Wakil Menteri Lingkungan Hidup atau Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (Wamen LH/Waka BPLH) Diaz Hendropriyono berkunjung ke Gedung Sate pada Selasa (5/11/2024). Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin menyambut kehadirannya untuk bersama membahas percepatan pembangunan Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Legok Nangka.
Seperti diketahui, waktu ground breaking Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka masih terus dinanti. Sempat dijanjikan bakal ground breaking di akhir tahun 2024, nyatanya kini kabarnya belum terdengar lagi.
"Kami mengungkap ada permasalahan. Sebenarnya kami sudah tetap mencari solusi untuk mencairkan masalah ini. Tapi dengan keadaan Pak Wamen, mungkin bisa lebih cepat. Ini terkait dengan pada saat sudah beroperasi, masalah listrik yang akan dibeli oleh PLN. Jadi di situ letak masalahnya," ucap Bey.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bey mengatakan bahwa PLN perlu memastikan masalah listrik di tahun operasional Legok Nangka. Seperti diketahui, TPPAS Legok Nangka berdiri di atas tanah seluas 82,5 hektare yang berlokasi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Nantinya, TPPAS Legok Nangka akan menampung dan mengolah sampah dari Bandung Raya, Sumedang, dan Garut.
Legok Nangka akan dibangun dengan teknologi ramah lingkungan waste to energy, sehingga dihasilkan listrik sebesar 40 megawatt dari kapasitas 2.000 ton sampah per hari. Listrik yang dihasilkan itu kemudian akan dijual kepada PLN.
"Jadi kita harus melihat pada posisi tahun 2028 atau 2029 itu bagaimana posisi listrik tahun itu. Nah ada berapa PLN akan membeli listrik dari Legok Nangka ini? Pada posisi apakah sedang oversupply atau tidak. Kalau oversupply, PLN memberikan lagi surat dukungan dari kementerian ESDM," kata Bey.
Bey menekankan bahwa batu sandungan Legok Nangka kini bukan pada permasalahan harga beli. Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhitungkan oleh PLN.
Jika nanti pembahasan soal kelistrikan ini beres, Bey tetap meyakini selambatnya pada 2025 ground breaking sudah bisa dilakukan. "Jadi perlu audit dari BPKP untuk perkiraan 2028-2029 apakah listrik sudah oversupply atau masih oversupply atau sudah tidak. Karena kalau masih oversupply, ada aturan khusus lagi perlu keputusan dari mana untuk meyakinkan bahwa tetap listrik bisa dibeli oleh PLN. Karena kalau tidak bisa dibeli artinya tipping fee-nya akan lebih mahal lagi," tutur dia.
Sementara itu Wamen LH/Waka BPLH, Diaz Hendropriyono mengatakan kunjungannya berdasarkan arahan Menteri Lingkungan Hidup untuk mengurangi sampah di seluruh Indonesia. Ia pun telah mendengar soal progress dari proyek Legok Nangka.
"Kita mulai dari Jakarta, beliau sekarang masih fokus dengan pengurangan sampah, khususnya sampah organik di Jakarta. Dan beliau menugaskan saya untuk melihat TPA-TPA lain yang mangkrak. Tadi kita sudah mendapatkan penjelasan dari timnya Pak Bey juga mengenai Legok Nangka," kata Diaz.
Ia mengaku mendengar ada permasalahan yang menurutnya sedikit menghambat proyek Legok Nangka. Ia pun berjanji akan melakukan koordinasi dengan kementerian yang terkait dan berharap mampu berkoordinasi lebih jelas di tingkat pemerintah pusat.
"Dan saya rasa perlu juga kita koordinasikan nantinya dengan Kemenko Perekonomian. Proyek Legok Nangka juga bisa menyelesaikan permasalahan sampah di Bandung dan Jawa Barat, selain itu juga bisa memberikan listrik kepada penduduk Jawa Barat, dan tentunya benefit mengenai karbon kredit. Jadi itu kenapa kita berada di sini dan berkoordinasi dengan Pak Bey," ucap Diaz.
Diaz juga mengaku telah mendengar permasalahan TPA Sarimukti yang sudah melebihi kapasitas. Setelah rapat berlangsung, Diaz ditemani Bey akan berkunjung ke lokasi untuk melihat solusi yang paling memungkinkan.
"Nanti dilihat bagaimana caranya sampah yang masuk ke sana, seperti juga sampah yang masuk ke Bantar Gebang itu harus bisa lebih rendah. Harus ada solusi apakah dengan methane capture atau kah dengan inovasi-inovasi yang lain. Jadi kita pun juga akan melihat Sari Mukti dan apakah yang kita lakukan di Bantar Gebang juga bisa dilakukan di sana," tuturnya.
(aau/sud)