Potret 'Nyai Saritem' Ditawar Rp 10 Juta-Diminati Kolektor dari LN

Yudha Maulana - detikJabar
Kamis, 26 Des 2024 07:30 WIB
Potret Nyonya Jawa milik Ronny Mediono yang diyakini sebagai Nyai Saritem, Rabu (28/9/2022). (Foto: Ria Aldila Putri/detikJateng)
Bandung -

Masih ingat dengan potret wanita ayu berkebaya yang pernah viral di media sosial ? Kabarnya potret sosok wanita Jawa yang diyakini sebagai Nyai Saritem itu ditawar hingga Rp 10 juta.

Pemilik 'Potret Nyonya Jawa' Ronny Mediono mengatakan, foto wanita itu ditawar oleh sejumlah kolektor barang jadul dan perwakilan dari museum yang berada di luar negeri.

"Rata-rata peminat serinya personal (kolektor), dan ada beberapa dari museum di luar negeri tapi tidak banyak," ujar Ronny saat dihubungi detikJabar, Rabu (25/12/2024).

"Sudah ada yang menawar Rp 10 juta, tapi belum saya lepas," tutur Ronny melanjutkan.

Ronny mengungkapkan, ia enggan melepas foto antik tersebut dengan harga tersebut karena melihat segi otentik dan nilai historisnya. Seperti diketahui, Ronny mendapatkan foto tersebut dari rumah pensiunan militer tempo dulu di Yogyakarta.

Dilihat detikJabar, foto itu merupakan cetakan foto autentik karena di belakang foto terdapat watermark dari produsen pencetak foto Agfa. Foto cetakan lama itu berukuran post card atau memiliki dimensi kurang lebih 13,5 cm x 8,5 cm.

Potret Nyonya Jawa milik Ronny Mediono yang diyakini sebagai Nyai Saritem, Rabu (28/9/2022). Foto: Ria Aldila Putri/detikJateng

Foto itu kini Ronny simpan dan rawat di galerinya yang terletak di Ungaran, Semarang. Selain itu, ia juga menjual foto tersebut di blog tokonya, Kedai Barang Antik sejak 11 Januari 2011.

Sekilas Nyi Saritem

Julukan Bandung sebagai Kota Kembang bukan hanya soal panorama saja. Pada sisi lainnya, julukan itu tak bisa dimaknai lahiriah. Penulis sejarah Haryoto Kunto dalam bukunya Wajah Bandoeng Tempo Doeloe (Granesia:1984) menulis bahwa kata kembang yang melekat pada Bandung, berasal dari kata kembang dayang yang berarti wanita penghibur.

Hingga akhirnya muncul lah Saritem. Tempat prostitusi yang terletak di Gardujati itu sangat terkenal. Bahkan, saking populernya 'bursa kelamin' yang disebut-sebut telah ada sejak zaman Kolonial Belanda itu kepopulerannya disejajarkan dengan Dolly di Surabaya atau Sarkem di Yogyakarta.

Ada berbagai versi yang menggambarkan latar belakang dari Nyai Saritem itu. Ferdian Achsani dalam Salingka, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 17 Nomor 1 Edisi Juni 2020 (salingka.kemdikbud.go.id) menulis tentang salah satu cerita yang terkenal tentang Nyai Saritem.

Potret nyonya Jawa yang disebut-sebut sebagai Nyai Saritem Foto: istimewa/dok Ronny Mediono/kedaibarangantik.blogspot.com

Sebelum mendapatkan gelar Nyai, Saritem adalah seorang gadis yang cantik belia. Pesonannya memikat seorang meneer Belanda, hingga akhirnya ia dijadikan gundik. Setelah beberapa lama, pembesar Belanda meminta Saritem untuk mencari perempuan lainnya sebagai teman kencan para tentara Belanda yang masih lajang.

Seiring berjalannya waktu, lokasi itu semakin ramai. Yang datang tak hanya prajurit yang masih lajang. Tetapi juga veteran atau prajurit yang sudah lanjut usia, bahkan pribumi pun turut tergoda untuk menikmati fasilitas di surga di dunia itu.

"Dari bisnis Saritem tersebut sehingga dapat dipahami bahwa perempuan sangat tertindas karena ia tidak memiliki harga diri dan dianggap sebagai pemuas nafsu," tulis Ferdian.

Bahkan pada kisah lainnya, Saritem diceritakan mencari perempuan muda sampai ke daerah Garut, Tasikmalaya, Cianjur dan wilayah Jawa Barat lainnya demi menjalankan bisnis tersebut. Sebab, dikisahkan bisnis yang dirintis Nyai Saritem laku keras.

Selanjutnya Versi Bangsawan




(yum/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork