Cerita Tukang Mie Ayam Mesti Tambah Modal Belanja gegara Harga Cabai

Cerita Tukang Mie Ayam Mesti Tambah Modal Belanja gegara Harga Cabai

Ikbal Selamet - detikJabar
Senin, 06 Jan 2025 11:33 WIB
Cabai rawit di Pasar Muka
Cabai rawit di Pasar Muka (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Harga cabai di pasar tradisional di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat meroket di pekan pertama 2025. Kenaikan harga juga membuat pedagang yang menggunakan cabai sebagai bahan utamanya kebingungan lantaran keuntungan menjadi menurun.

Ryan (21), pedagang sayuran di Pasar Muka mengatakan, harga cabai mulai merangkak naik sejak akhir Desember 2024. Namun kenaikannya menjadi signifikan saat 1 Januari 2025.

"Awalnya naik hanya Rp 10 ribu, tiba-tiba beberapa hari lalu lonjakan harganya signifikan," ucap dia Minggu (5/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, kenaikan paling tinggi terjadi pada cabai rawit. Normalnya, cabai rawit hanya Rp 60 ribu per kilogram, tetapi kini menjadi Rp 120 ribu per kilogram.

Sementara itu, cabai jenis lainnya yakni cabai keriting yang di awal Rp 30 perkilogram naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram, dan untuk cabai tanjung dari Rp 40 ribu menjadi Rp 70 ribu per kilogram.

ADVERTISEMENT

"Paling tinggi sekarang harga cabai rawit, selisih kenaikannya juga sampai Rp 60 ribu," ujarnya.

Ria (21), pedagang sayuran lainnya, mengungkapkan akibat harganya naik tersebut bisa disebabkan dari faktor cuaca atau pun hama hingga menjadi cabai melambung tinggi.

"Kemungkinan dari faktor cuaca atau hama jadinya harga cabai naik," katanya.

Dia menuturkan, walaupun harga cabai naik pada saat tahun baru tingkat penjualan masih cukup tinggi.

"Tetap saja ramai waktu tahun baru banyak juga yang beli walaupun harganya lagi naik gini. Tetapi pada pembeli biasanya mengurangi jumlah pembeliannya, jika biasanya sekilo jadi hanya beli setengah kilogram," ucapnya.

Di sisi lain, naiknya harga cabai membuat para pedagang harus memutar otak mengurangi pengeluaran.

Deden (23), pedagang gorengan di Jalan Aria Wiratanudatar, mengatakan meskipun harga cabai rawit, dirinya terpaksa untuk membelinya untuk pelengkap jualannya.

Tetapi dirinya membatasi jumlah cabai rawit untuk setiap bungkus gorengan yang dibeli.

"Saya tetap kasih namun saya kurangin jadi lebih sedikit kerena harga cabai yang naik tinggi," kata dia.

Maman (58), pedagang mie ayam mengatakan, akibat harga cabai kini menjadi naik, ia menjadi menambah modalbahan baku yang awalnya Rp 700 ribu kini menjadi Rp 800 ribu.

"Akibat harga cabai naik untuk belanja ke pasar itu sekarang Rp 800 ribu, itu untuk dagang mie ayam dalam sehari. Naik Rp 100 ribu dari biasanya," ujar dia.

Tetapi dirinya tidak mengurangkan porsi makanan atau harga jual mie ayam nya tersebut, dan juga tidak membatasi pembeli yang ingin menggunakan sambal untuk tambahan bumbu mie ayamnya.

"Jadi untuk harga sama saja di Rp 12 ribu tidak naik. Untuk pembeli juga bebas ingin menggunakan sambal berapa banyak pun. Karena kalau dinaikan atau dibatasi nanti jadi kabur konsumen. Dampaknya paling keuntungan jadi berkurang," ucapnya.

(yum/yum)


Hide Ads