Jelang Ramadhan, para petani memanen padi di Kampung Citaliktik, Desa Soreang, Kabupaten Bandung. Mereka dengan gigihnnya memanen dengan menggunakan celurit.
Di tengah harga beras yang melambung, mereka nampak fokus memanen padi dengan cepat. Tak ada satu jengkal pun yang terlewati dalam proses memanen tersebut.
Petani setempat, Apep Wahyudi (40) mengaku saat ini turut membantu orang tuanya dalam memanen padi. Dirinya kerap membantu guna meringankan beban orang tuanya ketika memanen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya ini sebenarnya digarap sama orang tua saya. Cuma pas lagi panen, beliau meminta saya untuk membantu memanen," ujar Apep, saat ditemui detikJabar, Senin (4/3/2024).
Pihaknya mengatakan harga beras saat ini memang tengah melambung tinggi. Kenaikan tersebut dibarengi dengan harga gabah yang tengah naik.
"Iya kalau gabahnya sekarang Rp 900 ribu per satu kuintal. Terus berasnya memang harganya lagi Rp 17 ribu per kilogram," katanya.
Dia menduga kenaikan beras tersebut disebabkan lahan sawah yang sudah berkurang. Kata dia, lahan tersebut saat ini banyak digunakan untuk dijadikan permukiman.
"Emang kayanya lahan sawahnya banyak dipakai perumahan, jadi pertanian kurang. Jadi mungkin stok beras atau padinya jadi berkurang," jelasnya.
Apep mengungkapkan saat ini pun kesulitan dalam membeli pupuk. Menurutnya yang memiliki pupuk harus yang memiliki kartu tani.
"Pupuk beli harus pakai kartu, kalau gak ada ya gak bisa. Sedangkan yang punya kartu itu yang punya sawah-sawah besar," ucapnya.
Dirinya kerap membeli pupuk jenis urea dengan harga Rp 130 ribu per lima kilogram. Kemudian pembelian pupuk tersebut harus dibatas.
"Iya beli pupuknya susah, harus pakai kartu tani. Terus dijatah juga belinya. Maksimal 1 kuintal lah," bebernya.
Dia menambahkan lahan sawah tersebut digarap oleh orang tuanya sejak dirinya kecil. Makanya dari hasil sawah tersebut dirinya kerap mendapatkan jatah.
"Kalau dapet 5 kuintal, dibagi dua berasnya sama saya. Terus mungkin bos saya yang jual lagi. Terus kadang yang bagian saya juga suka dijual, ada juga yang disimpan sebagian," tuturnya.
"Jadi alhamdulillah kalau stok beras di rumah mah suka ada. Nah kalau pas masa gagal panen atau musim kemarau, kadang sulit. Ya terpaksa saya juga harus beli," pungkasnya.
(yum/yum)