10 Fakta Kisah Intan, Si Gadis Tangguh dari Sukabumi

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 10 Mar 2024 08:46 WIB
Intan bocah tangguh dari Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Seorang anak SD bernama Intan (9), asal Kampung Cukang Lemah, Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, menyita perhatian di media sosial. Di balik senyum cerianya, Intan sukses menjelma menjadi gadis yang tangguh untuk membantu perekonomian orang tuanya di rumah.

Berikut ini rangkuman detikJabar mengenai kisah Intan, si gadis tangguh asal Sukabumi:

1. Viral di Medsos Jualan Es Sepulang Sekolah

Sosok intan terungkap setelah sejumlah fotonya viral di media sosial Facebook. Ia dinarasikan sebagai anak yatim yang berjualan es mambo sepulang sekolah, sebagian hasilnya ia berikan kepada sang ibu yang terbaring sakit.

Rumahnya, ternyata berada jauh dari permukiman penduduk di daerah pegunungan kawasan Perkebunan Sukamaju. Hanya ada dua rumah di tempat itu. Rumah pertama ditinggali Intan, kakaknya, dan sang ibu. Satu rumah lagi ditempati neneknya. Ketika malam tiba, kedua rumah itu gelap gulita tanpa adanya aliran listrik untuk penerangan.

"Sekolah jauh, satu jam jalan kaki. Pulang jam 11.00 WIB langsung jualan es mambo dulu, kalau jualan habis pulang jam 12.00 WIB kalau belum habis pulang ke rumah jam 13.00 WIB," tutur Intan kepada detikJabar, Kamis (7/3/2024).

2. Dapat Uang Rp 15 Ribu dari Jualan Es

Dari hasil menjual es, Intan bisa mendapatkan uang Rp 30 ribu sehari. uang itu dibagi dua dengan pemilik es mambo, yakni gurunya sendiri.

"Jual es mambo, punya pak guru. Muter-muter kampung dulu, keuntungannya buat mamah, karena mamah kan kondisinya sakit," lirih Intan.

3. Semangat Belajar Meski Rumah Tak Dialiri Listrik

Meski berjualan, Intan tak pernah melupakan aktivitas belajarnya hingga ke rumah. Bahkan, meski adanya aliran listrik, Intan tetap belajar menggunakan lampu sentir, lampu lilin bersumbu dengan bahan bakar minyak sayur.

"Kalau malam belajar pakai lampu centir, karena nggak ada listrik. Keinginan saya punya rumah yang bagus ada listrik, jangan di gua, tapi di kota, karena capek kalau mau ke sekolahnya," ujar Intan polos menyebut rumahnya sebagai gua, karena ketika malam rumah itu gelap hanya diterangi lampu minyak.

"Harus semangat belajar, cita-cita menjadi guru makanya ingin pintar. Meskipun keadaannya sedih begini," lirihnya seraya beranjak mengambil pensil dan buku tulis, ia menyebut ada tugas sekolah yang harus diselesaikan.

4. Manfaatkan Waktu Siang untuk Belajar

Intan memanfaatkan sinar matahari yang masuk ke sela-sela rumahnya. Karena kurang yakin dengan cahayanya ia menyalakan lampu centir. Tidak lama, ia larut dengan soal-soal yang diberikan gurunya. "Harus siang, kalau malam gelap banget," tuturnya.

Senyum lebar pun terpancar dari wajah Intan. Ia masih mengenakan pakaian seragam sekolahnya. Ia lalu merapikan sepatu miliknya untuk dipakai besok hari.

5. Bercita-cita Jadi Guru

Intan bercerita ia ingin ada penerangan di rumahnya, ia juga berkeinginan untuk punya rumah yang layak. Keinginan itu sementara ini dia pendam dalam-dalam, namun cita-citanya tetap tinggi untuk mengubah kehidupan ibu dan keluarganya kelak.

"Ingin sekolah sampai tinggi, ingin jadi guru, ingin membahagiakan ibu dan keluarga," tuturnya setengah berbisik.

Intan sengaja mengambil korek ke dapur, lampu minyaknya ternyata mati, jari-jarinya terlihat penuh dengan bekas minyak sayur. "Ingin ada penerangan biar enggak gelap kalau belajar malam hari. Kalau malam di sini gelap, karena tidak ada lampu,"tuturnya lagi.




(ral/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork