Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat angkat suara terkait keberadaan jembatan beton bernama Alor Mandung yang kini berdiri di atas formasi karang alami kawasan Pantai Karang Hawu, Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Jembatan tersebut sebelumnya ramai diperbincangkan warganet, karena dibangun di atas tanah kas desa dan bukan merupakan proyek pemerintah.
Saat dikonfirmasi detikJabar Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Wahyudin mengatakan, pembangunan jembatan di atas kawasan karang seperti Karang Hawu perlu dikaji ulang secara serius, terutama dari segi urgensi, perizinan, dan dampak ekologis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuannya untuk apa jembatan tersebut dibangun? Jika hanya bertujuan menarik peminat wisatawan datang, maka kepentingannya hanya sekadar bisnis," kata wahyu dalam keterangan tertulis yang dikutip detikJabar, Minggu (6/4/2025).
Wahyu menegaskan, segala bentuk kegiatan pembangunan di kawasan pesisir merupakan kewenangan pemerintah. Karena itu, bangunan seperti jembatan Alor Mandung harus melalui proses perizinan resmi dan evaluasi dari instansi terkait.
"Dari aspek lain kami melihat tidak ada urgensinya untuk membangun jembatan tersebut. Malah cenderung akan menarik kedatangan orang-orang yang bisa saja merusak keasrian Karang Hawu," ujarnya.
Ia juga menyoroti potensi dampak lingkungan jika pembangunan tidak dibarengi dengan sistem pengelolaan wisata yang terukur. Kehadiran wisatawan tanpa edukasi bisa berdampak buruk pada kebersihan dan kelestarian kawasan.
"Kami prihatin jika tidak disertai manajemen wisata yang benar. Orang-orang datang hanya untuk berfoto-foto dan tidak menutup kemungkinan membawa sampah ke tempat tersebut, sehingga dapat menjadi masalah baru," tambahnya.
Sekadar diketahui, Karang Hawu sendiri merupakan bagian dari zona penyangga Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, kawasan yang memiliki nilai geologi dan budaya penting. Meski bukan geosite inti, setiap pembangunan di dalamnya tetap harus mengacu pada prinsip konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
(sya/mso)