Jabar Hari Ini: Prahara Asmara Sesama Jenis yang Tewaskan Gadis Ciamis

Jabar Hari Ini: Prahara Asmara Sesama Jenis yang Tewaskan Gadis Ciamis

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 17 Mar 2025 22:00 WIB
Pelaku pembunuhan gadis Ciamis di Bandung
Pelaku pembunuhan gadis Ciamis di Bandung. Foto: Wisma Putra
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin, 17 Maret 2025 dari mulai pembunuh gadis asal Ciamis inisial I ditampilkan ke publik hingga nyawa jukir di Bandung melayang di tangan geng motor.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Akhir Tragis Gadis Ciamis Tewas di Tangan Temannya

Pelaku pembunuhan I (29), gadis asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ditampilkan ke publik. Dari tiga pelaku yang terlibat, hanya satu yakni pelaku utama yang dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolrestabes Bandung, hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku utama yakni BL atau Bunga Laila Febrianti (29). Wanita berambut panjang dan mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye hanya dapat tertunduk lesu saat digiring anggota Satreskrim Polrestabes Bandung ke lokasi konferensi pers.

Untuk dua pelaku lain yang terlibat, yakni LW atau Lisnawati (32) dan MI atau Melani Ivanawati (30) tidak dihadirkan dalam konferensi pers ini.

ADVERTISEMENT

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, kasus pembunuhan Irma terjadi di sebuah indekos di Jalan Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Sabtu, 8 Maret 2025 (sebelumnya ditulis Jumat 7 Maret). Budi menyebut, korban dan tiga pelaku saling mengenal dan terlibat hubungan sesama jenis.

"Kronologisnya di tempat kos-kosan tersebut ada empat wanita sebagai sepasang kekasih sehingga ini adalah merupakan pasangan sesama jenis," kata Budi.

Sebelum tewas, Irma dan Bunga sempat terlibat cek-cok. Dalam kejadian ini, mereka terpengaruh minuman keras dan obat-obatan terlarang.

"Mereka berempat minum minuman keras dan juga obat-obatan. Kemudian pada saat hari Sabtu pagi, pada saat hendak tidur terjadi perselisihan di antara keempat wanita tersebut saudara BL sebagai tersangka kemudian saudara LW juga tersangka dan saudara MI sebagai tersangka dan korban yakni Irma," ungkapnya.

Budi mengungkapkan, perselisihan antara Bunga dan Irma dilatarbelakangi rebutan pasangan tidur.

"Jadi permasalahannya itu adalah pada saat hendak tidur terjadi perselisihan karena ada beberapa pasangan yang seharusnya tidur bersama mereka bertukar pasangan atau tidak mau dengan pasangannya. Akhirnya terjadi perselisihan diantara saudara BL dengan korban Irma sampai terjadi ludah-ludahan dan perselisihan. Pada saat itu saudara BL atau tersangka melihat ada pisau langsung menusuk ke leher korban sebelah kiri," ungkapnya.

Setelah ditusuk, tubuh Irma tumbang dan para pelaku langsung membawa Irama ke Rumah Sakit Dr Salamun, Kota Bandung. Namun nyawanya tidak tertolong. "Kemudian setelah tusuk leher korban tergeletak dan tersangka langsung membawa ke Rumah Sakit Salamun," ujarnya.

Sesampainya di rumah sakit, salah satu pelaku menghubungi kakak korban dan menginformasikan Irma jadi korban begal.

"Dihubungi kakak korban, kakak korban datang dan dijelaskan kepada kakak korban bahwa korban terkena begal. Sehingga korban dibawa langsung ke rumah keluarga di Ciamis dan dikuburkan pada hari Minggu, tanggal 9 Maret," tuturnya.

Karena pihak keluarga merasa janggal dengan keterangan para pelaku bahwa korban dibegal, keluarga lalu melaporkan kejadian ini ke Polsek Cihaurbeuti dan ditindaklanjuti Satreskrim Polres Ciamis, kemudian Polres Ciamis berkoordinasi dengan Polrestabes Bandung. Selain itu, ketiga pelaku pun juga turut diamankan.

"Anggota berangkat ke Ciamis bersama-sama menginterogasi, akhirnya ditemukan bahwa kejadian ini bukan karena begal, karena memang terjadi penganiayaan atau pembunuhan penusukan dengan menggunakan pisau," pungkasnya.

Dalam kasus ini, Bunga disangkakan Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan dengan ancaman 7 tahun penjara, ditambah Pasal 221 KUHP tentang tindak pidana menghalang-halangi proses hukum dengan ancaman 9 bulan penjara.

Nasib Malang Aska Tewas Tenggelam di Sungai Citaal Kuningan

Nasib memilukan menimpa Aska, seorang anak berusia 12 tahun asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (Jabar). Ia ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah dilaporkan tenggelam di Sungai Citaal.

