Tema dan Sejarah Hari Menopause Sedunia 18 Oktober 2023

Tema dan Sejarah Hari Menopause Sedunia 18 Oktober 2023

Muhammad Hasanudin Zuhdi - detikJabar
Rabu, 18 Okt 2023 04:30 WIB
Ilustrasi Menopause
Ilustrasi menopause. Foto: Getty Images/iStockphoto
Bandung -

Setiap tanggal 18 Oktober diperingati sebagai Hari Menopause Sedunia. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang menopause yang seringkali dianggap sebagai perubahan yang tabu dan tidak dipedulikan.

Menopause sendiri merupakan tahap alami dalam kehidupan setiap wanita dimana mereka tidak lagi mengalami siklus menstruasi pada tingkat lanjut usia.

Lantas bagaimanakah peringatan ini dapat memberikan pemahaman mendalam kepada para wanita yang mengalami siklus menopause? Berikut sejarah, fakta tentang menopause, dan gejala yang dialaminya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Hari Menopause Sedunia

Dilansir dari laman Everyday Health, pada tahun 2009, International Menopause Society (IMS) berkolaborasi dengan World Health Organization (WHO) untuk mengumumkan bulan Oktober sebagai Bulan Kesadaran Menopause Sedunia. Yang pada akhirnya, tanggal 18 Oktober dipilih sebagai Hari Kesadaran Menopause Sedunia.

IMS mengungkapkan bahwa tujuan peringatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai menopause dan ragam pilihan dukungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kaum wanita.

ADVERTISEMENT

The International Menopause Society (IMS) sendiri merupakan badan amal dari Inggris yang muncul pada tahun 1978 selama Kongres Internasional kedua tentang Menopause di Yerusalem. IMS berdiri untuk memastikan bahwa seluruh perempuan di seluruh dunia memiliki akses yang mudah dan adil ke pengetahuan dan layanan kesehatan yang didasarkan pada bukti ilmiah.

IMS mempunyai misi untuk mempromosikan dan mendukung akses universal terhadap layanan kesehatan yang mengikuti praktik terbaik bagi perempuan selama masa transisi menopause, dan tahun-tahun pasca-reproduksi. Sehingga, memungkinkan mereka mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang optimal.

Dilansir dari National Today, Pada abad tahun 1800-an di Inggris, para dokter meresepkan campuran minuman berkarbonasi sebelum makan untuk pasien yang mengalami menopause. Mereka juga menambahkan opium dan ganja sebagai obat untuk meredakan gejala menopause. Para dokter dibuat terkejut karena adanya gejala histeria yang menjadi salah satu efek sampingnya.

Pada dekade 1890-an, Ovariin menjadi obat yang diresepkan oleh dokter. Ovariin dibuat dengan mengeringkan dan menghancurkan ovarium sapi dan dianggap sebagai salah satu pengobatan komersial pertama, yang tersedia untuk meredakan gejala menopause.

Pada 1930-an, menopause dianggap sebagai penyakit defisiensi. Seiring berjalannya waktu, Terapi Penggantian Hormon (HRT) menjadi pengobatan yang umum digunakan dan merupakan metode paling canggih untuk mengatasi gejala menopause hingga saat ini.

Fakta Unik Tentang Menopause

Berdasarkan informasi dari laman World Health Organization, menopause ini adalah salah satu fase dalam rangkaian tahap kehidupan wanita yang menunjukkan berakhirnya kemampuan reproduksi. Setelah mencapai menopause, kemungkinan seorang wanita untuk hamil sangat rendah, kecuali dalam kasus yang jarang terjadi yang melibatkan penggunaan perawatan kesuburan khusus.

Sebagian besar wanita mengalami menopause antara usia 45 hingga 55 tahun sebagai bagian alami dari proses penuaan biologis.

Menopause terjadi akibat berkurangnya fungsi folikel ovarium dan penurunan kadar estrogen dalam sirkulasi darah.

Transisi menuju menopause dapat berlangsung secara bertahap, sering dimulai dengan perubahan dalam siklus menstruasi. Perimenopause mengacu pada periode yang dimulai ketika tanda-tanda ini pertama kali muncul dan berlanjut hingga satu tahun setelah menstruasi terakhir.

