Pemkab Garut Gelar Rakor Bahas Evaluasi Program Penurunan Stunting

Pemkab Garut Gelar Rakor Bahas Evaluasi Program Penurunan Stunting

Erika Dyah Fitriani - detikJabar
Selasa, 05 Des 2023 19:14 WIB
Rakor Stunting
Foto: Pemkab Garut
Jakarta -

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Garut Yayan Waryana menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat dalam mengatasi stunting agar dapat hidup lebih sehat. Hal ini ia sampaikan dalam Rapat Koordinasi (rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

"Pemenuhan makanan sehat yang bergizi, terus kebiasaan, adat istiadat itu bisa membentuk sebuah pemikiran mindset agar mereka bisa bangun," ucap Yayan dalam keterangan tertulis, Selasa (5/12/2023).

Yayan menjelaskan masyarakat harus dapat lebih mandiri dan tidak hanya menunggu adanya bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Ia mengatakan pihaknya telah memberikan advokasi, sosialisasi, serta pemahaman terkait perubahan perilaku agar masyarakat bisa membangun diri sendiri demi menghindari dan terlepas dari kondisi stunting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, itulah barangkali yang kita semua selalu berkumpul. Bukan hanya kali ini ya, rapat koordinasi ini adalah rapat untuk mengevaluasi," lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Anak DPPKBPPPA Garut Budi Kusmawan mengungkapkan rapat koordinasi ini merupakan implementasi dari Dana Alokasi Khusus (DAK) BKKBN.

ADVERTISEMENT

Pihaknya mengevaluasi kegiatan percepatan penurunan stunting yang pelaksanaannya telah mencapai 90%. Budi memaparkan rakor ini membahas evaluasi terkait dengan kegiatan percepatan penurunan stunting di setiap SKPD yang telah direncanakan di awal tahun 2023.

"Kegiatan-kegiatan baik itu di kecamatan atau desa lokus maupun kegiatan percepatan penurunan stunting secara umum di Kabupaten Garut ini sudah terlaksana hampir 90% kegiatan-kegiatan yang beririsan dengan percepatan penurunan stunting," terangnya.

Setelah rakor ini, ia mengaku pihaknya akan menyelenggarakan kembali rapat koordinasi di minggu ketiga bulan Desember. Rakor lanjutan ini bertujuan mengisi secara tuntas 8 Aksi Konvergensi yang ada di aplikasi Aksi Bangda milik Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri).

"Di samping pelaksanaan di lapangan, juga pelaporannya insyaallah akan kita targetkan 100%. Termasuk kita juga insyaallah akan mengundang para camat, para kepala desa, yang menjadi lokus terkait dengan percepatan penurunan stunting di tahun 2023," ujarnya.

Lebih lanjut, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Garut dr. Tri Cahyo Nugroho menyampaikan capaian Pemkab Garut dalam mengatasi stunting. Pihaknya mendapat penghargaan Anugerah Stunting Award dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupa penghargaan terbaik ketiga dalam Aksi Konvergensi dan terbaik kedua untuk Inovasi Penurunan Stunting.

"Adapun kondisi stunting kita hari ini kita juga mendapatkan apresiasi insentif fiskal dari pemerintah pusat, di Kabupaten Garut dialokasikan untuk PMT balita stunting. Dan hari ini sudah kita bagikan ke puskesmas dan kemarin saya lihat Pak Bupati ikut membagikan di wilayah-wilayah selatan," ucap dr. Tri.

Pihaknya juga telah melakukan pengukuran dan penimbangan sehingga menghasilkan angka stunting di Kabupaten Garut sekitar 11,8%. Meskipun begitu, ia mengaku saat ini masih menunggu hasil rilis SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

dr. Tri menerangkan Pemkab Garut telah melakukan beberapa upaya dalam penanganan stunting, meliputi intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Beberapa program yang telah dilakukan antara lain Memastikan Semua Ibu Hamil Terlayani (MELANI), Remaja Putri Sehat Bebas Anemia (RISSA), dan Temukan, Obati, Sayangi, balita Stunting (TOSS).

"TOSS stunting itu kita berbicara tentang pemberian makanan tambahan, temukan obati, sayangi, balita stunting, tapi di dalamnya kita juga bicara tentang edukasi tentang ASI eksklusif, kita juga edukasi dengan pemberian makanan pendamping ASI dan tentunya juga bicara tentang PHBS. Kita juga bicara tentang STBM," paparnya.

Ia berharap dengan adanya rakor ini, semua permasalahan stunting di Kabupaten Garut dapat diidentifikasi dan dipecahkan. Dengan demikian, pihaknya dapat menemukan solusi penanganan stunting yang efektif di Kabupaten Garut.

"Dengan kegiatan rapat ini mudah-mudahan membuahkan suatu evaluasi-evaluasi yang sangat berharga untuk tahun 2024 dan tahun-tahun mendatang," pungkasnya.

(ncm/ncm)


Hide Ads