Berikut rangkuman Jabar hari ini.
1. Alasan Danu Menyerahkan Diri di Kasus Pembunuhan Tuti-Amel
M Ramdanu alias Danu menjadi saksi kunci untuk Polda Jawa Barat dalam mengungkap kasus pembunuhan Tuti (55) dan anaknya Amelia Mustika Ratu (23). Lewat kesaksiannya itu, Danu membongkar peran Yosep Hidayah, Mimin, Arighi Reksa Pratama, dan Abi dalam tragedi berdarah yang terjadi di Jalancagak, Subang, 18 Agustus 2021 itu.
Sebagaimana diketahui, Danu yang berstatus sebagai keponakan sekaligus sepupu korban telah menyerahkan diri ke Polda Jabar dan mengakui semua keterlibatannya dalam pembunuhan Tuti dan Amel. Ia sudah ditetapkan menjadi tersangka bersama suami sekaligus ayah korban, Yosep, istri muda Yosep, Mimin, serta kedua anak Mimin yakni Arighi dan Abi.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Surawan mengatakan, polisi sebetulnya sudah memiliki kecurigaan dari keterlibatan Danu sejak melakukan pemeriksaan dua pekan lalu. Namun, penyidik belum memiliki keyakinan untuk menetapkan keponakan sekaligus sepupu korban itu menjadi tersangka.
Baru Selasa (17/10) kemarin, Danu akhirnya menyerahkan menyerahkan diri ke Polda Jabar. Didampingi kuasa hukumnya, Danu lalu mengajukan diri menjadi JC untuk bisa membongkar semua kasus tersebut.
"Jadi dia selama ini ada merasa tekanan. Memang dua minggu lalu dia sempat mengaku pada saat kita melakukan pemeriksaan, namun kita sendiri belum yakin. Dan kemarin, menurut pengakuan dia, dia sudah berdiskusi dengan keluarga dan kuasa hukumnya, alangkah bagusnya dia menyerahkan diri dan mengakui semua perbuatannya," ucapnya.
Lewat pengakuan Danu juga, terungkap peran Yosep yang menjadi eksekutor saat membunuh Tuti dan Amel. Danu mengaku diperintah mengantarkan golok ke TKP oleh Yosep, hingga akhirnya menyadari golok itu digunakan untuk mengeksekusi korbannya setelah Danu mendengar teriakan dari dalam rumah.
Selain itu, Danu mendapat perintah untuk membersihkan TKP setelah Yosep dan lainnya mengeksekusi kedua ibu serta anak tersebut. Tuti dan Amel kemudian ditemukan bersimbah darah di dalam bagasi mobil Alphard berkelir hitam yang terparkir di garasi rumahnya.
Atas pengakuan Danu, Yosep dan keluarganya masih membantah tuduhah tersebut. Namun, polisi menemukan bukti dan alat petunjuk yang kuat untuk menetapkan kelimanya menjadi tersangka pembunuhan.
Salah satunya adalah temuan bercak darah di bajunya Yosep. Bercak darah yang ditemukan polisi di baju Yosep ini kata Surawan, sesuai dengan pengakuan Danu. Ia mengungkapkan, Danu saat itu melihat Yosep mengenakan baju yang sama saat mengeksekusi istri dan anaknya tersebut.
"Menurut keterangan MR, baju ini digunakan pada saat malam itu YH mengajak MR ke TKP. Dan dari baju inilah kita mendapatkan alat bukti yang kuat terhadap kasus ini dan menetapkan tersangka kepada YH," tuturnya.
Yosep pun ditengarai merupakan pelaku utama dari kasus pembunuhan tersebut. Namun, Surawan mengaku masih mendalami motif kasus yang menghebohkan tersebut.
"Pelaku utamanya YH. Tapi kita masih mendalami motif tersangka ini, kita masih mengumpulkan bukti lain kemudian mencari barang bukti yang dilakukan melakukan pembunuhan," pungkasnya.
