Cerita Pohon Raksasa Pelindung Mata Air Cikandung Sumedang

Cerita Pohon Raksasa Pelindung Mata Air Cikandung Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Kamis, 23 Nov 2023 06:00 WIB
Sirah Cai Cikandung di Dusun Sukasari, Desa Nyalindung, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang.
Pohon di Sirah Cai Cikandung, Dusun Sukasari, Desa Nyalindung, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Di Kabupaten Sumedang terdapat pepohonan yang menjaga kelestarian dari tujuh mata air dan dikenal dengan sebutan Sirah Cai Cikandung. Pepohonan itu berada di Dusun Sukasari, Desa Nyalindung, Kecamatan Cimalaka.

Puluhan jenis pohon berbagai ukuran tumbuh di sebuah bukit yang lokasinya berada tepat di atas tujuh mata air tersebut. Ketujuh mata air itu membentuk sebuah kolam yang oleh warga dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, mengaliri lahan persawahan serta dijadikan sebagai objek wisata unggulan bagi desa setempat.

Beberapa pohon berukuran "raksasa" pun tumbuh di sana. Di antaranya pohon hantap/antap, pohon beringin, pohon kiserut, pohon dangdeur dan jenis pohon lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asep Suryapudin, salah seorang penjaga mata air Cikandung mengatakan, pepohonan yang ada di sekitar mata air Cikandung telah menjaga kelestarian dari mata air tersebut.

"Pohon hantap, pohon kiserut, pohon dangdeur itu dulunya adalah pohon-pohon rawa yang sekarang menjadi penjaga kelestarian dari mata air Cikandung," ungkap Asep kepada detikJabar belum lama ini.

ADVERTISEMENT

Asep menyebut, pepohonan itu tumbuh di area lahan sekitar 1,7 hektare yang berada di sekitar mata air Cikandung.

"Jadi betul, pepohonan ini itu sebagai pelindung, kalau tidak ada pepohanan ini maka mata air pun bakal tidak ada," ujarnya.

Asep pun menunjukkan salah satu pohon berukuran besar yang dikenalnya sebagai pohon hantap heulang (pohon antap elang).

Sirah Cai Cikandung di Dusun Sukasari, Desa Nyalindung, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang.Sirah Cai Cikandung di Dusun Sukasari, Desa Nyalindung, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Foto: Nur Azis/detikJabar

Pohon itu memiliki diameter batang cukup besar serta tingginya yang menjulang. Batang paling bawah atau sebelum sampai ke bagian akar, terlihat melebar.

"Pohon hantap di sini itu ada dua, ada pohon hantap biasa dan pohon hantap heulang dan yang membedakannya itu pada daunnya, pohon hantap biasa itu daunnya lebih kecil dari pohon hantap heulang," terangnya.

Asep menyebut, pohon-pohon besar yang ada diperkirakan telah berusia ratusan tahun. "Konon dulu pada zaman Belanda di blokan sini masih itu ditanami sereh wangi yang dulu pabriknya ada di daerah Citimun," ujarnya.

Ia pun mengimbau kepada warga agar bersama-sama dapat menjaga kelestarian alam di sekitar mata air Cikandung. "Saya mengimbau kepada warga jangan sampai menebang pohon secara sembarangan baik pohon berukuran kecil maupun besar di area mata air Cikandung, kita sama-sama jaga kelestariannya," ucapnya.

(iqk/iqk)


Hide Ads