Menjajal Lapangan Sepak Bola di TPSA Ciangir Tasikmalaya

Menjajal Lapangan Sepak Bola di TPSA Ciangir Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Selasa, 19 Nov 2024 16:12 WIB
Lapangan sepak bola di TPSA Ciangir Kota Tasikmalaya.
Lapangan sepak bola di TPSA Ciangir Kota Tasikmalaya. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Ada yang berbeda di lokasi tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) Ciangir Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya membangun lapangan sepak bola di kawasan tempat sampah seluas 13 hektar tersebut.

Di salah satu titik yang semula gunungan sampah, sengaja diratakan dan dilapisi tanah sehingga berubah menjadi tanah lapang dan bisa dijadikan arena sepak bola.

detikJabar berkesempatan bermain sepak bola di lapang TPSA Ciangor tersebut, Selasa (19/11/2024). Semula terbayang bermain sepak bola di area tersebut akan terganggu oleh aroma busuk sampah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun ternyata aroma sampah, relatif tak tercium di lapangan tersebut. Sehingga semua bisa bermain dengan nyaman tanpa mengenakan masker.

"Nggak ada yang pakai masker, nggak bau kan main bola di TPSA Ciangir?," kata Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah.

ADVERTISEMENT

Dia sendiri ikut bermain sepak bola atau mini soccer dalam pertandingan pejabat Pemkot Tasikmalaya kontra jurnalis tersebut.

Cheka menjelaskan membuat lapangan sepak bola di TPSA Ciangir sengaja dia lakukan untuk membuktikan jika TPSA bisa dimanfaatkan menjadi arena yang lebih bermanfaat.

"Yang pertama kita ingin membangun semangat bahwa kalau TPSA itu dikelola dan diubah, yang tadinya gunung sampah, menjadi lapang sepakbola bisa jadi lebih bermanfaat," kata Cheka.

Cheka memaparkan apa yang dia lakukan sebenarnya penerapan konsep sanitary landfill di TPSA Ciangir.

Sebelumnya TPSA ini berkonsep open dumping, artinya sampah ditumpuk dan dibiarkan terbuka, sehingga dianggap kurang ramah lingkungan dan kurang efektif.

"Namanya lapangan kan harus rata dan permukaannya tanah atau rumput. Nah ini kan sebenarnya konsep sanitary landfill. Kalau saya minta sanitari landfill, biasa saja. Tapi kalau main bola, otomatis sanitary landfill," kata Cheka.

Dia mengaku akan menggelorakan sepak bola di TPSA Ciangir. Dia bahkan mengagendakan menggelar turnamen sepak bola di lapangan ini.

Menurut dia, dengan banyaknya masyarakat yang berkunjung ke TPSA diharapkan bisa memberi edukasi tentang pengelolaan sampah. Setidaknya masyarakat jadi tahu bahwa sampah yang diproduksi warga Tasik sangat banyak, sehingga bisa mengurangi produksi sampah di rumahnya masing-masing.

"Akan saya gaungkan, ayo main bola di TPSA. Nanti kita bikin turnamen, gunung sampah yang sebelah juga kita jadikan lapang lagi. Ini bisa dikunjungi jika dikelola dengan baik," kata Cheka.

Terkait soal bau yang tidak terlalu menyengat, menurut Cheka ini merupakan buah dari pengurangan sampah organik ke TPSA. Sampah organik saat ini bisa dikurangi seiring berjalannya program pemanfaatan yang dilakukan oleh banyak kalangan masyarakat.

"Yang bikin bau itu kan sampah organik, makanya kita tekan terus volume sampah organik dengan pemanfaatan. Mulai dari untuk pakan budidaya maggot, pembuatan pupuk dan sebagainya," kata Cheka.

Selain itu pihaknya juga melakukan penanganan khusus untuk meredam polusi bau di sekitar TPSA Ciangir yaitu dengan menyemprotkan cairan eco enzym, sebuah cairan organik yang berfungsi mengurai sampah organik sehingga bisa meredam bau.

"Ya disemprot eco enzym juga, kemudian adanya pepohonan rindang juga turut membantu mengurangi bau, jadi kita bisa main bola dengan nyaman," kata Cheka.

Sementara itu untuk antisipasi terjadinya ledakan terkait kandungan gas metana, pihak UPT TPSA Ciangir juga telah menerapkan sistem pelepasan gas metana.

"Iya untuk gas metana sudah dibuatkan saluran, dipasang pipa-pipa penyalur, jadi amanlah main bola di sini," kata Cheka.*




(dir/dir)


Hide Ads