Upaya Pemprov Jabar Menekan Angka Pengangguran

Upaya Pemprov Jabar Menekan Angka Pengangguran

Asy Syifa Ramadhani Imam - detikJabar
Kamis, 14 Nov 2024 21:00 WIB
Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin
Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin. Foto: Asy Syifa Ramadhani Imam/detikJabar
Bandung -

Angka kemiskinan di Jawa Badat masih tinggi. Menurut data dari BPS, kemiskinan Jabar pada Maret 2023 mencapai 3,89 juta orang dengan persentase 7,62 %. Sementara itu, angka pengangguran pada Agustus 2023 sebesar 7,4%.

Terkait tingginya angka pengangguran itu Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengatakan salah satu upaya untuk menekan angka pengangguran, yaitu dengan mendukung keberlanjutan dari sekolah vokasi.

Ia menyebut Pemprov Jabar tengah berusaha untuk mencari relasi dengan industri yang sesuai dengan kebutuhan masa kini. Nantinya, akan akan terbentuk kerja sama dengan pihak sekolah vokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena memang mesti diakui banyak yang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Seperti mobil listrik, kan harusnya juga punya mereka. Nah, salah satu itu masih kita carikan link advancement-nya, kerja sama seperti apa," kata Bey di Gedung Merdeka, Kamis (14/11/2024).

Ia juga menyinggung Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yang diharapkan bisa lebih banyak melakukan kerja sama. Sehingga kerja sama antara SMK dengan berbagai perusahaan, dapat membantu menurunkan tingkat pengangguran.

ADVERTISEMENT

"Misalnya di kawasan Subang, akan ada perusahaan industri mobil listrik, mereka akan membuat SMK. Saya minta agar paralel sambil membangun konstruksi, SMK-nya juga diberikan pelatihan. Jadi, setelah konstitusinya selesai, siap beroperasi, tenaga kerjanya juga siap," ujar Bey.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi 3 DPRD Jabar, Muhammad Romli menilai Jabar sebetulnya punya banyak cara untuk mengentaskan pengangguran.

Salah satunya, anggota fraksi PPP itu menceritakan temuannya di masyarakat dalam agenda reses di dapilnya, Kabupaten Bogor. Romli menilai belum ada perhatian serius dari Pemprov Jabar soal pengembangan UMKM di wilayah Bogor. Padahal UMKM bisa jadi cara awal untuk menekan angka pengangguran.

"Kebetulan di situ sudah ada produk unggulan kripik singkong dan itu luar biasa banyak. Hanya saja butuh pemasaran dan sentuhan yang berkaitan dengan pengolahan yang lebih inovatif," ucap Romli.

Jabar memang lebih dikenal sebagai daerah pusat industri. Namun, Romli melihat pemerintah juga perlu memikirkan cara-cara lain yang jadi pendukung untuk menyudahi kemiskinan dan pengangguran.

Berbagai aspek punya peran yang berkaitan erat untuk memutus masalah pengangguran. Ada pendidikan, infrastruktur, hingga pariwisata.

"Kalau infrastruktur jalan oke mungkin sudah cukup bagus, hanya mungkin koneksi antar Kota Kabupaten, jalan milik Provinsi nanti akan kita tinjau lagi saat reses sambil keliling," ucap Romli.

"Tapi desa-desa itu sebetulnya punya potensi, misalnya desa wisata kan sudah ada Perdanya. Guidance desa itu bisa berkembang jadi objek wisata. Kebanyakan kalau di Kabupaten Bogor kan wisata terpusat di Puncak, padahal banyak potensi lain yang tidak terlintasi jadi tidak variatif," sambungnya.

Ke depan, Romli mendorong agar sentuhan investor bisa berperan besar di seluruh daerah Jabar. Salah satunya harus didorong pengembangan desa wisata di daerah lainnya yang belum banyak dikunjungi.

(sud/sud)


Hide Ads