Puasa, sebagai salah satu ibadah penting dalam agama Islam, tidak hanya melibatkan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan intim dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Selain itu, puasa juga menuntut umat Muslim untuk menjauhi perilaku-perilaku tertentu yang dapat mempengaruhi keabsahan dan keberkahan ibadah tersebut.
Hal-hal yang dianggap makruh, atau tidak dianjurkan, dalam puasa merupakan aspek penting yang perlu dipahami dan dihindari oleh umat Muslim selama bulan suci Ramadhan.
1. Ghibah dan Perkataan Buruk
Selama menjalankan puasa, penting untuk menjaga lisan agar tidak terjerumus dalam ghibah (menggunjing) atau perkataan buruk terhadap orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka berbicaralah yang baik atau diam."(HR.Bukhari) Oleh karena itu, menjaga lisan dari ucapan yang tidak bermanfaat atau merugikan adalah salah satu aspek penting dalam menjaga kesucian puasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Berdusta atau Berbohong
Berbohong atau berdusta merupakan perilaku yang merusak kebenaran dan kejujuran, yang merupakan nilai penting dalam Islam. Selama bulan Ramadhan, menjauhi
kebohongan dan berdusta menjadi lebih penting lagi karena puasa adalah waktu di mana umat Muslim diperintahkan untuk meningkatkan kesadaran spiritual dan moral.
3. Memperlihatkan Kesombongan atau Kepalsuan
Memperlihatkan kesombongan atau kepalsuan juga termasuk dalam kategori perilaku yang makruh selama puasa. Rasulullah SAW mengajarkan untuk merendahkan diri di hadapan Allah SWT dan sesama manusia. Oleh karena itu, memperlihatkan sikap sombong atau berlaku palsu bertentangan dengan nilai-nilai keikhlasan dan kerendahan hati yang dianjurkan dalam Islam.
4. Mengabaikan Kebaikan dan Ibadah
Mengabaikan kebaikan dan ibadah selama bulan Ramadhan juga termasuk dalam kategori perilaku yang makruh. Puasa adalah kesempatan untuk meningkatkan ibadah, melakukan amal kebajikan, dan memperbaiki diri secara spiritual. Oleh karena itu, mengabaikan peluang-peluang untuk melakukan kebaikan atau meningkatkan ibadah dapat mengurangi manfaat yang dapat diperoleh selama bulan suci ini.
5. Menyia-nyiakan Waktu
Waktu adalah salah satu aset berharga dalam Islam, dan menyia-nyiakannya merupakan perilaku yang tidak dianjurkan. Selama bulan Ramadhan, umat Muslim dianjurkan untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk melakukan ibadah, membaca Al-Quran, berdoa, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang membawa manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Pada kesimpulannya, makruh dalam puasa mengacu pada perilaku-perilaku yang tidak dianjurkan dan dapat merusak keberkahan dan kesucian ibadah puasa. Dengan menjauhi hal-hal yang makruh, umat Muslim dapat memperoleh manfaat spiritual yang lebih besar selama bulan suci Ramadhan, meningkatkan kualitas ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan memahami dan menghindari perilaku-perilaku yang makruh, kita dapat memperkaya pengalaman berpuasa dan memperoleh keberkahan yang lebih besar dalam ibadah kita.
Wallahu A'lam Bi showab
*Penulis adalah salah satu asatid Ponpes Tahfidz Al-Qur'an Bina Insan Qur'ani (BIQ) Susukan-Cirebon dan mahasiswa semester 2 PJJ PAI UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, sekaligus pengurus Forum Pemberdayaan Pesantren dan Umat (FPPU) Kab Cirebon.
(yum/yum)