Hampir dua tahun, Asep Wahyudin (49) bersama istri dan anak-anaknya tinggal di bekas kandang ayam. Petani di Kampung Cibeureum, Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Cianjur ini terpaksa tinggal di tempat tak layak lantaran bantuan perbaikan rumah akibat gempa 2022 lalu tak kunjung cair.
Serangan penyakit dan datangnya hewan buas pun selalu menghantui keluarga tersebut. Asep Wahyudin menjelaskan, gempa berkekuatan magnitudo 5,6 pada 2022 lalu meluluhlantakan rumah satu-satunya hingga rata dengan tanah. Usai gempa, dirinya pun mendirikan tenda darurat dan menyulap bekas kandang ayam menjadi tempat tinggal dia dan keluarganya.
"Sempat dua bulan tinggal di tenda darurat. Tapi karena terlalu kecil, jadi saya bersama istri dan empat anak cari tempat lain. Dapat lah bekas kandang ayam. Saya jadikan tempat tinggal sampai sekarang," kata dia, Rabu (26/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tinggal dalam rumah darurat beralaskan tanah dan dinding dari bilik bambu, Asep tetap berusaha tegar seraya menunggu bantuan stimulan rumah terdampak gempa untuknya bisa diterima.
"Ya sambil menunggu kabar baik, apakah bantuan bisa cair atau tidak. Sementara sabar dulu tinggal di sini, meskipun keadaanya tidak layak," kata dia.
Menurutnya, tak hanya dinginnya malam yang menusuk kulit yang setiap hari dirasakan, ancaman hewan liar dari pesawahan dan perkebunan di sekitarnya juga kerap menghantui. Tak jarang, ular dan kalajengking masuk ke dalam rumah dan mengancam keselamatan keluarganya.
"Kalau dinginnya malam sama bocor saat hujan sudah biasa. Tapi yang khawatir itu jadi rentan sakit, apalagi anak-anak. Belum lagi hewan liar. Terakhir ada ular masuk, takutnya itu ular berbisa," kata dia.
Asep dan para penyintas gempa bumi di kampungnya segera mendapatkan bantuan dana stimulan gempa bumi tahap 4 agar bisa membangun rumah yang layak.
"Selain saya, warga lain juga banyak yang belum ada kejelasan sampai saat ini . Sempat ditanyakan juga ke orang desa, hanya jawabannya sabar-sabar terus. Saya harap bisa segera ada kejelasan, supaya kami bisa kembali hidup dengan nyaman dan aman," kata dia.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Cianjur Asep Sukma Wijaya, mengatakan Asep dan para penyintas gempa lain di wilayahnya sudah masuk dalam daftar penerima bantuan stimulan gempa tahap 4. Namun, pihaknya masih menunggu kelengkapan administrasi untuk proses pencairan.
"Sudah masuk ke tahap 4. Tinggal keputusan dari pak Asepnya sendiri mau dibangun secara mandiri atau melalui vendor. Kalau secara mandiri sistemnya reimburse, tapi kalau melalui vendor tahu sudah dibangunkan. Kita posisinya menunggu kelengkapan administrasi dari pak Asep," kata dia.
Di sisi lain, di tengah kondisi keluarga yang dihantui serangan penyakit, para dermawan mulai memberikan perhatian pada keluarga Asep Wahyudin.
Bahkan, dr Mohammad Wahyu yang mengabdikan diri di salah satu RSUD Cianjur pun datang memberikan pengobatan gratis, beserta bantuan bahan pokok lainnya kepada keluarga korban gempa.
![]() |
Karena tempat tinggal yang tidak layak, banyak di antara mereka yang terkena infeksi saluran pernapasan juga ektima atau infeksi pada kulit. Bagi dr Wahyu, di tengah kondisi tersebut sudah saatnya sesama warga bantu warga.
(dir/dir)