Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan bahwa peristiwa gempa di Kabupaten Sumedang sudah pernah terjadi sebelumnya sejak 1955.
"Gempa di Sumedang bukan hanya terjadi pada tahun 2023 saja," kata Suharyanto dalam sambutannya pada acara penyerahan bantuan stimulan kepada korban rumah rusak akibat gempa di Gedung Negara, Kabupaten Sumedang, Jumat (5/1/2024).
Ia kemudian menyebut, beberapa peristiwa gempa yang terjadi di Kabupaten Sumedang sebelum tahun 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada 2022 terjadi walau pun skalanya lebih kecil, kemudian tahun 2010 ada lagi, tahun 1972 kemudian tahun 1955," terang Suharyanto.
Artinya, kata Suharyanto, peristiwa gempa di Kabupaten Sumedang memang ada sejarahnya.
"Namanya sesar Tanjungsari-Cileunyi, itu sesarnya," ucapnya.
Suharyanto mengatakan, berdasarkan catatan sejarah tersebut dapat diketahui bahwa siklus gempa yang terjadi di Sumedang rentang waktunya semakin dekat.
"Dulu tahun 1955 (gempa) terjadi, kemudian terjadi lagi gempa 1972, dari 1972 ke 2010, dari 2010 ke 2022, lalu ke 2023. Dari BMKG mungkin lebih paham tapi yang kami catat dari BNPB seperti itu," terangnya.
"Artinya belum tentu ini peristiwa gempa terakhir, bisa jadi tahun 2024, tahun 2025 misalnya (terjadi lagi), kita bukannya minta-minta," kata Suharyanto menegaskan.
Dalam kesempatan itu, Suharyanto mengingatkan kepada warga yang menerima bantuan agar pada saat melakukan perbaikan rumah dapat memperhatikan kaidah-kaidah tentang rumah tahan gempa.
"Nah karena lihat sejarah, maka bapak ibu sekalian harus menyadari, kalau dibangun sendiri yang (rumahnya) rusak berat ini, ya tolong kaidah-kaidah rumah tahan gempa ini betul-betul diikuti," tegasnya.
Sementara itu, Jumlah bantuan tahap pertama yang diserahkan kepada 300 KK yang rumahnya rusak akibat gempa mencapai Rp4.920.000.000.
"Dari 300 KK, 6 KK rumahnya rusak berat dan akan menerima bantuan sebesar Rp60 juta per KK, kemudian rumah rusak sedang ada 10 KK dan masing-masing akan menerima bantuan Rp30 juta, kemudian ada 284 KK yang rumahnya rusak ringan dan akan menerima bantuan Rp15 juta per KK," papar Suharyanto.
Berdasarkan data BNPB per hari ini, Jumat (5/1/2024), jumlah total kerusakan rumah akibat gempa ada 1.462 unit. Dengan perincian 81 rumah rusak berat, 197 rumah rusak sedang dan 1.184 rumah rusak ringan.
"Tentu saja data ini akan dinamis bergerak terus karena ketika terjadi gempa maka BNPB akan membentuk tim dengan Dinas PUPR dan Dinas Perkimtan Kabupaten Sumedang," terangnya.
Acara tersebut dihadiri Menko PMK Muhadjir Effendy, Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman, Anggota DPR RI Itje Siti Dewi Kuraesin, warga penerima bantuan dan tamu undangan lainnya.
Menko PMK Muhadjir Effendy memaparkan, gempa yang melanda Sumedang menjadi pelajaran berharga bagi semua tentang pentingnya mitigasi saat menghadapi bencana. Sebab tidak menutup kemungkinan bahwa bencana gempa bisa terjadi kapan pun mengingat Kabupaten Sumedang menjadi bagian dari perlintasan cincin api.
"Cincin api itu artinya di antara celah-celah gunung-gunung berapa yang ini tidak hanya Indonesia tapi semua negara yang ada di tepian laut pasifik, ini memang langganan bencana," terangnya.
Muhadjir menyebut, dari sekitar 450 gunung berapi yang berada di tepian laut pasifik, 170 gunung berapi di antaranya berada di Indonesia.
"Itu salah satu yang menyebabkan kenapa terjadi gempa termasuk di Sumedang ini dan tahun lalu terjadi di Cianjur dan waktunya hampir berdekatan, tahun lalu kalau tidak salah tanggal 21 November saat gempa Cianjur, di sini pada bulan Desember jadi pas tahun pas," tuturnya.
Terkait hal itu, kata Muhadjir, kesiap siagaan terhadap tanggap bencana sangat diperlukan setiap saat.
"Jadi memang kita telah ditakdirkan oleh Allah bahwa Indonesia ini berada di cekungan cincin api, itu kenapa Indonesia selalu langganan bencana," ujarnya.
Sekadar diketahui, rentetan gempa melanda Sumedang dari sejak Minggu, 31 Desember 2023. Tiga rentetan di antaranya terjadi pada Minggu (31/12/2023) yakni (1) gempa M 4,1 kedalaman 7 km pukul 14.35 WIB, (2) gempa M 3,4 kedalaman 6 km pukul 15.38 WIB, dan (3) gempa M 4,8 kedalaman 5 km pukul 20.34 WIB.
Kemudian pada Senin (1/1/2024), gempa kembali mengguncang dengan kekuatan magnitudo 4,5 (4,4 sebelum dimutakhirkan) pada pukul 20.46 WIB. Lokasinya 6.82 Lintang Selatan - 107.92 Bujur Timur atau 4 km Utara Kabupaten Sumedang dengan ke dalaman10 km. Lalu, renteran gempa susulan lainnya di hari kemudian dengan rata-rata magnitudo 2 koma sekian.
(mso/mso)