Perimenopause bisa berlangsung selama beberapa tahun dan mempengaruhi kesejahteraan fisik, emosional, mental, dan sosial. Terdapat berbagai jenis intervensi, baik non-hormonal maupun hormonal, yang dapat membantu meredakan gejala selama perimenopause.

Menopause juga dapat terjadi sebagai akibat dari prosedur bedah atau masalah medis lainnya.

Gejala Menopause

Mengutip dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB, seorang wanita yang akan memasuki masa menopause, biasanya akan mengalami gejala yang berbeda-beda. Gejala tersebut bisa berupa masalah kesehatan maupun psikologis.

Ada beberapa gejala menopause yang melibatkan keluhan fisik, diantaranya: ketidakteraturan siklus haid, gejolak panas dalam (hot flushes) di sekujur wajah, leher, dan dada, jantung berdebar, kekeringnya alat vital (vagina), dan menurunnya gairah seks.

Tak hanya itu, terjadi juga perubahan hormonal dari gejala menopause yang mempengaruhi emosional dan mental seperti: gangguan tidur, perubahan suasana hati (mood), dan munculnya perasaan depresi atau kecemasan.

Penting untuk mencatat bahwa menopause bukanlah akhir dari kehidupan, tetapi awal dari fase baru. Banyak wanita menemukan kedewasaan ini sebagai kesempatan untuk menjalani kehidupan yang lebih bebas dan memfokuskan perhatian pada kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Pendidikan tentang menopause adalah kunci untuk mengurangi ketidakpastian dan kecemasan yang mungkin dirasakan oleh wanita selama fase ini. Program kesehatan publik dan penyedia layanan kesehatan harus terus meningkatkan informasi dan dukungan yang tersedia untuk wanita yang menghadapi menopause. Ini melibatkan peningkatan akses ke perawatan medis, dukungan psikologis, dan penyuluhan tentang gaya hidup sehat.

Penting juga untuk menghapus stigma dan stereotip negatif yang sering terkait dengan menopause. Memahami bahwa setiap wanita mengalami perubahan ini dengan cara yang berbeda adalah langkah awal menuju pemahaman dan empati yang lebih baik. Menopause adalah tahap alami dalam kehidupan wanita, dan tidak seharusnya menjadi bahan ejekan atau perasaan malu.

Tema Hari Menopause Sedunia 2023

Dilansir dari laman International Menopause Society (IMS), perayaan Hari Menopause Sedunia tahun 2023 ini, mengangkat tema "Cardiovascular Disease".

Tema ini diambil karena semakin banyak wanita, terutama yang berusia muda, menghadapi masalah tekanan darah tinggi, obesitas, atau diabetes. Ini menyebabkan peningkatan kasus penyakit kardiovaskular, yang memengaruhi wanita dari berbagai kelompok usia.

Ada aspek penting lainnya yang perlu diperhatikan oleh wanita. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengalaman reproduksi sepanjang hidup seorang wanita, termasuk menstruasi, kehamilan, pengobatan kanker payudara, dan menopause, memiliki potensi memengaruhi risiko penyakit kardiovaskular di masa depan.

Salah satu akibatnya yakni jika menopause terjadi pada usia dini, seperti di bawah 45 tahun, atau dianggap prematur, yakni di bawah usia 40 tahun, risiko penyakit kardiovaskular dapat meningkat. Namun, menopause yang terjadi pada usia rata-rata 51 tahun dapat meningkatkan risiko tersebut. Penggunaan terapi hormon menopause, terutama bagi wanita yang mengalami menopause dini atau prematur, direkomendasikan untuk mengurangi risiko penyakit jantung.

Oleh karena itu, IMS mengajak bergaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Ada lima faktor gaya hidup yang sangat penting, yakni tidak merokok, melakukan aktivitas fisik secara teratur, makanan sehat, menjaga berat badan yang seha, dan memastikan tidur yang cukup.

Menghormati Hari Menopause Sedunia adalah cara untuk mengakui pentingnya kesehatan wanita dan memberikan dukungan kepada mereka yang menghadapi tantangan ini. Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang menopause, kita dapat membantu wanita memasuki fase ini dengan keyakinan dan kesejahteraan, serta memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan.

(sud/sud)


Hide Ads