Badan Geologi Temukan Sesar Baru Setelah Gempa M 4,8 di Sumedang

Badan Geologi Temukan Sesar Baru Setelah Gempa M 4,8 di Sumedang

Bima Bagaskara - detikJabar
Jumat, 05 Jan 2024 15:52 WIB
Badan Geologi saat memaparkan hasil temuan Sesar Cipeles di Kabupaten Sumedang
Badan Geologi saat memaparkan hasil temuan Sesar Cipeles di Kabupaten Sumedang (Foto: Bima Bagaskara/detikjabar).
Sumedang -

Badan Geologi menemukan sesar atau patahan baru di Kabupaten Sumedang setelah terjadinya gempa M 4,8 pada Minggu (31/12/2023) lalu. Sesar baru ini ditemukan setelah tim tanggap darurat Badan Geologi mengecek langsung kondisi geologi di lokasi pusat gempa.

Plt Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan, tim tanggap darurat terjun ke lokasi pusat gempa di Sumedang untuk mencari data teknis terkait gempa bumi yang terjadi.

"Badan Geologi mengirim tim tanggap darurat untuk terjun di lokasi. Hasil survei lapangan selain memperoleh data teknis dan data pengukuran, telah dapat mengidentifikasi kondisi di lapangan bahwa gempa menyebabkan dampak kerusakan," kata Wafid pada Geoseminar Badan Geologi, Jumat (4/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari hasil kajian di lapangan, Wafid menyebut, tim Badan Geologi menemukan fenomena penting terkait penyebab gempa Sumedang. Menurutnya ditemukan sesar baru yang berada di aliran Sungai Cipeles.

"Tim Tanggap Darurat Badan Geologi menemukan segmen patahan/sesar baru yaitu Patahan Cipeles dengan lokasi tipe di Sungai Cipeles, arah segmen patahan ini Barat Daya-Timur Laut relatif ke arah Utara," ucap Wafid.

ADVERTISEMENT

"Segmen patahan Cipeles berada di ujung Timur Laut Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Diduga segmen patahan ini penyebab gempa bumi yang berpusat di daerah Babakanhurip, Sumedang Utara," lanjut dia menambahkan.

Sementara itu, Penyelidik Bumi Ahli Muda Badan Geologi Sukahar Eka Adi Putra menambahkan, Sesar Cipeles ditemukan setelah tim tanggap darurat mengidentifikasi pusat gempa yang berada di wilayah Babakanhurip.

Gempa Sumedang sendiri disebut terjadi karena adanya aktivitas pada Sesar Cileunyi-Tanjungsari yang punya segmen memanjang Barat - Timur. Namun gempa M 4,8 yang terjadi menyatakan, pusat gempa justru berada di wilayah Babakanhurip yang dekat dengan Sungai Cipeles.

"Yang jelas patahan Cileunyi-Tanjungsari itu arahnya relatif Timur - Barat, tapi pusat gempa terjadi di ujung timur patahan itu. Makanya kita bertanya satu segmen tidak dan data kami menyebut patahan Cipeles atau di Sungai Cipeles sebagai penyebab gempa bumi yang episenternya di Babakanhurip," jelasnya.

Meski begitu, Eka mengungkapkan, fakta tersebut merupakan data terbaru dari Badan Geologi. Hingga saat ini kata dia, tim tanggap darurat masih berada di lokasi untuk mencari kepastian terkait temuan Sesar Cipeles.

"Ini update per 5 Januari 2024 dan sampai sekarang (tim) masih mengecek di lapangan," ujarnya.

Keberadaan Sesar Cipeles juga diperkuat pernyataan Penyelidik Bumi Ahli Muda Badan Geologi lainnya, Joko Wahyudiono. Dia mengungkapkan sesar itu muncul dan memotong lapisan tanah dan membuat beberapa rumah rusak.

"Segmen Sesar Cipeles ini sesar aktif yang ditemukan di lapangan, sesar ini muncul di permukaan memotong lapisan tanah dan merobohkan beberapa rumah. Jadi tidak terbantahkan sesar ini adalah sesar aktif," singkat Joko.

(bba/mso)


Hide Ads