IPAL TPSA Ciangir Tasikmalaya Rusak, Limbah Hitam Mengalir ke Sungai

IPAL TPSA Ciangir Tasikmalaya Rusak, Limbah Hitam Mengalir ke Sungai

Faizal Amiruddin - detikJabar
Selasa, 17 Des 2024 00:05 WIB
Kondisi kolam IPAL di TPSA Ciangir Kota Tasikmalaya yang rusak dan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Kondisi kolam IPAL di TPSA Ciangir Kota Tasikmalaya yang rusak dan menyebabkan pencemaran lingkungan. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Warga sekitar tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) Ciangir Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya terdampak pencemaran lingkungan. Hal ini menyusul kerusakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang ada di TPSA Ciangir. Akibatnya, air serapan gunung sampah TPSA langsung masuk ke saluran air atau sungai. Buntutnya puluhan kolam ikan milik warga tercemar dan menyebabkan ikan-ikan mati. Selain itu warga pun banyak yang terjangkit penyakit kulit.

Agus, Ketua RW 07 Kelurahan Mugarsari Kecamatan Tamansari membenarkan puluhan warga merugi akibat kolam ikan tercemar. "Ada puluhan kolam ikan terdampak, semua ikannya mati. Pokoknya yang ada di Kelurahan Mugarsari dan Tamansari semuanya gemprah (mati massal)," kata Agus.

Kejadian itu menurut Agus terjadi sekitar sebulan lalu. Selanjutnya pemerintah akhirnya turun tangan dengan memberi ganti rugi kepada pemilik kolam ikan itu. "Sempat diberi ganti rugi, dihitung per kilo ikan yang mati. Nah sejak saat itu, kolam-kolam ikan di sini sudah tak dipakai lagi, nggak diisi ikan lagi," kata Agus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu sejumlah warga juga banyak yang mengeluhkan gangguan penyakit kulit, terutama mereka yang masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan mandi cuci kakus. "Yang gatal-gatal juga banyak, airnya tercemar," kata Agus.

Ketua Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya Anang Sapa'at meminta Pemkot Tasikmalaya segera melakukan perbaikan. Anang membenarkan IPAL di TPSA Ciangir sudah tak berfungsi. "Serapan air itu warna hitam dan sudah dialirkan ke 9 kolam penyaringan pun tetap hitam, dikarenakan saat ini tidak ada alat penyaring. Jadi semua mesin penyaring tidak aktif semuanya, makanya dari 9 kolam tidak ada perubahan. Dampaknya sampai ke warga pun tetap hitam," kata Anang, usai melakukan peninjauan ke TPSA Ciangir, Senin (16/12/2024).

ADVERTISEMENT

Anang mengaku pihaknya akan mendorong alokasi anggaran untuk memperbaiki instalasi pengolab air limbah tersebut. Menurut dia hal ini menjadi kebutuhan prioritas karena memiliki dampak negatif masyarakat.

"Dinas terkait sudah berkali-kali memperbaikinya dan selalu jebol lagi, harus diganti, kita anggarkan tahun depan dan harus menggunakan konsultan yang benar dan terpercaya," kata Anang.

Dia berharap warga yang terdampak bisa bersabar dan untuk sementara kebutuhan air minum menggunakan air kemasan. "Kepada masyarakat untuk sementara waktu, mendingan beli dulu air galon untuk minum atau memasak," kata Anang.

Anang juga meminta Puskesmas setempat rutin memantau kesehatan warga di dua kelurahan tersebut. "Kami minta bantuan Dinkes agar rutin ke warga terdampak, untuk yang gatal-gatal secepatnya diobati," kata Anang.

Sementara itu aktivitas peternakan ikan, Anang juga meminta agar warga berhenti. Dia khawatir jika memaksakan warga akan merugi akibat ikan mati sebelum panen. "Air limbah TPSA yang tidak diolah itu sudah seperti oli, hitam. Jadi kolam ikan juga sebaiknya setop dulu," kata Anang.

Selain meninjau IPAL TPSA Ciangir yang rusak, rombongan wakil rakyat juga meninjau sebuah pabrik pengolahan plastik yang disebut-sebut turut berkontribusi pada pencemaran di wilayah itu. "Kami juga meninjau pabrik plastik, tapi air limbahnya terlihat digunakan lagi, diolah lagi. Tapi nanti perlu didalami lagi, harus dicek laboratorium air limbahnya," kata Anang.

Isep Suhendar, Kasubag TU Puskesmas Sangkali Kecamatan Tamansari membenarkan bahwa dalam beberapa pekan terakhir terjadi peningkatan kasus penyakit kulit dan gangguan pencernaan yang dialami warga sekitar TPSA Ciangir.

"Selama ini yang kita terima yang pertama mengenai pencemaran air minum di area TPA Ciangir, yang kedua beberapa penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat sekitar Ciangir terutama gatal-gatal," kata Isep.

Pihaknya selama ini sudah melakukan penanganan atas gangguan kesehatan yang dialami masyarakat tersebut. "Ya berobat gratis di Puskesmas, kami juga lakukan sosialisasi agar untuk kebutuhan mandi cuci kakus jangan gunakan air kolam atau air sungai," kata Isep.

Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas Sangkali, Eko mengatakan hasil uji laboratorium di air kolam dan sumber air warga, positif mengandung bakteri dan kimia berbahaya. "Hasil uji lab, memang untuk bakteri positif ecoli, kalau ecoli tinja negatif, tapi ada bakteri coliform. Kemudian dari kimianya ada positif juga," kata Eko.

(iqk/iqk)


Hide Ads