Dalih Kontraktor soal Gapura 8,7 Meter di Taman Pataraksa Cirebon Ambruk

Dalih Kontraktor soal Gapura 8,7 Meter di Taman Pataraksa Cirebon Ambruk

Devteo Mahardika - detikJabar
Kamis, 04 Jan 2024 19:15 WIB
Gapura Taman Pataraksa Cirebon Ambruk
Gapura Taman Pataraksa Cirebon Ambruk. Foto: Devteo Mahardika/detikJabar
Cirebon -

Belum lama diresmikan oleh Bupati Cirebon, salah gapura setinggi 8,7 meter yang berada di Taman Pataraksa Kabupaten Cirebon ambruk pada Selasa (2/1/2024) malam.

Beruntung, pada saat kejadian ambruknya gapura tersebut, kondisi Taman Pataraksa sedang sepi dari pengunjung. Salah satu perwakilan kontraktor, Deni Krisnara menyampaikan, dari hasil analisa sementara yang dilakukan oleh pihak kontraktor mengenai ambruknya gapura tersebut.

Kontraktor berdalih ambruknya gapura itu karena dampak getaran gempa bumi yang terjadi di Sumedang. "Kami perkirakan ambruknya gapyra akibat adanya gempa Sumedang berpengaruh pada ambruknya Gapura," ucapnya, Kamis (4/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Deni mengklaim galian basement bergerak dan berdampak pada postur bangunan gapura saat terjadinya gempa. Ia pun mengklaim bangunan gapura sudah sesuai spesifikasi.

"Kami bangun sudah sesuai spesifikasi, akan tetapi perlu pendalaman lebih lanjut mengenai penyebab pasti ambruknya gapura," terangnya.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, dia masih menunggu keputusan dari pihak konsultan dan dinas terkait mengenai perbaikan bangunan. "Kami selaku kontraktor akan bertanggungjawab penuh dan siap membangun kembali fasilitas (Taman Pataraksa) yang rusak," jelasnya.

Faktanya, menurut rilis BMKG, gempa bumi M 2,7 mengguncang Sumedang pada Selasa (2/1/2023) pagi. Hari yang sama saat gapura ambruk di malam harinya. Menurut BMKG, dampak gempa yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Sumedang dengan Skala Intensitas II MMI, atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Artinya, dampak gempa ini tak terasa hingga Cirebon.

Sementara itu, pada Minggu 31 Desember gempa M 4,8 mengguncang Sumedang. Mengutip dari rilis BMKG, dampak gemp abumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Sumedang dengan Skala Intensitas III-IV MMI, atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Di Lembang dengan Skala Intensitas III MMI, atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Di Subang dan Kota Bandung dengan Skala Intensitas II-III MMI, atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu, Di Garut dengan Skala Intensitas II MMI, atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Sementara, tak ada laporan getaran hingga terasa di Cirebon.

Penyebab Ambruknya Gapura

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama konsultan pengawas proyek dan pihak kontraktor menggelar pertemuan pada Kamis, (4/1/2024). Kepala DLH Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan mengatakan, dari hasil pertemuan tersebut didapatkan tiga poin terkait insiden ambruknya gapura di Taman Pataraksa.

"Poin pertama pihak dari PT Caesar bersedia membangun kembali bangunan gapura dari awal tanpa pembiayaan anggaran daerah," kata Iwan kepada detikJabar.

Kemudian pada poin selanjutnya, Iwan menjelaskan pihak konsultan pengawas proyek menyatakan bersedia untuk mengawasi kembali proses pembangunan gapura sejak awal.

"Jadi gapura itu bakalan dibangun lagi dari awal, konsultan pengawas juga bersedia mengawasi tanpa dibiayai oleh anggaran daerah," bebernya.

Dari hasil pertemuan itu pun didapati sebuah poin mengenai analisa penyebab ambruknya gapura. Iwan menyampaikan, secara konstruksi air hujan masuk ke dalam kolom atau sela-sela gapura. Sehingga menyebabkan dorongan dari batu kali yang dijadikan sebagai fondasi di dalam gapura.

"Karena air masuk ke dalam kolom gapura, terus mendorong batu kali yang jadi pondasi didalam gapura terdorong sampai ambruk," ucap Iwan.

Sebelumnya Bupati Cirebon, Imron Rosyadi sempat melakukan inspeksi pasca ambruknya bangunan gapura tersebut. Dalam sidak yang dilakukannya, Imron meluapkan kekecewaan dengan cara menunjukan keburukan kualitas bangunan dihadapan kontraktor saat meninjau langsung kondisi salah satu gapura Taman Pataraksa yang ambruk.

"Saya tahu kabar gapura Taman Pataraksa ambruk setelah membaca di media. Untuk memastikan kualitas bangunan saya sekarang langsung turun ke lokasi," ungkapnya.

Imron menegaskan, setelah meninjau lokasi kejadian dinyatakannya kualitas bangunan tidak memenuhi kriteria. "Saya meminta ke dinas terkait untuk menindaklanjuti agar kontraktor yang mengerjakan ini (Gapura) tidak digunakan lagi," tegasnya.

Secara rinci dia menerangkan, mengenai kualitas konstruksi bangunan yang ditinjaunya jumlah besi yang digunakan sebagai pondasi terbilang kurang. Kemudian, konstruksi bangunan sangat buruk karena hanya batu yang ditumpuk sebagai pondasi didalam gapura tanpa memperhatikan jumlah semen yang digunakan.

"Tadi saya liat besi yang jadi sloof sangat kurang, isian pondasi gapura juga cuma batu ditumpuk tapi campuran semennya gak ada," jelasnya.

Dirinya meminta kedua gapura yang ada di Taman Pataraksa dibangun kembali dari awal dengan kualitas yang baik agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

(sud/sud)


Hide Ads