Sopir Angkot Tuntut Transportasi Online di Sukabumi Dibatasi

Sopir Angkot Tuntut Transportasi Online di Sukabumi Dibatasi

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 20 Agu 2024 13:45 WIB
Demo pengemudi angkot Sukabumi.
Demo pengemudi angkot Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar).
Sukabumi -

Puluhan sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Dinas Perhubungan Kota Sukabumi. Mereka menuntut agar operasional kendaraan online dibatasi.

Pantauan detikJabar pukul 12.41 WIB terlihat beberapa angkutan kota terparkir di pinggir Jalan Arif Rahman Hakim, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Beberapa sopir angkot berkumpul di pinggir jalan dan sebagian lainnya melakukan audiensi di kantor Dishub Kota Sukabumi.

Proses audiensi itu diikuti oleh Organisasi Angkutan Darat (Organda), 21 kelompok kerja unit (KKU) trayek angkutan kota, perwakilan dari perusahaan kendaraan online seperti PT GoTo Gojek Tokopedia, PT Teknologi Perdana Indonesia (Maxim Indonesia), PT Grab Teknologi Indonesia dan In Drive Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Organda Kota Sukabumi Ferdiansyah mengatakan, para sopir angkot menuntut agar adanya pembatasan kendaraan online. Aksi ini dilakukan setelah sebelumnya para sopir angkot melakukan mogok massal.

"Pembatasan jam operasional, keinginan kita bisa dibedakan online itu, betul-betul dari perusahaan aplikasi misalkan memakai seragam. Kita memohon adanya deadline, tiga hari dari sekarang sudah ada jawaban," kata Ferdi di lokasi, Selasa (20/8/2024).

ADVERTISEMENT

"Jadi kita mengingatkan bahwa kita sudah berusaha untuk menyampaikan masalah ini dan kalau masalah (perut) juga susah ngomong seenaknya," sambungnya.

Dia mengatakan, usulan pembatasan operasional kendaraan online ini dimulai dari pukul 14:00 WIB sampai pukul 18:00 WIB. Tuntutan itu dilayangkan setelah mereka kesulitan untuk mendapatkan penumpang dan menganggap kendaraan online sebagai saingan.

"Keinginan dari jam 14:00 sampai jam 18:00 tapi kan kita juga memahami bahwa yang namanya waktu-waktu seperti itu kan tidak bisa kita atur jadi diskusi belum selesai sebetulnya. Jangan samakan penyampaian saya juga seperti ibaratnya menyampaikan sesuatu yang sudah pasti," ujarnya.

Tuntutan para sopir angkot rencananya akan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat hingga pada aplikator transportasi online. Organda berharap, para sopir angkot bersabar dan tidak bertindak anarkis

"Ke teman-teman barangkali hanya bisa bilang sabar dulu. Jangan sampai mogok dulu lah kasihan saudara-saudara kita yang nggak keangkut, kalau yang naik angkot orang kaya semua nggak apa-apa, barangkali ya ini kan yang naik yang mau ke rumah sakit, yang punya kepentingan saudara-saudara kita juga," kata dia.

"Tindak lanjut ke depan kita menunggu dari Dishub seperti apa, kita menunggu jawaban aplikator online seperti apa. Kalau pembatasan-pembatasan tersebut hampir sama (di daerah) di mana titik untuk menaikkan penumpang yang boleh, di mana yang tidak," sambungnya.

Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Imran Wardhani mengatakan, belum ada kebijakan yang diputuskan dalam audiensi hari ini. Selain menuntut adanya pembatasan operasional transportasi online, massa juga menuntut adanya zona-zona tertentu yang dilarang bagi ojek online.

"Aspirasi dari teman-teman para pengemudi di antaranya yang pertama ingin adanya pembatasan kuota jumlah transportasi online dari masing-masing aplikator, kemudian juga adanya zona-zona tertentu yang tidak bisa dilayani oleh teman-teman transportasi online, kemudian juga aspirasinya adanya usulan pembatasan waktu layanan untuk para aplikator," kata Imran.

Menurutnya, para aplikator transportasi online tidak keberatan dengan tuntutan tersebut. Namun mereka perlu berkoordinasi dengan pihak perusahaan di kantor pusat.

"(Usulan ini sudah 8 tahun lalu) mungkin ini sejak awal-awal aspirasi itu memang pernah disampaikan pada awal-awal booming angkutan transportasi online. Kalau tadi tetap mengedepankan musyawarah, jadi mereka dari teman-teman pengemudi juga tetap ingin bisa melayani warga masyarakat," jelasnya.

Imran memastikan, para sopir angkot tidak akan melakukan aksi mogok massal. Apabila terjadi, pihaknya pun akan menyediakan kendaraan bagi masyarakat yang terdampak.

"Alhamdulillah untuk supir angkot tidak ada aksi mogok, tetap melayani masyarakat wilayah Kota Sukabumi. Mengantisipasi apabila mogok, kami menyiapkan armada bantuan seperti yang sebelum-sebelumnya," tutupnya.




(mso/mso)


Hide Ads