Harga cabai rawit di sejumlah pasar di Bojonegoro terus melejit. Kenaikan harga bumbu dapur ini terjadi sejak lebih dari sepekan terakhir, sehingga membuat pembeli maupun pedagang menjerit.
Pantauan detikJatim di pasar tradisional Kota Bojonegoro, harga cabai rawit tembus Rp 115 ribu per kilogram. Padahal, sebelum Ramadan harga cabai berkisar Rp 80 ribu per kilogram.
Di Pasar Sumberejo, harga cabai rawit juga masih tinggi, mencapai Rp 110 ribu per kilogram. Tak sedikit pembeli yang memilih mengurangi jumlah pembelian demi menekan pengeluaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain cabai rawit, harga bawang merah juga ikut merangkak naik. Kini, harga bawang merah super mencapai Rp 45 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp 35-40 ribu. Bawang merah ukuran sedang juga naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram.
Pedagang menyebut kenaikan harga dua komoditas tersebut dipicu menurunnya produktivitas petani di awal puasa. Sehingga berdampak pada berkurangnya pasokan ke pasar.
"Awal puasa ini biasanya jarang ada yang mau petik cabai di sawah, sehingga pasokan berkurang barangnya terbatas makanya harganya naik," ujar Mbak Sum, salah satu pedagang di pasar kota Bojonegoro, Minggu (9/3/2025).
Untuk jenis cabai lainnya, harga masih relatif stabil. Cabai merah besar atau cabai kopong bertahan di angka Rp 50 ribu per kilogram, sementara cabai merah keriting Rp 45 ribu per kilogram.
Mbak Sum mengaku kenaikan harga ini berdampak pada omzet dagangannya yang menurun. Sebab, daya beli pelanggan semakin berkurang.
"Yang pasti berkurang, kulakan barangnya sulit pembeli karena harganya mahal jadi gak berani belanja banyak," tutur Mbak Sum.
Sementara itu, salah satu pelanggan, Ayuni, mengatakan kenaikan harga bumbu dapur ini membuatnya harus lebih berhemat dalam belanja, apalagi menjelang Lebaran.
"Dicukup-cukupkan untuk keperluan dapur dikurangi belinya. sekarang cukup setengah kilogram. Apa lagi mau lebaran kebutuhan pasti nambah," tutur Ayuni.
(irb/iwd)