Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai melakukan pendataan bagi para pendatang yang masuk pasca Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Pemprov mewanti-wanti banyaknya pendatang yang belum memiliki pekerjaan hingga akan menambah angka pengangguran.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jabar Berli Hamdani mengatakan, untuk mengetahui berapa banyak pendatang yang masuk ke Jawa Barat, saat ini tengah dilakukan operasi yustisi untuk mendata para pendatang.
Meski belum memiliki data pasti berapa pendatang yang masuk pasca Lebaran, Berli menyebut, pihaknya memprediksi jumlah pendatang ke Jabar tahun 2025 tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan seperti ini (yustisi) dilakukan di seluruh pintu masuk kabupaten kota se-Jawa Barat dan sampai hari ini kita belum dapat laporan karena masih berjalan," kata Berli di Terminal Cicaheum, Kota Bandung (8/4/2025).
"Secara pengalaman seperti tahun sebelumnya ada di angka 10-11 ribu (pendatang) di seluruh Jawa Barat," sambungnya.
Berli menjelaskan, selain Kota Bandung, pendatang sangat berminat untuk mengadu nasib di daerah-daerah industri seperti di Kota dan Kabupaten Bekasi serta Kabupaten Karawang. Adapun para pendatang sebagian besar berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Sementara ini kalau untuk pendatang Kota Bandung salah satu yang paling diminati. Kemudian di luar itu, untuk mencari kerja di daerah industri seperti Karawang, Bekasi. Kebanyakan mereka pendatang dari Jawa Tengah, Jawa Timur," ujarnya.
Namun Berli mengungkapkan, ada kebiasaan kurang baik dimana pendatang berangkat ke kota tujuan tanpa memiliki pekerjaan. Pendatang menurutnya baru mencari kerja setelah tiba dan hal itu berdampak pada meningkatnya angka pengangguran.
"Biasanya mereka yang datang itu masih cari pekerjaan, menganggur dulu. Terkait masalah sosial (pengangguran) dengan penambahan penduduk memang mungkin terjadi," ungkapnya.
Terpisah, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menjelaskan, Jawa Barat dengan pertumbuhan ekonominya yang tinggi membuat banyak orang berbondong-bondong untuk datang. Karena itu, dia menginginkan adanya perubahan dalam sistem rekrutmen tenaga kerja.
"Dimana-mana seperti itu kalau ada kawasan industri pasti orang datang untuk bekerja. Kalau ada pertumbuhan ekonomi orang pasti datang untuk ikut menikmati pertumbuhan ekonomi," terangnya.
"Artinya dari manapun pasti datang. Caranya bagaimana ya perbaiki sistem rekrutmen tenaga kerja, sistem rekrutmen online harus dibangun," lanjutnya.
Di sisi lain, Dedi juga meminta warga Jawa Barat harus siap bersaing untuk mendapat pekerjaan. Menurutnya, pemerintah tidak bisa menghalangi siapapun untuk datang ke Jawa Barat dalam hal mencari kerja.
"Anak Jawa Barat harus mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar di provinsi jabar. Kira gak bisa menghalangi orang datang ke Jabar karena itu hak. Tapi anak Jabar diprotektif dengan meningkatkan antibodi kemampuan," tandasnya.
(bba/mso)