2. Gudang Limbah Sepatu di Cibaduyut Bandung Kebakaran
Gudang limbah sepatu di Kelurahan Cibaduyut Kidul, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, terbakar, Kamis (19/10/2023) siang. Api melahap habis tempat tersebut hingga rata dengan tanah.
Pantauan detikJabar, Kamis (19/10/2023) sekitar Pukul 13.00 WIB, petugas Diskar PB Kota Bandung masih melakukan pemadaman di lokasi kejadian.
Asap tebal masih keluar dari obyek yang terbakar di antaranya bahan baku sol sepatu, karet, spons dan lainnya. Ada juga sejumlah gerobak dan sepeda ikut terbakar.
Warga sekitar juga bahu membahu-membantu menyingkirkan material yang terbakar agar proses pemadaman berlangsung dengan cepat.
Ketua RW setempat Iwan mengatakan obyek yang terbakar gudang limbah sepatu. "Gudang sol," kata Iwan kepada detikJabar.
Sekitar Pukul 13.27 WIB petugas masih melakukan pendinginan dan setelah sejumlah mobil Damkar diterjunkan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. "Tidak ada, sedang tidak ada aktivitas," tambah Iwan.
Belum diketahui penyebab dan kerugian dari kejadian kebakaran ini.
3. Badut Cabul Sasar Remaja SMA di KBB
Media sosial digegerkan dengan aksi pelecehan seksual begal payudara yang dilakukan oleh pengamen badut karakter doraemon terhadap seorang remaja perempuan.
Usut punya usut, pelecehan seksual itu terjadi di Jalan Citapen, Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Rabu (18/10/2023) sekitar pukul 15.00 WIB.
Dalam video yang diunggah akun instagram my.april5, pelaku pelecehan seksual itu diamankan warga. Ia sempat diinterogasi soal berapa kali sudah melakukan pelecehan seksual selain pada korbannya kali ini. Disebutkan juga bahwa badut doraemon itu kerap mencuri di wilayah Desa Citapen.
Kapolsek Cililin, AKP Asep Saepuloh, mengatakan badut doraemon pelaku pelecehan seksual itu saat ini sudah diamankan dan sedang dalam pemeriksaan.
"Untuk pelakunya sudah kita amankan, kejadiannya kemarin sore sekitar jam 3 di daerah Citapen, Cihampelas," ujar Asep saat dihubungi, Kamis (19/10/2023).
Kronologis pelecehan seksual itu terjadi saat korban berinisial RA yang baru lulus SMA, sedang berjalan dengan seorang temannya. Saat itu mereka berpapasan dengan pelaku yang mengenakan kostum doraemon.
"Jadi korban sedang berjalan dengan temannya, lalu berpapasan dengan pelaku. Pelaku ini langsung memegang bagian payudara korbannya kemudian dia berjalan pergi sampai akhirnya diamankan warga sekitar," kata Asep.
Berdasarkan pemeriksaan terhadap pelaku berinisial GG (26), aksi pelecehan seksual itu merupakan yang kesekian kalinya. Namun pada peristiwa kali ini, ia tertangkap lalu diserahkan ke pihak kepolisian.
"Pengakuannya sudah beberapa kali, seperti ada kelainan. Nanti akan diperiksa juga kondisi pelakunya, dan saat ini kasusnya terus berlanjut karena korban membuat laporan," tutur Asep.
4. Kejanggalan Tabiat dan Misteri Kematian Wanita di Lembah Cisolok
Empat bulan berlalu, sosok mayat yang diketahui seorang perempuan itu belum juga berhasil diungkap polisi. Tidak banyak barang bukti yang dikumpulkan, hanya sehelai pakaian, celana training dan sepasang sandal jepit warna hitam dan cincin kayu.
