Kilas Balik Gedung Negara Cirebon yang Kini Jadi Tempat Rekreasi Warga

Kilas Balik Gedung Negara Cirebon yang Kini Jadi Tempat Rekreasi Warga

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Selasa, 26 Des 2023 09:00 WIB
Gedung Negara Cirebon
Gedung Negara Cirebon (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Sebagian orang yang sering melewati Jalan Siliwangi menuju arah Gunung Jati tentu tidak asing dengan sebuah gedung besar yang di atas bagian bertuliskan Gedung Negara. Ternyata bangunan dengan warna dasar putih tersebut memiliki sejarah yang panjang.

Dibangun sekitar tahun 1865 dengan nama Gedung Karesidenan Cirebon. Pada masa pembangunannya Keresidenan Cirebon dipimpin oleh seorang kolonial Belanda yang bernama Albert Wilhelm Kinder De Camurecg. Tujuan dibangunya Gedung Karesidenan Cirebon adalah untuk rumah dinas dari para pejabat kolonial yang ada di Cirebon.

Menurut Dosen Sejarah Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon Tendi mengatakan ada beberapa alasan kenapa Gedung Negara dibangun di daerah yang jaraknya cukup jauh dari daerah perairan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Daerah dekat perairan dianggap sebagai sebuah daerah yang tidak sehat dan kumuh, akhirnya dibangun di daerah yang agak jauh dari perairan," kata Tendi Rabu (20/12/2023).

Sebelumnya pemukiman komunitas Belanda di Cirebon ada di daerah yang dekat dengan area pantai seperti di jalan Samadikun Lemahwungkuk. Beberapa gedung yang dibangun di daerah dekat dengan jalan tersebut adalah Bank Sentral, Kantor Pos, BAT dll.

ADVERTISEMENT

Menurut Tendi daerah situ dulunya merupakan masih area pantai. " Orang Belanda dulunya komunitasnya di sana tapi karena dekat dengan pantai dan dianggap sebagai area yang tidak sehat akhirnya pembangunan di pindah ke area yang dekat dengan daratan," tutur Tendi.

Oleh karena itu Gedung Keresidenan dibangunnya agak jauh dari pantai tidak seperti bangunan kolonial lain. Tujuan dibangunnya gedung negara selain untuk rumah dinas juga digunakan untuk kantor Keresidenan Cirebon.

"Gedung Negara digunakan sebagai pusat Keresidenan Cirebon yang membawahi beberapa daerah seperti Kuningan, Majalengka, Indramayu dan juga Galuh sebelum bergabung dengan Priangan," kata Tendi.

Gedung Negara CirebonGedung Negara Cirebon Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Dirancang oleh seorang Arsitek berkebangsaan Belanda bernama Van Den Berg dengan mengikuti gaya dari arsitektur Istana Merdeka yang ada di Jakarta. Pada saat pendirian bangunan Gedung Negara memiliki luas sekitar 2.120 meter persegi dengan luas total lahan mencapai 27.315 meter persegi.

Di sekeliling Gedung Negara dibangun pagar tembok yang mengelilingi seluruh area Gedung Negara. Di bagian depan Gedung Negara terdapat sebuah taman melingkar dengan tugu di tengah-tengahnya. Dan di bagian sebelum masuk Gedung Negara terdapat beberapa pos jaga keamanan.

Salah satu mitos yang berkembang di Gedung Negara adalah adanya sebuah terowongan rahasia di bawahnya, yang menghubungkan gedung negara dengan tempat lain," Apalagi Gedung Negara dan Balai Kota itu sejajar serta tidak jauh dari sungai, Tapi yang pasti itu mitos belum terbukti kebenarannya," tutur Tendi.

Dalam perkembangannya Menurut Tendi setelah kemerdekaan Gedung Negara berganti-ganti kepemilikan dari mulai pemerintahan provinsi hingga Badan Koordinasi daerah. "Yang jelas sering beralih kepemilikan tapi yang pasti masih milik negara," tutur Tendi.

Meskipun statusnya bangunan bersejarah Gedung Negara tidak dibuka untuk umum. Pengujung hanya diperbolehkan berkeliling di sekitar Gedung Negara saja.

Kandang Rusa

Hal lain yang menarik di Gedung Negara ada di sebelah kiri gedung negara ada sebuah kadang hewan yang dihuni oleh rusa dengan jumlah yang cukup banyak. Kawanan rusa tersebut didatangkan secara khusus dari Istana Bogor.

"Awalnya cuman ada 8 rusa namun sekarang sudah beranak pinak jadi banyak," kata Mulyono (35) pedagang sayuran untuk makan rusa di Gedung Negara.

Gedung Negara CirebonGedung Negara Cirebon Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Menurut Mulyono rusa-rusa yang ada di Gedung Negara hingga hari ini sudah mencapai sekitar 28 ekor rusa. Rusa-rusa ini menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung untuk datang ke Gedung Negara. Mulyono sendiri sudah hampir 14 tahun berjualan sayuran untuk makan rusa di Gedung Negara.

"Ramainya kalo hari sabtu-minggu sama sore hari, banyak pengunjung di sini," kata Mulyono.

Terlihat kawanan rusa yang kesana kemari menghampiri para pengunjung yang membawa sayuran seperti kangkung dan wortel. Salah satu pengunjung Lina (35) mengatakan dirinya sering datang ke Gedung Negara bersama anak-anaknya.

"Tempatnya enak nyaman, cocok buat menghabiskan waktu sore sambil mengasuh anak-anak, apalagi di sini murah cuma beli sayur aja 5000 ribu buat makan rusa," tutur Lina.

Di depan kandang rusa di sediakan tempat duduk untuk bersantai dan warung-warung penyedia makanan dan minuman ringan. Hingga hari ini pengunjung yang ingin berekreasi di sekitar Gedung Negara sambil menikmati kawanan rusa masih belum kenakan tarif.

(yum/yum)


Hide Ads