Ibu di KBB Minta Bantuan Presiden Pulangkan Anaknya Korban TPPO

Ibu di KBB Minta Bantuan Presiden Pulangkan Anaknya Korban TPPO

Whisnu Pradana - detikJabar
Selasa, 06 Feb 2024 20:45 WIB
Keluarga Korban TPPO Asal KBB.
Keluarga Korban TPPO Asal KBB. (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Video seorang ibu memohon bantuan pada Presiden Joko Widodo untuk bisa memulangkan anaknya yang jadi korban Tindak Pidana Penjualan Orang (TPPO) viral di media sosial.

Dalam video berdurasi satu menit yang viral itu, ibu tersebut menyebutkan bahwa anaknya saat ini berada di Myanmar. Ia menjadi korban penipuan lowongan pekerjaan hingga berujung jadi korban TPPO.

'Yang terhormat bapak presiden, Bapak Jokowi. Saya seorang ibu yang sudah setahun lebih anak saya terjebak di Myanmar pak, korban TPPO. Saya sudah melapor ke mana-mana, minta bantuannya bebaskan anak saya' ujar ibu tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'Sudah setahun lebih, saya sekarang sudah kehilangan kontak dengan anak saya. Tolong pak anak saya, bebaskan anak saya, selamatkan anak saya. Tolong bantu kami. Anak saya sudah dapat penyiksaan, nggak tahu gimana nasibnya di sana. Bantu saya bebaskan anak saya di Myanmar' lanjut ibu tersebut.

Belakangan diketahui ibu tersebut berasal dari Kampung Bantar Gedang, RT 03/09, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Anaknya yang menjadi korban TPPO ialah Wildan Rohdiawan (36).

ADVERTISEMENT

Adik kandung Wildan Rohdiawan, Yulia Rosiana (34) membenarkan bahwa kakaknya itu saat ini ada di Myanmar. Ia dan pihak keluarga meminta supaya kakaknya bisa dipulangkan ke tanah air.

"Kami (keluarga) berjuang terus sejak Juni 2023, sampai hari ini minta bantuan pemerintah terkait dari mulai BP2MI, Polda Jabar, Bareskrim, supaya kakak saya bisa dipulangkan dari sana (Myanmar)," kata Yulia saat ditemui di kediamannya, Selasa (6/2/2024).

Wildan sendiri awalnya direncanakan bekerja di Thailand. Ia berangkat ke Negeri Gajah Putih itu pada November tahun 2022 lalu. Namun betapa kagetnya pihak keluarga, saat akhirnya mendapati fakta bahwa Wildan justru bekerja di Myanmar.

"Jadi komunikasi itu nggak lancar, setiap diminta foto atau video Thailand, kakak saya nggak pernah kirim. Setelah didesak, dia akhirnya kirim lokasi, ternyata bukan di Thailand, tapi di Myanmar tepatnya itu di Myawaddy," kata Yulia.

Pihak keluarga dan Wildan terakhir berkomunikasi pada 25 Januari 2024. Yulia menyebut bahwa dalam pesan yang diterima keluarga, kakaknya dalam kondisi tidak baik-baik saja.

"Jadi dia itu dapat penyiksaan di sana. Dari mulai disetrum, dijemur, dipukul. Makanya dia minta bantuan keluarga supaya bisa dipulangkan. November 2023 itu, kita dapat kabar kalau dia sudah dijual ke perusahaan kedua. Terakhir komunikasi itu 25 Januari kemarin," ujar Yulia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelatihan Produktivitas Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Disnakertrans KBB, Dewi Andani mengatakan pihaknya sudah menerima dan menindaklanjuti laporan dari keluarga korban.

"Sebetulnya dari keluarga pada September 2023 sudah datang mengadukan kasusnya ke Disnakertrans KBB. Saat itu juga kami sudah menindaklanjuti dengan mengirimkan surat ke Kemenlu, Kemenaker, BP2MI, dan Disnaker Jabar," kata Dewi saat dikonfirmasi.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads