Gairah sepak bola di Kabupaten Garut memang sedang bergelora. Yang terbaru, Pemda Garut menyulap lapangan olahraga di Sarana Olahraga (SOR) Merdeka, Kecamatan Tarogong Kidul menjadi tempat bermain sepakbola yang representatif dengan rumput sintetis berstandar FIFA.
Lapangan sepak bola yang diberi nama Merdeka itu, baru saja rampung direnovasi usai dikerjakan sejak akhir tahun 2023 lalu. Lapangan sepak bola yang ada di SOR Merdeka tersebut, kini dilandasi dengan rumput sintetis.
Lapangan ini, baru saja diresmikan kembali oleh Bupati Garut Rudy Gunawan pada Jumat, (12/1) lalu. Dalam keterangannya, Rudy menyebut jika lapangan sepak bola Merdeka akan bisa digunakan oleh masyarakat umum di bulan Maret 2024 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini akan mulai digunakan pada bulan Maret. Bisa digunakan untuk umum," kata Bupati Rudy.
![]() |
Rumput sintetis yang digunakan di lapangan tersebut, kabarnya berstandar FIFA. Selain lapangan sepak bola, jogging track yang sebelumnya berlandaskan tanah juga akan diganti menjadi karpet yang diperuntukan untuk arena berlari.
Pengerjaannya sudah dilaksanakan sejak akhir tahun 2023 lalu, dan ditarget rampung seluruhnya di pertengahan tahun 2024. Untuk merealisasikan hal tersebut, Pemda Garut, diketahui menggelontorkan biaya Rp 5 miliar untuk merenovasi SOR Merdeka.
"Ini untuk masyarakat Garut. Tapi, yang masuk ke sini ada retribusi," ucap Rudy.
Dengan diperbaikinya lapangan sepak bola Merdeka, kini Garut punya dua lapangan sepak bola milik pemerintah yang representatif. Yaitu SOR Merdeka, dan Stadion Dalem Bintang di SOR RAA Adiwijaya, Kecamatan Tarogong Kidul. Jumlah tersebut, akan bertambah seiring dengan perbaikan Stadion Jayaraga yang rencananya akan dijadikan tempat latihan Persigar Garut, dan pembangunan lapangan sepak bola dengan rumput sintetis di kawasan Garut Selatan.
LAPANGAN SARAT SEJARAH
Sarana Olahraga Merdeka, diketahui sudah ada sejak zaman dahulu. Sejarawan Garut Warjita mencatat, jika lapangan yang biasa disebut warga Garut dengan nama Kerkhoff itu, sudah ada sejak tahun 1923.
Dalam bahasa Belanda, Kerkhof diketahui memiliki makna kuburan. Sesuai dengan namanya, lapangan Kerkhof ini ternyata dulunya merupakan tempat mengubur jasad orang Belanda atau orang Eropa lainnya yang meninggal di Garut.
"Memang awalnya kuburan Belanda. Berfungsi sejak tahun 1923 hingga kurang-lebih sampai tahun 1981-an," kata Warjita.
Salah satu sejarah yang tercipta di lapangan Kerkhof, adalah eksekusi Yang Chil Sung, alias Komarudin. Pria asal Korea Selatan yang selama masa pasca kemerdekaan membantu rakyat Garut melawan Belanda. Komarudin diketahui dieksekusi mati bersama dua rekannya di lapangan Kerkhof, pada bulan Mei tahun 1949.
"Hukuman mati dilakukan di Garut pada 21 Mei. Warga Jepang, Aoki alias Abubakar, Hasegawa alias Oetman dan Janagawa alias Komaroedin yang pada saat itu divonis mati oleh pengadilan militer khusus di Garut," tulis koran Indische Courant voor Nederland dalam laporannya yang tayang tanggal 1 Juni 1949, dikutip detikJabar dari delpher.nl.
Pada tahun 1981, lapangan Kerkhof berubah fungsi. Pemda Garut diketahui merelokasi makam-makam yang ada di sana, ke TPU Santiong yang ada di Kecamatan Karangpawitan. Proses relokasi berjalan hingga tahun 1984.
Di masa kepemimpinan Bupati Taufik Hidayat (1983-1988), Kerkhof diketahui sempat menjadi lapangan pacuan kuda. Setelah itu, barulah pada tahun 2003 lalu, di masa kepemimpinan Bupati Dede Satibi, Kerkhof menjadi lapangan olahraga dan namanya diganti menjadi SOR Merdeka.
(yum/yum)