Suara gemuruh disertai gemertak pepohonan menggegerkan warga Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Trenggalek. Lereng yang awalnya berdiri tegak tiba-tiba runtuh dan menggulung tiga rumah warga beserta penghuninya.
Teriakan warga saling bersahutan saat melihat tanah di lereng perbukitan bergerak dan menyapu semua penghalang yang ada di bawahnya. Tak hanya tiga rumah, tujuh rumah warga lain juga ikut rusak tersapu tanah longsor.
"Kejadiannya itu Minggu (19/5/2025) sekitar pukul 15.40 WIB, cuacanya sedang hujan deras. Saat itu saya di rumah atas situ, sedangkan longsor di bawah ini," kata salah seorang warga Desa Depok, Wiwit Wijayanti, Rabu (21/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bencana tanah longsor berskala besar itu tak pernah dibayangkan akan terjadi di dekat rumahnya. Saat kejadian berlangsung, warga hanya bisa pasrah dan tidak mungkin memberikan pertolongan, karena peristiwa berjalan begitu cepat dan tanpa disertai tanda-tanda sebelumnya.
"Tanah itu bergerak 'mak les' dan menimpa tiga rumah itu," ujarnya.
Saat kejadian enam korban yang hilang berada di lingkungan rumah, dua di antaranya sempat beraktivitas di luar rumah untuk membuat saluran air.
"Informasinya ada yang sempat lari menyelamatkan diri, satu lari ke barat dan satu ke timur. Tapi akhirnya merek hilang," jelasnya.
Pascainsiden tersebut Wiwit dan beberapa warga lain yang tinggal di sekitar lokasi merasa trauma dan takut. Sebab lokasi bencana itu tepat berada di bawah rumah warga. Mereka memilih untuk mengungsi ke rumah warga lain yang lebih aman.
"Kalau malam mengungsi ke dekat balai desa, kalau malam nggak berani tinggal di rumah," ujarnya.
Selama mengungsi Wiwit dan warga lain memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri, tanpa pasokan logistik dari pemerintah. "Bantuan belum ada, kalau masak ya masak sendiri," imbuhnya.
Sebelumnya tanah longsor berskala besar terjadi di RT 16 RW 7 Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Trenggalek. 10 rumah terdampak, tiga di antaranya tertimbun total.
Enam warga dinyatakan hilang. Mereka adalah Mesinem (90), Nitin (36), Tulus (65), Yatini (50), Yatiem (70), dan Torik (2).
(auh/abq)