Pagi yang sunyi di dekat sebuah vila terkoyak setelah suara teriakan panik keluar dari mulut Pepen (50). Pencari telur semut itu melihat sesosok mayat membusuk di lembah, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Waktu menunjukan pukul 08.00 WIB, hari itu Sabtu (17/6/2023). Dalam waktu singkat, lokasi penemuan mayat langsung dipenuhi para petugas dari Inafis Polres Sukabumi. Posisi mayat terlentang, dengan sebagian wajah rusak dimakan belatung.
"Saat itu saya sedang berusaha mengambil sarang semut, mau ambil telur semut atau kroto. Karena gantar saya kurang panjang, saya nyari dulu sambungan bambu sampai di dekat jurang tebing lah ya," kata Pepen kepada detikJabar, dua hari setelah kejadian, saat itu Senin (19/6/2023).
Pepen memang terbiasa mengambil sarang semut, satu pekan sekali dia berangkat mencari kroto. Namun hari itu benar-benar hari yang tidak bisa dilupakan Pepen.
"Saat saya lihat ke dasar jurang, sedalam 3 meter mata saya melihat sesosok tubuh. Awalnya saya pikir itu bebegig (orang-orangan sawah) yang punya kebun, karena memang sering ada monyet di kawasan ini buat nakut-nakutin," kata Pepen.
Saat itu Pepen mengaku sempat mundur beberapa langkah, namun rasa penasaran menggelayut di pikirannya. Ia kembali maju dan menajamkan matanya.
"Saya lihat, ada tangan, ada kaki, pakaian. Hanya wajahnya memang tidak terlihat. Itu yang saya awalnya bukan manusia, karena wajahnya rusak menghitam banyak lalat dan belatung. Akhirnya setelah tahu itu mayat, saya lari ke arah villa," cerita Pepen.
Nafas Pepen sepenggalan, sekadar diketahui dari lokasi menuju villa sekitar 300 meter. Jalan aspal di kawasan itu merupakan kawasan private property milik villa, di sekitar lokasi hanya kebun warga dan jalan batu, jauh dari perkampungan.
"Sampai sekarang masih teringat, masih trauma masih takut. Sudah dua hari saya libur tidak nyari sarang semut. Masih takut, segitu mah saya ludieungan (berani) kalau orang lain mungkin sudah pingsan. Tapi masih ginggiapeun (terbayang)," ujarnya.
5. Puluhan Penumpang Ditinggal Kereta Cepat Whoosh
Puluhan pengguna Kereta Cepat Whoosh dari wilayah Bandung Raya yang hendak menuju Jakarta ditinggal karena KAA Feeder terlambat datang ke Stasiun Kereta Cepat Whoosh Padalarang, Kamis (19/10/2023).
Salah satunya Riki Suhandoyo (25), warga Kota Bandung jadi satu di antara 30 penumpang yang dirugikan akibat KA Feeder dari Stasiun Bandung yang terlambat tiba di Stasiun Kereta Cepat Whoosh, Padalarang.
"Iya betul saya hari ini jadi salah satu penumpang yang ditinggal kereta cepat karena terlambat datang di Stasiun Padalarang. Akhirnya harus menunggu jadwal pemberangkatan selanjutnya," kata Riki saat dihubungi detikJabar.
Riki menjelaskan seharusnya ia dan penumpang lainnya tiba di Stasiun Kereta Cepat Whoosh Padalarang pada pukul 06.56. Namun ia terlambat datang karena KA Feeder tiba lebih dari jadwal yang telah ditentukan.
"Harusnya tiba di (Stasiun Whoosh) Padalarang itu jam 06.56, tapi telat sedangkan kereta cepat sudah mau berangkat. Kalau berangkat dari Stasiun Bandung sebetulnya tepat waktu, cuma saya juga nggak tahu penyebab keterlambatan kita tiba di Padalarang itu apa," kata Riki.