Berdasarkan informasi yang diperoleh detikJabar, korban dilaporkan tenggelam pada Minggu (16/3) pukul 10.50 WIB saat sedang berenang. Korban baru ditemukan setelah dua hari operasi pencarian dilakukan.

"Korban ditemukan pukul 09.45 WIB sekitar 10 meter dari posisi terakhir yang dilihat oleh saksi ketika kejadian," kata Kepala Kantor SAR Bandung Ade Dian Permana dalam keterangannya hari ini.

Jasad korban lalu dibawa ke rumah duka untuk diserahkan kepada pihak keluarga. Operasi SAR pun dinyatakan selesai dan ditutup setelah proses pencarian berakhir.

Sementara itu, di lokasi terpisah, hingga Minggu (16/3), pencarian korban bernama Akbar (10) di aliran Sungai Cikadondong, Kuningan, belum juga menemukan titik terang. Ia dinyatakan hilang sejak Sabtu (15/3) sekitar pukul 12.00 WIB saat hujan turun cukup deras.

Saat itu, Akbar dilaporkan bersama lima teman sebayanya sedang dalam perjalanan pulang usai bermain burung merpati klepek di tengah sawah. Saat hujan-hujanan pulang tersebut, Akbar menyempatkan bermain perosotan di aliran irigasi yang dilewatinya. Malang, Akbar tidak menyadari derasnya aliran irigasi tersebut ternyata berujung ke aliran Sungai Kadongdong yang sedang berarus deras.

Pencarian Akrab dilakukan bersama sejumlah personel dari BPBD, Damkar hingga kepolisian. Pada hari itu, pencarian sudah mencapai pintu air Sungai Ciniru yang jaraknya sekitar 7 kilometer dari titik awal Akbar hilang, tapi masih menemui kebuntuan.

Minggu (16/3) kemarin, area pencarian Akbar bahkan diperluas dengan menerjunkan 100 lebih personel. Tapi sayang, hingga sore hari, pencarian Akbar masih belum sesuai dengan harapan.

Nyawa Jukir di Bandung Melayang Digebuki Geng Motor

Geng motor berulah di Bandung. Seorang juru parkir inisial RS (24) dikeroyok hingga tewas di dalam minimarket.
Insiden maut itu terjadi di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung pada Minggu (16/3) kemarin. Video aksi penganiayaan itu viral di media sosial.

Sebagaimana dilihat detikJabar pada Senin (17/3), dalam video tersebut terlihat geng motor melakukan pengejaran kepada korban hingga ke dalam minimarket.

Tak lama kemudian, gerombolan itu melakukan penganiayaan. Nahas, korban tewas usai dianiaya. Setelah menganiaya, geng motor berlarian meninggalkan minimarket dengan kondisi berantakan.

"Benar terjadi adanya peristiwa penganiayaan bersama-sama yang mengakibatkan korban MD (meninggal dunia)," ujar Kasat Reskrim Polresta Bandung Kompol Luthfi Olot, kepada detikJabar.

Luthfi mengatakan setelah kejadian korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Sartika Asih Kota Bandung. Hal tersebut dilakukan untuk melakukan autopsi kepada korban.

"Untuk korban sudah dievakuasi ke RS sartika asih untuk dilakukan otopsi," katanya.

Polisi saat ini tengah menyelidiki kasus tersebut. Penyidik sudah datang ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP.

Pihaknya menjelaskan perkara tersebut langsung ditangani polisi. Kemudian polisi telah melakukan serangkaian olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Kami langsung olah TKP dan lidik," jelasnya.

Luthfi mengungkapkan saat ini polisi telah mengantongi identitas pelaku pengeroyokan.

"Dari hasil olah TKP, serta penyelidikan sementara di lokasi, kami telah mengidentifikasi para pelaku dan saat ini tim gabungan dari Sat Reskrim serta Polsek Cimaung sedang melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku," pungkasnya.

Puting Beliung Rusak Ratusan Rumah di Indramayu

Ratusan rumah di dua Kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat rusak diterjang angin puting beliung. Puting beliung juga merusak fasilitas umum.

Bencana angin puting beliung itu terjadi sekira pukul 16.45 WIB di Desa Bugis, Kecamatan Anjatan. Angin datang dari arah persawahan. Di waktu yang bersamaan, angin kencang pun melanda Desa Curug, Kecamatan Kandanghaur.

"Sekitar pukul 16.00 WIB warga Desa Bugis melihat awan tebal dengan pusaran angin yang bergerak dari atas ke bawah, selang beberapa waktu angin tersebut semakin mendekat ke arah pemukiman warga hingga merusak rumah, fasum dan tempat usaha warga," kata Sub Koordinator Bidang Kedaruratan Logistik BPBD Kabupaten Indramayu, Abdul Fatah hari ini.

