan (ventilator jika diperlukan), dan manajemen cairan. Menjaga stabilitas fisiologis pasien dari komplikasi.


Guna mengurangi risiko sengatan berbisa ubur-ubur, disarankan mengenakan baju renang yang menutup seluruh badan saat berenang di area yang diketahui berisiko. Pemasangan papan peringatan mengenai keberadaan ubur-ubur dan penyediaan tonggak-tonggak cuka di sepanjang pantai yang berisiko juga merupakan tindakan promotif dan preventif yang penting.

Pelatihan penanganan awal bagi petugas penjaga pantai, tim SAR, dan Puskesmas sangat dianjurkan untuk tindakan awal dan pencegahan yang efektif. Memahami perbedaan antara sengatan Ubur-ubur Api dan Ubur-ubur Kotak, serta mengetahui langkah-langkah penanganan yang benar, setidaknya dapat meningkatkan keselamatan di perairan dan mengurangi risiko komplikasi serius.

(bbp/iqk)


Hide Ads