Alhasil ia yang harusnya tiba di jakarta sekitar pukul 08.00 WIB, justru baru berangkat dari Stasiun Kereta Cepat Whoosh Padalarang pada pukul 09.02 WIB.
"Jadi kita menunggu itu sekitar 2 jam lebih. Kita dikondisikan di ruang tunggu, baru berangkat dengan kereta selanjutnya itu jam 09.02 WIB," ujar Riki.
Keterlambatan pemberangkatan ke Jakarta itu sangat merugikan dirinya sebagai pegawai swasta. Niat hati ingin tiba dengan cepat, namun perjalanannya kali ini tak ubahnya perjalanan yang ditempuhnya saat menggunakan travel maupun kendaraan kantor.
Sementara itu, Manager Corporate Communication KCIC, Emir Monti mengatakan pihak KCIC memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan penumpang Kereta Cepat Whoosh.
"Kami memohon maaf pada penumpang yang mengalami keterlambatan karena adanya kendala operasional kereta feeder dari Stasiun Bandung," kata Emir melalui keterangan tertulis seperti diterima detikJabar.
Emir mengatakan Kereta Cepat Whoosh mengutamakan ketepatan waktu dalam operasionalnya dengan tingkat ketepatan waktu keberangkatan yang mendekati 100 persen. Sehingga Kereta Cepat Whoosh tidak dapat menunggu penumpang di luar jadwal keberangkatannya.
"Sebagai bentuk kompensasi atas kejadian tersebut, sebanyak 30 penumpang yang mengalami keterlambatan diperkenankan mengikuti perjalanan Kereta Cepat Whoosh selanjutnya tanpa harus membeli tiket baru," tutur Emir.
Daop 2 Bandung angkat bicara terkait keterlambatan Kereta Api (KA) Feeder yang mengangkut 30 penumpang dari Stasiun Bandung ke Stasiun Padalarang, Kamis (19/10/2023) pagi.
"Kereta Feeder dengan Nomor KA 7441 keberangkatan dari Stadiun Bandung pukul 06.22 WIB dalam perjalanan alami gangguan pada sistem pembakarannya," kata Manager Humas Daop 2 Bandung Mahendro Trang Bawono dikonfirmasi detikJabar via sambungan telepon.
Mahendro mengungkap, akibat gangguan pembakaran pada KA Feeder tersebut, penumpang alami keterlambatan sekitar 11 menit.
"Sehingga alami kelambatan ke Stasiun Padalarang 11 menit. Oleh karena hak tersebut ada 30 penumpang yang harusnya bisa naik Whoosh ketinggalan kereta," ungkapnya.
Dalam kejadian ini pihaknya meminta permohonan maaf kepada para penumpang. Meski demikian, Daop 2 Bandung langsung berkoordinasi dengan pihak KCIC dan alhamdulillah para penumpang dapat melanjutkan perjalanannya.
"Kami dari Daop 2 Bandung mohon maaf atas ketidaknyamanan penumpang yang ketinggalan, sebagai bentuk kompensasi KAI koordinasi dengan KCIC sehingga 30 orang bisa naik perjalanan Whoosh selanjutnya tanpa perlu membeli tiket lagi," terangnya.
Mahendro menyebutkan, KA Feeder yang alami gangguan pembakaran itu sudah dibawa ke Depo Lokomotif Bandung untuk dilakukan perbaikan.
"Kami punya 5 Feeder dengan pola operasi 14 perjalanan setiap harinya, sebenarnya sudah diantisipasi. Cuman memang gangguan itu, kaya musibah ya, kedepan kami akan lakukan evaluasi dan KA Feeder sedang diperbaiki di Depo Lokomotif Bandung," jelasnya.
Mahendro pastikan, jika kereta feeder itu alami gangguan pembakaran dan bukan gangguan lalu lintas KA. "Gangguan sistem pembakaran, memang murni pada operasional mesin, pada sistem pembakaran," pungkasnya. (bba/sud)