Menelisik Penyebab Longsor yang Timbun 12 Rumah di Cibadak Sukabumi

Menelisik Penyebab Longsor yang Timbun 12 Rumah di Cibadak Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 25 Jan 2024 17:36 WIB
Foto udara longsor Cibadak, Sukabumi.
Foto udara longsor Cibadak, Sukabumi. Foto: Istimewa
Sukabumi -

Sedikitnya 12 rumah warga tertimbun longsor di Kampung Cibatu Hilir, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Hingga kini penyebab longsor tersebut masih dalam penyelidikan sejumlah pihak.

Di tengah penyelidikan, tersebar video berdurasi 18 detik yang memperlihatkan sebuah rumah tiba-tiba ambruk dan disebut berlokasi di atas tebing, atau tepatnya di area salah satu perumahan yang berada di atas tebing permukiman warga. Melalui gambar udara, terlihat rumah itu sudah rata dengan tanah.

Permukiman warga sendiri berada di lereng bukit perumahan. Saat longsor terjadi warga banyak yang menyebut limpahan tanah dan batu berasal dari atas, tepatnya dari arah atas bukit tepat di mana perumahan berada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat kemarin itu saya sedang keluar rumah, di kamar mandi mau sembahyang subuh sudah terasa getaran. Habis sembahyang rumah bergetar, saya lihat ke belakang ternyata ada batu sudah menimpa rumah," kata Iyus Rusjana (81), warga setempat, Kamis (25/1/2024).

Kala itu, Iyus sempat berlari membangunkan anaknya. Keduanya kemudian berlari ke luar rumah. Kondisi getaran dan gerakan tanah semakin kuat dan menimbun rumah-rumah di sekitar kediaman Iyus.

ADVERTISEMENT

"Ada 9 sampai 10 (rumah) tertimbun, posisi (tanah) dari tebing longsor. Sejak malam kemarin memang sudah hujan, air dari sana (atas) sudah masuk ke dalam rumah, warga sudah mengungsi semua," lirihnya.

Data terakhir, selain 12 rumah berisi 52 jiwa, ada 69 rumah yang dihuni 239 jiwa lainnya yang kini kondisinya terancam. Pengamatan detikJabar getaran-getaran kecil hingga tanah bergerak masih saja terjadi. Mesin penyedot air dari sungai di bawah permukiman digunakan untuk menyingkirkan endapan lumpur.

"Awalnya ada aliran air kecil, sempat ke atas liat asal dari air itu. Tiba-tiba goyang, muncul retakan di dinding rumah. Sudah miring situasinya, pohon bambu sing beletuk (berderak), langsung lari semua, RT dan RW teriak lari," cerita Romlah (61), warga lainnya.

Romlah kini menghuni tenda pengungsian. Semua harta bendanya lenyap hanya menyisakan baju di badan. "Ya semoga dapat rumah karena mau pulang, pulang ke mana, semuanya tertimbun hanya tersisa baju yang dipakai," tuturnya.

Dugaan titik mahkota longsor berada di atas bukit tepat di area perumahan memang menguat di kalangan warga. Meskipun begitu, Pemkab Sukabumi masih menunggu kajian dari tim geologi.

"Kan nggak bisa langsung ya, nanti kita minta kajiannya. Sudah dikirim dari geologi hasilnya. Kalau kita sampaikan sekarang takut salah," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman sat meninjau tenda darurat.

Ade mengaku masih enggan mengungkap, karena memang banyak informasi yang masuk ke pihaknya. Saat kembali ditanya soal dugaan tebing di area perumahan, Ade menjawab akan dibahas lebih dulu.

"Nanti kita akan bahas dulu, pastikan dulu, katanya dulu ada sumber air, yang bisa langsung tapi sekarang tertutup," jawabnya.

Saat ini Pemkab Sukabumi bersama, TNI, Polri, BPBD, relawan dan sejumlah pihak lainnya masih fokus kepada penanganan pengungsi. "Tadi bu Menteri Sosial (Risma) sudah mewanti-wanti tenda-tenda untuk dipasang di sini (area pengungsian) dan setiap malam mereka harus tidurnya di sini, jangan sampai kembali ke tempatnya masing-masing," jelas Ade.

"Saya tadi sudah membicarakan dengan Pak Asda dan Pak Kepala Dinas, kemarin dengan Pak Kadis Perkim juga sudah ngobrol kebutuhannya pengungsi apa. Saat ini kita mengimbau yang dekat lereng-lereng ini, yang terancam jangan sampai menginap di sana, memang hari ini cuaca bagus cerah, tapi kan belum kelihatan curah hujan seperti apa," pungkasnya.

(sya/sud)


Hide Ads