Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi dengan Operasi Vertical Rescue

Kabupaten Bandung Barat

Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi dengan Operasi Vertical Rescue

Whisnu Pradana - detikJabar
Selasa, 28 Nov 2023 22:18 WIB
Workshop Vertical Rescue di Gunung Masigit, KBB
Workshop Vertical Rescue di Gunung Masigit, KBB (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi sudah di depan mata. Kantor Basarnas Bandung mulai menyiapkan personel dan peralatan sejak praserta saat operasi diperlukan.

Salah satu metode penyelamatan dan evakuasi korban bencana alam yakni vertical rescue atau evakuasi medan terjal. Sebuah metode penyelamatan dalam kondisi khusus yang mesti dikuasai para rescuer, baik dalam lembaga resmi seperti Basarnas, BPBD di tingkat kota/kabupaten, serta relawan.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung, Supriono mengatakan jika metode vertical rescue sangat dibutuhkan baik itu di dalam pelatihan maupun operasi SAR.

"Karena tidak menutup kemungkinan operasi SAT untuk menyelamatkan nyawa manusia dengan penanganan khusus. Vertical rescue inilah yang tepat diterapkan pada kecelakaan yang membutuhkan penanganan khusus tersebut," kata Supriono saat ditemui kegiatan 'Vertical Rescue Workshop 2023' di Kampus Lapangan PPSDM Geominerba, Gunung Masigit, Padalarang, Selasa (28/11/2023).

Vertical rescue memiliki tingkat kesulitan yang berbeda ketimbang penanganan dalam kasuistis tertentu. Sehingga tidak semua personel dan semua orang bisa melakukannya tanpa melalui pelatihan khusus.

"Berkaca dari hal itu, tentunya vertical rescue ini menjadi potensi SAR yang sangat luar biasa dibutuhkan di dalam komponen operasi SAR untuk Basarnas dan BPBD daerah lainnya," kata Supriono.

Belakangan beberapa daerah di Jawa Barat sendiri, khususnya Bandung Raya sudah mengalami bencana hidrometeorologi di musim penghujan meskipun belum mencapai puncaknya.

"Tentunya vertical rescue ini sudah masuk di database kami sebagai potensi SAR, antisipasi di musim penghujan atau bencana hidrometeorologi. Kami pun sudah menyiapkan baik personel atau peralatan," kata Supriono.

Kantor Basarnas bahkan sudah menempatkan personel-personelnya di beberapa titik, seperti Pos SAR Tasikmalaya dan Pangandaran. Termasuk di Cianjur, meskipun belum semua daerah memiliki Pos SAR.

"Inilah ujung tombak kami untuk mengantisipasi dan memberikan respon time secara cepat terhadap adanya bencana ataupun kondisi mengancam jiwa manusia," kata Supriono.

"Artinya personel dan peralatan ini sudah kita sebarkan di beberapa tempat itu dan tentunya ini untuk menjaga keselamatan warga jawa barat apabila melakukan aktivitas di alam bebas," imbuhnya.

Pada workshop kali ini, peserta bakal menerima 17 materi mengenai vertical rescue. Termasuk personel Basarnas yang juga bakal menyamakan kesepahaman soal efektivitas dan efisiensi dalam operasi vertical rescue.

"Untuk yang disampaikan di workshop ini ada 17 materi. Misalnya membahas penggunaan angkur, bagaimana menurunkan korban dari ketinggian, bagaimana cara menyeberangkan korban yang sudah dievakuasi, dan lain sebagainya," kata Harry Suliztiarto, pengarah sekaligus pemateri kegiatan 'Vertical Rescue Workshop 2023'

Keterlibatan Basarnas menjadi hal yang juga penting. Sebab pada relawan di BPBD tingkat kota dan kabupaten, juga diperlukan kematangan dan pembagian personel sesuai kompetensinya.

"Kalau BPBD sebetulnya mereka 70 persen sudah tahu dan menguasai, 30 persen pada alat. Hanya saja setiap orang punya seragamnya masing-masing, misalnya orang ini tentang api, yang lain soal ketinggian, ada yang penyusuran gua. Intinya harus sesuai porsi supaya efektif dan efisien dalam pelaksanaan operasi," kata Harry.

"Tentu Basarnas mendukung, nanti asosiasi di luar basarnas akan menjadi tim mereka. Namanya potensi keahlian khusus. Misalnya ada yang porsinya menyelam, menyusuri gua, ketinggian, itu harus punya pasukan sendiri. Nah seperti ketinggian, itu kita diskusikan ilmunya di sini," imbuhnya.

(iqk/iqk)


Hide Ads