Sebanyak 270 sopir angkutan kota (angkot) nomor trayek 01 jurusan Sukaraja-Stasiun Timur tiba-tiba menghentikan operasionalnya imbas maraknya kendaraan online baik mobil maupun motor. Mereka menuntut agar pemerintah membatasi operasional kendaraan online.
Pantauan detikJabar pukul 12:04 WIB di Jalan RA Kosasih, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi nampak beberapa mobil angkot terparkir di pinggir jalan. Kondisi sepanjang Jalan Ahmad Yani pun tidak ada hilir mudik angkutan kota.
Nandar Januarsa (44), sopir angkot 01 jurusan Sukaraja-Stasiun Timur mengatakan, aksi mogok massal ini dilakukan secara spontanitas oleh seluruh sopir angkot dengan berbagai jurusan di wilayah Kota Sukabumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya pengennya ada pembatasan aplikasi online, sekarang makin parah, makin nggak teratur, inginnya ada pembatasan waktu berbagi sama kita-kita. Pendapatan sudah dipangkas banget," kata Nandar kepada detikJabar, Senin (12/7/2024).
Dia mengatakan, penurunan penghasilan sopir angkot mencapai 50 persen. Dalam sehari, ia hanya bisa menghasilkan Rp150 ribu saja.
"Kalau merosot ya merosot banget. Penumpang sih ada cuman nggak sebagus dulu lah, kaya zaman sebelum ada online kan pendapatan kita bisa Rp350 ribu kotornya itu, kalau sekarang 150 pun kotor itu. Susah kita dapat," ujarnya.
Pihaknya tak menuntut ada kenaikan tarif, dia hanya meminta agar sopir online dibatasi jam operasionalnya. Diketahui, tarif angkot yang berlaku saat ini yaitu Rp6 ribu untuk masyarakat dan Rp3 ribu untuk siswa.
"Kita nggak minta kenaikan tarif, cuma ingin dibatasi, misalnya untuk transportasi online sampai jam 12:00 ke sana boleh, kita berbagi waktu saja, kita bukannya ngelarang, berbagi saja," kata dia.
Ketua Kelompok Kerja Usaha (KKU) Angkot 01, Ridwan (38) menambahkan, pihaknya tak membatasi waktu aksi mogok operasional tersebut. Dia menuntut agar pemerintah segera memberikan solusi terkait keresahan sopir angkot.
"Solidaritas dari angkutan kota soal aplikasi ingin dibatas, kita saling berbagi lah ya, secara tidak langsung memangkas (pendapatan). Penggunaan aplikasi terlalu membludak," kata Ridwan.
"Kita namanya perkembangan zaman tolong lah kalau masih mau mengikuti zaman tapi tolong kasih aturan mainnya," sambungnya.
Baca juga: Teror Buas Sang Pemangsa Ternak di Sukabumi |
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Sukabumi Imran Wardhani mengatakan, pihaknya sudah menerima tuntutan sopir angkot terkait pembatasan transportasi online.
"Tadi yang disampaikan soal pembatasan jadwal transportasi online. Sementara kita tampung, kita akan mencoba komunikasi dengan aplikator. Kita coba sampaikan aspirasi mereka seperti itu. Nanti kita juga akan melakukan rapat lanjutan dengan pihak terkait," katanya singkat.
Penumpang Kebingungan
Aksi moogok itu membuat penumpang yang sempat berada di dalam angkot dipaksa turun. Mereka yang diturunkan paksa menaiki angkot nomor trayek 01 jurusan Sukaraja-Stasiun Timur dan nomor trayek 04 jurusan Goalpara-Pasar Pelita. Angkot-angkot tersebut juga dihentikan oleh pengurus organisasi angkutan darat (Organda) untuk tidak beroperasi sementara waktu.
Puluhan penumpang berasal dari Goalpara maupun Sukaraja yang akan berangkat ke Kota Sukabumi begitupun sebaliknya terpaksa harus turun dan berjalan kaki.
Pantauan di lokasi, terlihat sejumlah penumpang ibu-ibu membawa anak kecil turun dari angkot. Bahkan seorang kakek-kakek pun terdampak dalam aksi mogok massal tersebut.
"Mau naik angkot tidak ada, mau naik transportasi online tidak punya aplikasinya," kata Entang kepada detikJabar di Jalan RA Kosasih, Kota Sukabumi, Senin (12/8/2024).
"Terus terang kecewa. Saya pulang dari rumah sakit Hermina harus berjalan kaki. Bingung harus naik apa," sambungnya.
Neni (39) salah satu penumpang lainnya juga turut terdampak aksi mogok massal. Dia diberhentikan saat menaiki angkot dari Jalan RA Kosasih menuju Puskesmas Sukaraja di Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja.
"Ya mau ke Sukaraja ke Puskesmas bawa anak tapi harus berhenti di sini kan masih jauh," kata Neni.
Untuk segera sampai ke Puskesmas ia pun memanggil tukang ojek. "Ya ngejar waktu, ini mau nyari ojek di depan," ujarnya.
Ketua Kelompok Kerja Usaha (KKU) Angkot 01 jurusan Sukaraja-Stasiun Timur, Ridwan (38) mengatakan, aksi mogok massal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas para angkot di tengah maraknya transportasi online. Mereka menuntut agar ada pembatasan jam operasional bagi transportasi online.
"Solidaritas dari angkutan kota soal aplikasi ingin dibatasi, kita saling berbagi lah ya, secara tidak langsung memangkas (pendapatan). Penggunaan aplikasi terlalu membludak," kata Ridwan.
"Kita namanya perkembangan zaman tolong lah kalau masih mau mengikuti zaman tapi tolong kasih aturan mainnya," sambungnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Sukabumi Imran Wardhani mengatakan, pihaknya sudah menerima tuntutan sopir angkot terkait pembatasan transportasi online.
"Tadi yang disampaikan soal pembatasan jadwal transportasi online. Sementara kita tampung, kita akan mencoba komunikasi dengan aplikator. Kita coba sampaikan aspirasi mereka seperti itu. Nanti kita juga akan melakukan rapat lanjutan dengan pihak terkait," katanya singkat.
(dir/dir)