Dalam laporan sementara, BPBD Kabupaten Indramayu mencatat 110 unit rumah di Desa Bugis, Kecamatan Anjatan rusak. Dengan kategori 35 unit rusak berat dan 75 unit rumah rusak ringan.

Sementara di Desa Curug, Kecamatan Kandanghaur sedikitnya terdapat 9 unit rumah rusak. Diantaranya 4 unit rusak berat dan 5 unit rumah rusak ringan.

"Kerusakan yang terjadi umumnya pada bagian atap rumah. Tidak ada yang ambruk," ujarnya.

Tidak hanya rumah, fasilitas umum seperti Gor, 2 unit sekolah serta puskesmas pun rusak akibat bencana tersebut. Hingga saat ini, BPBD Kabupaten Indramayu, relawan dan petugas lainnya masih melakukan penanganan darurat bencana.

"Ini masih data sementara, kami masih melakukan pendataan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya peristiwa angin puting beliung melanda sejumlah desa di Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Minggu (16/3). Puluhan rumah dan fasilitas umum rusak.

Informasi beredar di media sosial, angin kencang menerjang tiga desa, yaitu Desa Bugis, Bugistua dan Desa Lempuyang. Dalam rekaman video yang beredar angin berputar kencang di atas kolam hingga menerjang permukiman warga.

Camat Anjatan, Uus Wuspito dan sejumlah unsur Forkopimcam serta relawan langsung melakukan penanganan darurat di sekitar lokasi kejadian. Termasuk mengevakuasi sejumlah pohon tumbang.

Dalam peristiwa itu, Uus menyebut dampak angin puting beliung menimpa 6 rukun tetangga (RT) di Desa Bugis. Yakni RT 13, 14 dan RT 15 serta RT 08, 10 dan RT 11.

"Fasum (fasilitas umum) dan rumah penduduk yang terdampak kurang lebih 80-an," ujar Uus dikonfirmasi detikJabar.

Ribuan Rumah Terendam dan 10 Ribu Warga Terdampak Bencana di Jabar

Bencana alam kembali menerjang sejumlah wilayah di Jawa Barat pada periode 15-16 Maret 2025. Bencana yang didominasi banjir dan cuaca ekstrem mengakibatkan puluhan rumah rusak dan ribuan lainnya terendam.
Berdasarkan data BPBD Jabar, ada 13 daerah yang dilanda bencana pada periode tersebut. Dari 13 daerah itu, Kabupaten Bandung Barat menjadi yang paling banyak terjadi bencana dengan total 3 kejadian.

Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat menerangkan, pada periode 15-16 Maret, terdapat 10 kejadian banjir, 3 tanah longsor dan 4 cuaca ekstrem yang berdampak pada 69 rumah rusak berat, 2.638 rumah terendam dan 10.739 jiwa terdampak.

Hadi menjelaskan, bencana yang terjadi disebabkan karena hujan lebat pada Sabtu (15/3) lalu. Hujan lebat diperparah dengan daya tampung lingkungan di masing-masing wilayah.

"Kalau dilihat dari intensitas (hujan) memang lebat tapi durasinya tidak lama, jadi bicaranya lebih ke daya tampung wilayah, daya tampung lingkungannya baik luapan air sungai maupun longsor. Kalau durasinya hujan itu gak lama tapi memang lebat hujan di hari Sabtu itu," jelas Hadi saat dikonfirmasi hari ini.

Hadi mengatakan, meski bencana masih terjadi namun ada peran dari operasi modifikasi cuaca yang dilakukan pemerintah sejak 11 Maret lalu. Operasi tersebut kata dia berperan untuk menekan dampak terjadinya bencana.

Menurutnya sebelum dilakukan modifikasi cuaca, total kejadian bencana di Jabar pada periode 1-10 Maret mencapai 55 kejadian dengan dampaknya yang jauh lebih besar.

"Kita bicara perbandingan tidak hanya soal kejadian tapi juga dampak. Kalau kita melihat dari kejadian sebelum dilakukan modifikasi cuaca, ini ada 55 kejadian. Dampaknya lumayan ada 488 rumah rusak berat, 46.264 rumah terendam, yang meninggal 10 orang, yang terdampak 231.264 jiwa terdampak," katanya.

"Kalau dibandingkan dengan setelah operasi modifikasi cuaca, sebenarnya dari sisi volume masih mirip-mirip ya, tapi dampaknya bisa lebih ditekan," sambungnya.

Hadi mengungkapkan, operasi modifikasi yang dilakukan bertujuan untuk menekan dampak bencana dan volume hujan. Karena itu, selama operasi tersebut dilakukan, bukan tidak mungkin bencana akibat hujan turun masih terjadi.

"Jadi operasi modifikasi cuaca itu untuk menekan dampak. Jadi bukan berarti operasi ini tidak ada bencana, kedua bukan berarti tidak ada hujan juga, karena yang diupayakan mengurangi volume hujan," pungkasnya.

(wip/sud)


Hide Ads