Eggi Eirin Ismail mencoba meraup cuan melalui bisnis pencucian dan reparasi helm. Sudah dua dekade Eggi menggeluti bisnis tersebut. Lantas, bagaimana cerita Eggi memulai hingga mengembangkan bisnisnya?
Bisnis pencucian dan reparasi helm milik Eggi itu bernama Banda Cemerlang Helmet yang ada di Jalan Ibu Inggit Garnasih No 102, Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung. detikJabar berkesempatan berkunjung ke tempat cuci dan servis helm itu dan bertemu dengan sang pemilik Eggi Eirin Ismail. Saat membuka perbincangan, Eggi mengaku usahanya itu sudah didirikan 20 tahun yang lalu.
"Sejak tahun 2004 dulunya di Jalan Banda makannya namanya Banda Cemerlang, kalau yang di Jalan Inggit Garnasih ini cabangnya," kata Eggi kepada detikJabar, Selasa (21/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Eggi, selain bisa cuci dan servis dulu di tempatnya juga bisa melakukan pengecatan helm.
"Dulu kita bisa segala, sampai ke pengecatan, sekarang karena tempatnya terbatas beberapa bulan lalu pengecatan kita setop dulu," ujarnya.
Untuk servis, helm dengan keluhan apa saja yang bisa dilakukan di tempat Eggi?
"Servis kaya yang kecil-kecil dari mulai mencuci, mengganti kaca, mengganti tapi, seseorang, anut, karet, kain hingga busa bisa kita perbaiki sampai ada helm yang susah bu kita bisa resize," ungkapnya.
Bisa Ganti Ukuran
Jika Anda memiliki helm yang ukurannya kecil dan mau dibesarkan, di tempat milik Eggi juga bisa membesarkan ukuran helm. Caranya dengan melakukan penggantian styrofoam atau gabus sintetis helmnya. "Ganti ukuran bisa, misal ukuran XXL sudah jarang, apalagi XXXL. Dari mulai styrofoam hingga busa diganti, dari XL bisa jadi XXL bahkan XXXL, bisa diganti kalau batoknya memungkinkan," ujarnya.
Untuk harga servis bervariasi, namun untuk cuci kisaran Rp20-40 ribu per helm. "Variasi dari Rp3-4 ribu sampai dengan Rp350 ribu untuk helm impor yang sulit polanya dan kita buat lagi polanya," ujarnya.
Tak hanya helm buatan dalam negeri, helm-helm buatan luar negeri juga bisa diperbaiki di tempat Eggi.
"Paling jarang kalau helm keluaran lama dan pengen ganti kaca sementara kacanya sudah tidak dijual kit bikin custom dan kita bikin lubang dan kaitan, itu yang lumayan sulit," tuturnya.
"Untuk cuci paling cepat 45 menit selesai, langsung kering dan bisa dipakai lagi," tambahnya.
Cerita Helm Rusak Diperbaiki Lagi
Eggi mengatakan, dia pernah mendapatkan pengalaman menarik saat mereparasi helm. Helm rusak milik seseorang diperbaiki lagi karena memiliki cerita di baliknya yakni helmnya pernah menyelamatkan sang pemilik dari kejadian kecelakaan lalu lintas.
"Banyak helm istilah Sunda jimat, pernah jatuh dan nyelamatin nyawa dia, helmnya udah lama, busanya rusak, harus diperbaiki dan diperbaharui lagi
Eggi mengaku, profesinya saat ini dijalani secara otodidak, yang di mana pada awal tahun 2004 dia hanya memiliki keahlian cuci helm saja.
"Dulu tempat servis helm di Bandung baru ada satu dan saya coba maklon, saya lihat hasilnya bisa saja dan saya ingin lebih bagus dan dulu saya belajar ke teman buat pola, bikin pola yang bagus, dari situ saya belajar menjahit, kira-kira 3-6 bulan belajar baru saya terima order dari luar," terangnya.
Tak hanya helm motor, helm sepeda, helm pilot, helm mobil, menurut Eggi sama dan di tempatnya bisa dilakukan servis.
"Sekarang kebanyakan nyuci dan ganti kain atau busa. Bukan Bandung saja, luar kotakan banyak, sampai luar pulau ada, terakhir helm sepeda dari Padang," jelasnya.
Selain itu, untuk sparepart helm itu sendiri ada yang dia beli dan ada dia buat seperti buat busa custom. "Ada busa udah jadi tapi pembeli pengen lebih pas ukurannya, kalau sudah jadi ukurannya tidak ada pilihan," ujarnya.
Sama seperti profesi lainnya, cuci dan servis helm di tempat Eggi ada momen-momen tertentu kebanjiran ordernya, salah satunya menjelang lebaran. "Biasanya mau lebaran, pas pagi puasa, itu meningkat, itu bisa dua-tiga kali lipat, sekarang karena sudah ada saingan sedikit menurun, tapi meningkat dari hari biasanya," pungkasnya.
(sud/sud)