Jalan Terjal Bawa Pulang Wildan Diduga Korban TPPO di Myanmar

Kabupaten Bandung Barat

Jalan Terjal Bawa Pulang Wildan Diduga Korban TPPO di Myanmar

Whisnu Pradana - detikJabar
Rabu, 07 Feb 2024 15:01 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi TPPO (Foto: Ilustrator: Luthfy Syahban).
Bandung Barat -

Wildan Rohdiawan, warga Kampung Bantar Gedang, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diduga jadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Dari informasi keluarga, pria 36 tahun itu saat ini berada di Myawaddy, Myanmar. Nasibnya tak jelas, sebab keluarga tak bisa intensif berkomunikasi dengan Wildan. Komunikasi terakhir terjalin pada 25 Januari 2024.

Kepala Bidang Pelatihan Produktivitas Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Disnakertrans KBB, Dewi Andani mengatakan, pihaknya sudah menerima dan menindaklanjuti laporan dari keluarga korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebetulnya dari keluarga pada September 2023 sudah datang mengadukan kasusnya ke Disnakertrans KBB. Saat itu juga kami sudah menindaklanjuti dengan mengirimkan surat ke Kemenlu, Kemenaker, BP2MI, dan Disnaker Jabar," kata Dewi saat dikonfirmasi, Rabu (7/2/2024).

Dewi menyebut, tak mudah untuk bisa memulangkan yang bersangkutan seperti permintaan pihak keluarga. Kendala yang dihadapi berkaitan dengan hubungan dua negara.

ADVERTISEMENT

"Tapi karena penanganannya terkait dua negara, maka tidak semudah itu memulangkan WNI yang ada di luar negeri itu. Memang lama prosesnya karena kan melibatkan KBRI di Myanmar, bisa melibatkan interpol juga kalau memang korban TPPO. Intinya ya berproses untuk pemulangannya," kata Dewi.

Berdasarkan informasi yang dimiliki, kata Dewi, pekerja migran tersebut disinyalir berangkat ke Myanmar secara non prosedural alias ilegal. Sebab tidak ada riwayat keberangkatan yang tercatat di Disnaker KBB.

"Apalagi berangkat secara non prosedural. Bahkan kita tidak bisa melacak keberadaan dia ada di mana, karena datanya tidak ada di kita waktu berangkat. Kalau yang prosedural seluruhnya terdata di Disnaker, nah ini karena tidak maka kita kehilangan arah orang itu ada di Myanmarnya sebelah mana," ucap Dewi.

Berdasarkan informasi pihak keluarga, Dewi menyebut, yang bersangkutan dipekerjakan sebagai online scammer. Sementara pihaknya tak tahu perjanjian kerja yang dijanjikan agen penyalur yang memberangkatkan PMI tersebut.

"Kita hanya dengar kronologis dari keluarga, dia berangkat terus di sana (Myanmar) katanya dipekerjakan tidak semestinya dikhawatirkan jadi online scammer. Kalau prosedural kita punya salinan kerja bisa diketahui seharusnya dia bekerja jadi apa," kata Dewi.

Sebelumnya, Iis Rochayati, orangtua Wildan meminta bantuan pada Presiden Joko Widodo agar bisa memulangkan anaknya. Video permintaan tolong itu viral di media sosial.

Dalam video berdurasi satu menit yang viral itu, ibu tersebut menyebutkan bahwa anaknya saat ini berada di Myanmar. Ia menjadi korban penipuan lowongan pekerjaan hingga berujung jadi korban TPPO.

'Yang terhormat bapak presiden, Bapak Jokowi. Saya seorang ibu yang sudah setahun lebih anak saya terjebak di Myanmar pak, korban TPPO. Saya sudah melapor ke mana-mana, minta bantuannya bebaskan anak saya' ujar ibu tersebut.

'Sudah setahun lebih, saya sekarang sudah kehilangan kontak dengan anak saya. Tolong pak anak saya, bebaskan anak saya, selamatkan anak saya. Tolong bantu kami. Anak saya sudah dapat penyiksaan, nggak tahu gimana nasibnya di sana. Bantu saya bebaskan anak saya di Myanmar' lanjut ibu tersebut.

(mso/mso)


Hide Ads